-----
[1/11 11.36] Wurry Agus Parluten: Poin 2. Ya, iyalah Rul. Ngapain nyari masalah? Meskipun ada agama tanpa Nabi/Rasul.
[1/11 11.37] Wurry Agus Parluten: Yang menjadi kritik di sini adalah...
[1/11 11.40] Wurry Agus Parluten: ... karakter Amin tidak menjadi dirinya sendiri.
Kita kan gak pernah tahu banyak tentang Muhammad (Rasulullah). Udah ribuan tahun lalu. Bukti2 sejarah juga ala kadarnya.
[1/11 11.41] Wurry Agus Parluten: Satu-satunya yang gue pegang sampai detik ini adalah...
Muhammad itu gak lebih dari manusia biasa, sama kayak kita. Rasulullah bukan alien.
[1/11 11.42] Ruli Harmadi: Ya ini juga ada hadis nya.
[1/11 11.53] Wurry Agus Parluten: Kelebihan Mel Gibson di "The Passion of the Christ" tuh, fokus di hari penyaliban Yesus. Jadi gak banyak mengangkat kisah2 di kehidupan Yesus sebelumnya. Jadi setting waktu cerita diperkecil.
Pesan kuatnya... Setelah disiksa sedemikian rupa, Yesus tetap mengampuni mereka. Itu yang gue tangkep.
Dramatis.
[1/11 12.00] Wurry Agus Parluten: Kalo Muhammad, bagian mana yang menarik diangkat? Versi gue, ya tentang hubungan Rasulullah dengan Waraqah kemaren.Â
[1/11 12.01] Wurry Agus Parluten: Endingnya... Shot perlahan-lahan dissolve ke Al Qur'an yang dibaca oleh "Generasi Now".
[1/11 12.02] Wurry Agus Parluten: Baru kemudian forum diskusi membahas tentang literasi Al Qur'an terkait film (sebut saja) "Waraqah" tersebut.
[1/11 12.06] Wurry Agus Parluten: WARAQAH BIN NAUFAL / WARAQAH IBN NAWFAL
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Waraqah_bin_Naufal
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Waraqah_ibn_Nawfal
Poin utama...
KHADIJA:
Waraqah "believed in you, but he died before your advent."
MUHAMMAD:
"I saw him in a dream, and upon him were white garments. If he were among the inhabitants of the Fire then he would have been wearing other than that."
Gak perlu tentang surga/neraka segala, kata gue. Ini tentang perjuangan, amanah dan trust.Â
[1/11 12.11] Wurry Agus Parluten: Jadi yang disebut bahwa "Al-qur'an sebagai mukjizat" itu adalah tentang sejarah penerbitan-nya (sebut saja) hingga sampai ke depan mata Generasi zaman Now.
Membudayakan literasi "lebih dalam" lagi, bukan sekedar baca-baca-dan baca saja.
-----
(#PunkDulmuluk, 1 November 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H