Masih ingat 2010 itu membuat akun ini, berharap sejuta cita menulis untuk dibaca. Kandas, hanya satu dua tak sampai beratus-ratus yang membaca. Pilu? Sadar diri, tidak ada yang paripurna karena ini alam dunia bukan surga.Â
Hari berganti minggu berganti bulan dan tahun bertambah. Menulis menjadi sebuah kegiatan yang mengasyikkan dan menyenangkan. Tetiba hari ini ingin rasanya membuka akun kompasiana yang sudah 4 tahunan tak terjamah. Kata sandi? Tentunya masih ingat, serangkaian kata dengan huruf kecil dan besar disertai angka yang tak terlupakan.Â
Seperti mengendarai sepeda. Tik tik tik.... Open Sesame!
Tampilan kompasiana sendiri jauh lebih futuristik lebih teduh dan "nyaman"dari terakhir nulis tahunan yang lalu. Membaca artikel sendiri, terkaget. Aduh, ini tulisan saya? Bukan... ini bukan tulisan saya! Sampai pada artikel terdalam 2010.
Ada yang berkata Alah bisa karena biasa. Betul, biasakanlah menulis. Menulis adalah jalan menuju keabadian. Hey, it is happening now to me! Berasa malu dan "beban" apakah bisa menulis seperti beberapa artikel di 2018 itu.Â
Menjadi tua sebuah kepastian tapi menjadi dewasa adalah pilihan. Seperti tulisan yang ditulis, ada anak tangga terus naik. Atau malah turun.
Baiklah, saya akan menulis lagi disini. Oh, buku ku.... dimanakah kalian? Istriku, tolong ini diksinya direvisi.
Salam hangat untuk para sesepuh, tetua dan para kompasianer sekalian. Terima saya jadi murid kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H