Mohon tunggu...
Ary Toekan
Ary Toekan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Konten Kreator

Penikmat seni dan sastra, menyukai dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gerakan Literasi dan Penumbuhan Budi Pekerti Siswa

23 Januari 2019   07:59 Diperbarui: 23 Januari 2019   08:43 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan literasi di sekolah biasanya dikelola oleh  seorang atau beberapa guru yang memang memiliki kepedulian dan mampu mengelola gerakan ini dengan baik. Mereka adalah para pejuang literasi yang kadang dalam melaksanakan program tersebut dihadapkan pada berbagai kendala atau tantangan, baik yang datang dari dalam sekolah maupun dari luar. Walau demikian, mereka tetap bekerja dan bergerak, karena niat mereka untuk membangun dan membumikan gerakan literasi di sekolah. Dan mereka telah jatuh cinta pada gerakan literasi.

Penumbuhan Budi Pekerti

Gerakan literasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerakan penumbuhan budi pekerti. Dengan demikian ada beberapa nilai yang dapat dipetik dari Gerakan Literasi yakni:

Pertama, Rasa ingin tahu; orang yang membaca buku memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap masalah yang ingin diketahuinya. Kehausan akan informasi dan ilmu. Orang-orang yang banyak membaca tentu saja akan menjelma menjadi manusia yang awalnaya tidak tahu menjadi serba tahu.

Kedua, Mental ingin maju; orang-orang yang rajin membaca selalu memiliki keinginan yang kuat untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Ketiga, Memiliki daya kritis dan analitis; orang yang banyak membaca akan memiliki kemampuan berpikir kritis. Selain itu kemampuan analitisnya akan terus terasah. Setiap kata dan kalimat yang dibaca mendorongnya untuk berpikir dan menganalisis. Hal inilah yang membuat ide menulis muncul. Dengan kata lain dengan membaca membauat otak seseorang terus bekerja menghasilkan pemikiran-pemikiran baru.

Keempat, Keinginan berbagi; setelah membaca buku dan mendapatkan ilmu, seseorang akan membagikan ilmu yang didapat kepada orang lain. Dengan demikian lahirlah nilai kebaikan (ibadah) serta rasa puas karena berbagi.

Kelima, Disiplin; orang yang rajin melakukan kegiatan membaca memiliki disiplin yang tinggi dalam menyempatkan waktu untuk membaca. Baginya membaca menjadi kebiasaan yang mendarah-daging. Memiliki target membaca yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
Keenam, Kerja keras; orang yang membaca tentunya membutuhkan kerja keras untuk melakukannya. Seseorang memerlukan waktu dan energi ekstra.

Ketujuh, Bersyukur; aktivitas membaca membutuhkan kondisi fisik yang prima terutama kesehatan mata. Oleh karena itu aktivitas membaca merupakan bentuk kesyukuran seseorang dalam memanfaatkan anggota tubuhnya.

Penutup

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa aktivitas literasi terutama membaca bukan hanya membuka lembaran demi lembaran buku, atau sekedar mengajarkan anak merangkai abjad menjadi sebuah kata. Melainkan membaca memberikan pengatahuan lebih serta membangun nalar kritis. Yang bermuara pada melahirkan manusia-manusia pemikir, manusia-manusia peneliti, bahkan lebih dari itu melahirkan pembaharuan serta memiliki budi pekerti yang luhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun