Pernahkah anda mendengar revolusi industri 4.0 ?, banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya dan belum paham maksud dan pengertiannya dari kata revolusi merupakan kata yang paling tepat menggambarkan lajunya industri 4.0. Mengutip dari laman Forbes, “Revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri”. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI nama Revolusi Industri 4.0 atau Four Point Zero (FPZ) berawal dari revolusi internet dan konsep Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Schwab adalah ekonom Jerman terkenal dan pendiri World Economic Forum (WEF).
Komunikasi sendiri mengalami perubahan yang sangat signifikan khususnya pada generasi milenial dan generasi Z bahkan mengubah beberapa praktisi dalam menyelesaikan pekerjaan. Jauh sebelum adanya media sosial, video call bahkan sebelum adanya smartphone surat menyurat menjadi alat komunikasi paling efektif pada masa nya dilanjutkan dengan komunikasi era baru telegraf (telepon kabel) menjadi alat lebih efektif dibanding surat menyurat meski biayanya tergolong mahal, dorongan untuk terus berinovasi, memecahkan permasalahan,dan pengembangan diri merupakan beberapa urgensi era revolusi 4.0.
Tidak dapat disangkal lajunya perkembangan revolusi hingga yang bisa kita rasakan saat ini yaitu kemudahan dalam berkomunikasi baik dalam hingga luar Negri, komunikasi membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, penggunaan komputer dan internet saat ini membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Jika sebelumnya harus menulis laporan dengan mesin tik, tetapi saat ini berkat teknologi kebutuhan itu menjadi lebih mudah, perkembangan teknologi komunikasi telah membawa perubahan di berbagai bidang baik sosial, politik, bahkan ekonomi. Mengutip dari buku Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (2012) karya Nuryanto, contoh perkembangan teknologi bisa dilihat dari perbedaan penggunaan alat pada zaman dulu dan masa sekarang.
Apakah berdampak revolusi industri 4.0 bagi Indonesia?
Kementerian Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan sangat mendorong pengembangan Industri 4.0 Indonesia harus mengikuti trend agar dapat bersaing dengan negara maju lainnya.“Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama,” kata Airlangga.
Dampak positif komunikasi Era Revolusi Industri 4.0:
- Penghubung komunikasi Internasional
Lajunya perkembangan teknologi komunikasi menghasilkan media sosial. Media sosial merupakan alat agar terhubung dengan teman, keluarga, rekan kerja di manapun berada Salah satu dampak yang kita rasakan di Indonesia saat ini pemerintah Indonesia menyambut Industri 4.0 dengan mempersiapkan hadirnya jaringan generasi kelima atau jaringan 5G . Contoh dari media sosial yaitu: Whatsapp, Facebook, Instagram dan Twitter, dll. Perkembangan teknologi memudahkan untuk berbagi data atau file dari musik, video, film dan bermacam file lainnya dapat dibagikan melalui media sosial dengan jaringan internet.
- Menggerakan Pendidikan Indonesia
Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota merupakan tantangan sendiri bagi Indonesia hingga pemerintah mampu meratakan jaringan di seluruh Indonesia. Saat ini masyarakat yang tinggal di pedalaman atau desa terpencil dapat menikmati kemudahan internet. Karena itu pembelajaran tidak bergantung pada buku saja. Melalui internet, para pelajar mendapat pengetahuan dan wawasan yang baru dengan sangat mudah dan cepat.
Dampak Negatif komunikasi Era Revolusi Industri 4.0:
- Cyber crime atau kejahatan di dunia maya
cyber crime atau disebut cyber warfare dengan melalui media digital pelaku kejahatan ini dapat membahayakan seseorang karena dapat mencuri data sampai keuangan. tidak hanya bisa dirasakan efek buruknya oleh perorangan atau perusahaan bahkan hingga pemerintahan bisa menjadi korban menurut Warren Buffet, seorang investor sukses asal Amerika Serikat, mengatakan bahwa cyber crime ini merupakan “masalah nomor satu bagi umat manusia.” Dengan contoh kasus dari laman jatimprov.go.id, pembobolan hacker pada Februari 2023 Pelaku memanfaatkan situs pemerintah sebagai sarana meningkatkan search engine optimization (SEO) konten perjudian.
Perundungan, melecehkan, mengancam, mempermalukan, yang memanfaatkan teknologi dengan peralatan tertentu (equipment), media dan informatika secara global. Hal ini bisa disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi, kurangnya kontrol diri dan sosial, meniru orang lain dan tidak tahu adanya sanksi, memang tidak adanya luka secara fisik namun Cyber bullying bisa merusak kesehatan mental bagi kehidupan seseorang. Diambil dari data U Report, sebanyak 45% remaja mengaku mengalami cyberbullying, dengan jumlah terbanyak jatuh pada remaja laki-laki.
Jaringan internet memiliki begitu banyak manfaat dalam kehidupan ini sehingga penggunaan internet yang sehat dan aman harus didorong sejak kecil dengan mempelajari etika internet yang sehat (etika cyber). Hal ini harus disampaikan agar kebiasaan buruk dunia nyata tidak terbawa ke dunia maya dan berdampak negatif di sana. Semoga artikel ini bermanfaat, Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H