Yang kita pikir "Baik", belum tentu menjadi "Baik"
Yang kitapikir "Buruk", belum tentu menjadi "Buruk"
Semesta memiliki caranya sendiri untuk menjadi seimbang..
Hanya saja kita terlalu percaya bahwa apa yg kita "Pikir" adalah sesuatu yg "Baik" yang harus terjadi..
Kita terbelenggu oleh ekspektasi kita sendiri..
Sehingga jika berbelok dari ekspektasi kita, seakan itu adalah "Buruk"
Yang terjadi, adalah yang terbaik...
Tiada baik buruk atas adegan hidup ini...
Semua adalah baik, semua juga adalah buruk...
***
Sekedar ban bocor pun bisa jadi dianggap musibah..
Namun sebenarnya mungkin itu adalah rezeki bagi tukang tambal ban untuk menyambung hidup atau biaya anaknya untuk bersekolah...
-
Semua hanya sebatas sudut memandang saja..
Jika terus mengandung nilai pasti, maka disaat yg sama akan tercipta nilai kebalikannya..
Keterserapan adalah menciptakan nilai pasti...
Disanalah muncul penderitaan, karna sedari situ kita menuntut agar sesuatu harus  terjadi sesuai apa yang kita pikiri..
Sesuatu yang diluar diri...
Sesuatu yang diluar kendali kita, maka bukan kendali kita..
Tidak semua hal harus berada dalam kendali kita...
Yang telah terjadi adalah yang terbaik...
Menyangkal atas apa yang sudah terjadi, sama seperti menyangkal ketetapan atas keseimbangan semesta..
Umumnya disebut ketetapan Tuhan..
Percayalah bahwa dunia beserta isinya adalah keindahan jika kita memihak pada keindahan..
Juga adalah keburukan, jika kita memandang dari sudut keburukan...
Hidup hanya sebatas rangkaian adegan...
Satu-satunya yang dalam kendali kita, hanya sebatas diri kita...
Maka ciptakanlah segala kebaikan pada tiap-tiap adegan, agar hidup menjadi cerah dalam keindahan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H