Mohon tunggu...
arza kaillachaerani
arza kaillachaerani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Analisis Strukturalisme dalam Cerpen "Rindu yang Tertunda" dan Perbandingannya dengan "Naik Haji Bersama Al-Qur'an"

17 Desember 2024   23:25 Diperbarui: 17 Desember 2024   23:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen memiliki kekuatan untuk merefleksikan realitas kehidupan dan menyampaikan nilai-nilai mendalam melalui bahasa yang sederhana. Salah satu cerpen yang menggambarkan perjuangan spiritual adalah "Rindu yang Tertunda" karya Taufik Uieks. Cerpen ini berkisah tentang keluarga sederhana yang dipimpin oleh Pak Rahmat, yang ingin menunaikan ibadah haji sebagai impian besar mereka. Namun, setelah bertahun-tahun menabung dengan penuh harapan, impian tersebut harus pupus ketika biro perjalanan haji yang mereka percayai ternyata melakukan penipuan. Cerita ini tidak hanya menyentuh aspek emosional pembaca, tetapi juga menggambarkan realitas sosial berupa penipuan biro perjalanan yang kerap terjadi.

Untuk menganalisis cerpen "Rindu yang Tertunda", digunakan pendekatan strukturalisme. Pendekatan ini berfokus pada unsur-unsur intrinsik karya sastra, seperti tema, alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa. Dalam pendekatan strukturalisme, karya sastra dianggap sebagai struktur yang utuh dan otonom, di mana setiap elemen memiliki peran penting dalam membangun makna keseluruhan cerita.

Dari segi tema, cerpen ini mengangkat ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan hidup. Keluarga Pak Rahmat digambarkan sebagai sosok yang diuji oleh keadaan di mana impian mereka direnggut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Penulis ingin menyampaikan bahwa dalam situasi sulit, keikhlasan dan tawakal kepada Allah adalah kunci untuk tetap kuat dan sabar. Tema ini diperkaya dengan konflik yang realistis dan relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

Cerpen ini menggunakan alur maju, di mana cerita dimulai dengan harapan besar keluarga Pak Rahmat yang telah bertahun-tahun menabung demi berangkat haji. Namun, harapan itu runtuh ketika biro perjalanan yang mereka percayai ternyata penipu. Cerita berakhir dengan keikhlasan keluarga Pak Rahmat menerima kenyataan pahit tersebut, meskipun impian mereka belum tercapai. Alur ini membangun suasana emosional yang kuat, dari harapan besar di awal, kejatuhan yang mendalam, hingga penerimaan yang penuh dengan ketabahan.

Dari tokoh dan penokohan, Pak Rahmat menjadi sosok ayah yang sabar, tegar, dan penuh tanggung jawab. Istrinya digambarkan sebagai sosok yang setia namun rapuh ketika mengetahui bahwa mereka telah ditipu. Sementara itu, anak mereka hadir sebagai simbol harapan dan pengorbanan, karena ia rela bekerja part time demi membantu orang tuanya. Di sisi lain, biro perjalanan digambarkan sebagai tokoh antagonis yang mewakili ketidakjujuran dalam kehidupan sosial. Melalui karakter-karakter ini, penulis berhasil menyampaikan pesan moral bahwa setiap ujian memiliki hikmah di baliknya.

Latar cerita meliputi tempat di rumah keluarga Pak Rahmat dan kantor biro perjalanan haji. Waktu yang digunakan adalah masa kini, sehingga sangat relevan dengan kondisi nyata di masyarakat saat ini. Latar suasana juga turut mendukung cerita, dimulai dengan suasana penuh harapan, kemudian berubah menjadi kesedihan dan kekecewaan, hingga akhirnya suasana penuh keikhlasan dan penerimaan.

Dari segi gaya bahasa, penulis menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami oleh pembaca. Diksi yang dipilih bernuansa islami, seperti "keikhlasan," "tawakal," dan "rencana Allah," yang semakin memperkuat pesan spiritual dalam cerita. Penggunaan gaya bahasa ini membantu pembaca untuk lebih meresapi nilai moral yang ingin disampaikan.

Cerpen "Rindu yang Tertunda" menarik untuk dibandingkan dengan cerpen "Naik Haji Bersama Al-Qur'an" karya Siti Lestari. Kedua cerpen ini sama-sama mengangkat perjuangan spiritual menuju Tanah Suci sebagai tema utama. Namun, terdapat perbedaan mendasar dalam konflik yang dihadapi oleh tokoh-tokohnya. Dalam "Rindu yang Tertunda", konflik bersifat eksternal, yaitu penipuan biro perjalanan yang menghancurkan harapan keluarga Pak Rahmat. Sedangkan dalam "Naik Haji Bersama Al-Qur'an", konflik bersifat internal, di mana tokoh utama menghadapi keterbatasan ekonomi yang membuat impiannya terasa mustahil.

Penyelesaian cerita juga berbeda. "Rindu yang Tertunda" diakhiri dengan penerimaan dan keikhlasan, di mana keluarga Pak Rahmat menerima kenyataan meskipun impian mereka belum terwujud. Sementara itu, "Naik Haji Bersama Al-Qur'an" diakhiri dengan keberhasilan tokoh mencapai impiannya melalui usaha spiritual berupa membaca Al-Qur'an. Cerpen ini lebih optimis dan memberikan harapan bahwa doa dan usaha yang tulus akan membawa keberkahan dan kemudahan.

Persamaan kedua cerpen terletak pada nilai moral yang disampaikan, yakni pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi ujian hidup. Gaya bahasa keduanya juga sama-sama sederhana dan mudah dipahami, dengan nuansa islami yang kental.

Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa kedua cerpen tersebut memberikan gambaran tentang realitas hidup yang dihadapi banyak orang. "Rindu yang Tertunda" lebih menyoroti isu sosial berupa penipuan biro perjalanan haji, sementara "Naik Haji Bersama Al-Qur'an" menekankan perjuangan individu untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui usaha spiritual. Melalui pendekatan strukturalisme, kita dapat melihat bagaimana unsur-unsur intrinsik dalam kedua cerpen saling berhubungan untuk membentuk cerita yang utuh dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun