Menjelang pemilu, hoaks bermunculan mengenai partai dan kandidat capres. Sebelum pemilu pun, hoaks sudah beredar semenjak adanya sosial media.
Penyebaran hoaks biasanya dilakukan untuk merubah pikiran seseorang tentang sesuatu topik. Hoaks dapat berbentuk artikel maupun postingan sederhana yang dapat beredar dengan cepat.
Dalam masa menjelang Pemilu, hoaks disebarkan dengan menggunakan social media untuk mendorong public kepada suatu kandidat. Taktik penyebaran hoaks menjelang Pemilu bukanlah hal yang baru, oleh karena itu, ada baiknya kita mempelajari cara menghindari hoaks agar kita dapat bijak dalam beropini.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terjerumus dalam hoax, baik itu hoax politik maupun hoax non-politik:
1. Memerhatikan Sumber Berita
Sumber berita yang menyebarkan hoaks terkadang sudah memiliki kredibilitas yang tidak konsisten. Periksalah track record sumber berita terlebih dahulu sebelum menganggap sebuah berita sebagai fakta.
2. Memblokir Sumber Berita yang sudah menyebarkan hoaks
Ketika sudah menentukan bahwa sumber berita menyebarkan hoaks dengan aktif, ada baiknya memblokir sumber data tersebut. Melaporkan sumber berita kepada Kominfo juga dapat dilakukan untuk mencegah hoaks tersebar-luas.
3. Memeriksa Kembali Fakta dibalik Berita
Memiliki sikap skeptis dan penasaran adalah sikap yang palik baik untuk menghadapi berita apapun. Skeptisisme dalam kontekstual ini dimaksud dengan sikap yang ingin tahu lebih lanjut akan detil-detil sebuah berita. Hal ini dapat diimplementasikan dengan menelusuri article lain yang membahas berita tersebut atau mengedukasi diri dengan google.
Terkadang, setelah mengimplementasi cara-cara diatas, hoaks tetap tidak terungkap. Oleh karena itu, ada baiknya untuk tetap waspada ketika ber sosial media.