Diawali pada akhir tahun 2019 yang dimana telah terjadi pandemi covid-19 yang berawal di Wuhan, China lalu secara tidak sadar menyebar hingga global hingga menimbulkan banyak permasalahan terutama di bidang kesehatan dan ekonomi. Selang hampir 2 tahun, vaksin pun mulai ditemukan dan diedarkan pada masyarakat global termasuk Indonesia.
Keadaan mengenai pandemi lambat laun membaik. Beredarnya vaksin membuat penyebaran covid-19 berkurang. Hal ini beriringan dengan inovasi-inovasi dari pebisnis muda yang juga terlahir sehingga keadaan ekonomi dapat membaik. Namun, keadaan yang semakin membaik ini ternyata tetap diselingi masalah yang tidak terduga. Seperti perang invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022 lalu.
Kabar bahwa akan banyak negara yang mengalami resesi pada tahun 2023 pun mulai bermunculan. Hal ini mencakup tak hanya negara berkembang namun juga negara maju yang tak luput dari prediksi akan mengalami resesi. Salah satunya adalah Amerika Serikat.
Prediksi-prediksi ini mulai bermunculan sekitar pertengahan tahun 2022. Bukannya tidak berdasar namun pada data PDB Amerika Serikat, penurunan pada 2 kuartal berturut-turut (-1,6% dan 0,6%) pada 2022 di negara tersebut menyebabkan potensi Amerika terjadi resesi meningkat.
Apa itu resesi?
Resesi sendiri diasumsikan, jika sebuah negara mengalami 2x penururan kuartal (1 kuartal = 3 bulan) berturut-turut. Atau bisa juga diasumsukan penurunan kegiatan berdagang di suatu negara sehingga menimbulkan penggangguran baru.
Pengangguran baru ini bisa disebabkan karena gulung tikar ataupun di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja karena penurunan kegiatan berdagang.
Apakah berarti Amerika serikat sedang berada pada fase resesi?
Jika dilihat dari  turunnya kuartal 2x berturut-turut yang terjadi di negara tersebut, bisa dikatakan Amerika sedang mengalami Resesi. Namun Amerika memiliki komite bernama Bussiness Cycle Dating Committee yang bertugas mengumumkan keadaan ekonomi negara tersebut. Sampai september 2022, komite tersebut masih bungkam terhadap keadaan ekonomi negaranya.
"Belum pernah terjadi di mana kita mengalami inflasi di atas 4% dan tingkat pengangguran di bawah 4%, dan kia tidak mengalami resesi selama dua tahun," merupakan kalimat yang dilontarkan oleh mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Larry Summers.
Ia pun meyakini bahwa Amerika Serikat dapat melewati prediksi resesi tersebut meskipun dengan jalan yang berat.