Kerusuhan antarwarga yang terjadi di Lampung Selatan hingga menewaskan 14 orang memang sangat memprihatinkan. Apa pun pemicunya, termasuk hal-hal yang sepele, menyelesaikan persoalan dengan cara kekerasan, apalagi hingga menghilangkan nyawa orang lain, bukanlah hal yang dibenarkan dalam norma bermasyarakat. Kerusuhan muncul karena emosi dan ego yang memuncak tanpa adanya informasi yang jelas kebenarannya, lalu dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak dan menjadi alasan untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Apakah memang bangsa kita adalah bangsa pemarah? Tentu kita semua tidak setuju dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Masyarakat negeri ini, meski dilahirkan bersuku-suku, dalam norma bermasyarakat tetap bisa menghormati kepentingan orang lain dan mempunyai jiwa berdamai. Bangsa kita ini terdiri atas pulau-pulau, tetap menginginkan kehidupan damai yang jauh dari kekerasan. Maka, yang terjadi di Lampung Selatan bukanlah cerminan bangsa ini. Kerusuhan hingga menghilangkan nyawa orang lain itu adalah sebuah tindakan sangat tercela yang harus dijauhkan dari bangsa ini. Korban semakin banyak berjatuhan. Tidak cukupkah tragedi ini menghilangkan nyawa manusia? Kita hanya berharap dari kejauhan, bahwa konflik antar warga ini cepat reda. Agar warga kembali beraktivitas seperti semula. Kerusuhan apa pun alasannya tidak pernah mendatangkan rasa keadilan kecuali rasa dendam yang berkepanjangan. Damailah Lampung Selatan. Kasus yang terjadi Lampung Selatan harus menjadi contoh bagi kita semua bahwa cara-cara tersebut adalah sangat tidak benar. Masyarakat harus selalu bisa menahan diri jika terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan. Dampak dari sebuah kerusuhan bukanlah sebuah hal yang positif, tapi hal-hal yang negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H