Duh, gimana? Bentar lagi gue liga nih, bentar lagi udah final nih. Gue gak bisa deh, kayaknya semua yang gue lakuin bakalan sama di mata semua orang! Gue tetap dianggap sebagai orang yang biasa aja, walaupun gue jadi jadi juara 1000 kali di setiap event. Minder ah gue, gak ada yang ngasih pujian.
Mungkin dari kita, pernah nih dalam keadaan haus akan kata pujian, selalu mengingkan Goodness from inside you Baiklah, itu cukup normal dan manusiawi. TETAPI, Kalau lo selalu merasa ragu dengan pemikiran yang seperti ini: " Eh, gue kok nggak dikasih support sih sama emak gue atau bisa dari kalangan orang yang lo nomor satukan (keluarga,pacar, partner hidup dll) "
"Apa mungkin gue kurang baik yaa performa gue, apa mungkin perjuangan gue ini hanya sebuah asumsi yang B aja (mau berhasil ya nggak ada pujian apalagi nggak malah nggak dihargai cuy)".
Lambat laun pemikiran-pemikiran seperti ini akan mendoktrinasikan untuk selalu berharap dengan pujian dari seseorang. What will happen next? Pastinya kamu akan berharap dan membutuhkan banyak pujian dari orang lain. Ini yang bakal jadi "the problem of a struggle". Kok bisa? Permasalahan dari mana sih? Kan pujian itu sebagai apresiasi kehebatan seseorang? (mungkin ini menjadi perwakilan dari pertanyaan lo semua)
Iyaa, memang benar pujian itu sebagai apresiasi. Tetapi pujian ini bisa membuat seseorang menjadi sebuah "CANDU". Bagaimana tidak?
Yang namanya candu sedikit-sedikit itu pasti harus dituruti kalau nggak, pasti bakalan Weaken yourself . Contoh kecilnya gini nih, lo LDR sama doi. Nggak tau kenapa tiba-tiba rindu sama doi lo, eh kebetulan si doi chat lo, pas lo lagi di fase rindu serindu-rindunya.Â
Besoknya lagi lo rindu dan lo pasti bakalan mengharapkan lagi tuh notif dari doi lo. Karena, semakin lo rindu dan rindu itu terobati maka rindu itu akan semakin menguasai diri lo. Jadi, kalau rindu jangan lebay !
 Jangan kayak gini "Ah, kalau nggak ada si doi hidup gue hampa, gue gak ada arah tujuan lagi"
Lahh, emang lo gak mikirin gimana kehidupan emak bapak lo apa?
Eh iya, kenapa gue salalu kasih contoh yang berbau cinta? Karena gini, kalau masalah percintaan dari fasenya adik-adik sampai kakek nenek itu lebih mudah nyampe ke pemahamannya gitu.
Balik lagi ke topik. Sebenarnya nih ya, kalau tanpa pujian lo semua masih enjoy aja kok. Toh, yang namanya pujian itukan hanya apresiasi aja ya (nggak bakalan pengaruh di kompetisi lo). Jadi tanpa pujian ya majuu aja dan selalu yakin pastinya.