Teresa Rudiyanto memperkuat dengan sabar untuk pembenahan detail-detail adegan, eksplorasi kostum yang simpel namun brilian, dan menjadi penyeimbang dan menerjemahkan antara gairah sutradara yang kadang tak masuk akal ke dalam deskripsi yang mudah diterima oleh tim.
Potensi yang kuat seseorang atau kelompok tertentu, yang telah ada harus diberi tempat dan kelonggaran untuk semakin mengada dan mewujud. Potensi tersebut akan pelan musnah apabila di dalam dirinya tidak mempertahankan dengan latihan-latihan yang tekun.
Sebutir telur ayam yang berisi "kehidupan" (sebagai potensi) akan tumbuh dan muncul sebagai kehidupan yang mengada dan mewujud apabila apa yang ada di dalam telur itu memiliki kehendak dan semangat untuk hidup. Kekuatan dari dalam itulah yang "memecahkan" cangkangnya pada waktunya. Akan sangat berbahaya jika cangkang telur itu pecah karena faktor di luar dirinya. Alih-alih mbusuk dan mati, bisa jadi tidak akan menjadi apa-apa.
Dari sanalah kemudian kita membutuhkan "peluang". Tetapi sesungguhnya, peluang itu muncul karena kitalah yang memelihara dan mengembangkan potensi. Oleh karenanya, bagaimana kita memelihara dan mengembangkan potensi, menjadi dasar untuk kita menciptakan atau membuka masuknya peluang kepada kita. Tim Petuah Tampah menyadari bahwa peluang untuk berpentas di GIK merupakan akumulasi dari kuat dan besarnya potensi kawan-kawan. Saya, tidak ingin kehilangan momentum untuk memberi ruang tim Petuah Tampah untuk "pecah".
Akhir dari perjalanan kali ini adalah kenangan akan tawa dan keryit dahi Putu Wijaya saat menonton. Yudi A. Tajuddin yang menyempatkan menunda keberangkatan ke Kanada hanya untuk menonton Petuah Tampah. Jose Rizal Manua yang turut berjoget bersama di atas panggung. Ratna Riantiarno yang membawa pemahaman akan kiprah Teater Djarum kepada masyarakat Jakarta. Dan semua penonton yang malam itu merayakan "tampah" dalam teror kegembiraan yang telah diusung tertatih dari Kudus. Kita akan unggah kegembiraan tersebut dalam kolase foto hasil jepretan Rudy Setyanto.
Semoga bermanfaat. Kita akan bertemu di Balai Budaya Rejosari, Kudus, pada 25 Mei mendatang. Salam budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H