Mohon tunggu...
Ary Toekan
Ary Toekan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Konten Kreator

Penikmat seni dan sastra, menyukai dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabut di Puncak Pasandan

31 Januari 2019   13:05 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:04 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini
berlalu lagi tujuh purnama
Di puncak berkabut Pasandan
Sendiri, kusibak jejak tulusmu
Karena pergimu meretas nasib gadisku
endapkan bulir bening berbalut luka
Ratapmu yg dikau ukir di meja batu tahta cinta
bersemi selalu kueja tanpa lelah

Kakak kopon Sin De'i
go koon moe hama hala
go sedon ata sama tapo nawan daten
Ti mo inam nimun nabe gesika di ha'e
Go gute leik kai tadan pana
Susa go kai seba senan

Kaka raya ata belen
go koon moe rain kuran
go barek ata sama nulan tawan nalan
Ti mo binem tulaka genola
Go semu limak kai laran gawe
Paya go kai sari sarek
Ue taan noga nai

kudekap hampa dadaku, perih
telah kutinggalkan tahta somba raja
tuk sambut indah budimu
tapi dinasti purba Lamaholot telah samarkan dikau di sudut malam
Sendiri di puncak Pasandan
dalam kabut berbalut luka
kuedarkan pandang pada tegar kaku Ile Boleng
pada lembah resah tana Igo Enga
pada lereng karang Ile Napo
Tapi semua sama
Sabdakan cinta jadi luka
buat gadis lugu Uto Boti Bewa
Bewa Tena Lolon
Dan di tengah kabut berselimut perih
madah ini kuakhiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun