Mohon tunggu...
Bagus Ari Haryo Anugrah
Bagus Ari Haryo Anugrah Mohon Tunggu... Dokter - Penikmat tulisan

Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

#SaveUighur, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

23 Desember 2018   16:31 Diperbarui: 24 Desember 2018   04:56 4999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto2. masyarakat setempat belajar Qur'an (dok. pribadi)

Ada istilah mengatakan, "Tuntulah ilmu sampai ke negeri China". Yang berarti dalam mencari ilmu dan belajar tidak mengenal batasan waktu, tidak mengenal batasan tempat, di mana atau sampai ke mana. Kenapa? Karena belajar adalah kunci kesuksesan di dunia maupun di akhirat. Dengan belajar kita akan tahu, paham, dan mengerti.

Tepat tanggal 22 Juli 2018, residence permit atau visa izin tinggal saya di Beijing telah berakhir. Yang berarti masa menjadi mahasiswa untuk berjuang mencari ilmu selama 6 tahun di Beijing resmi selesai.

Semua berjalan lancar walaupun dalam prosesnya banyak pengalaman dan kesulitan-kesulitan yang saya hadapi. Tapi atas petunjuk dan kehendak Allah SWT, saya bisa menyelesaikan masa pendidikan selama kurang lebih 6 tahun dengan tepat waktu.

Akhir-akhir ini saya menerima banyak mention dan direct message melalui media sosial maupun personal. Mereka mengirimkan serba-serbi foto dan video yang saat ini sangat viral di media sosial Tanah Air Indonesia.

Info-info tentang penindasan dan kekerasan terhadap muslim Uighur di Xinjiang, adanya pelarangan berpuasa, dilarangnya penggunaan hijab bagi para akhwat, dan dilarang memelihara jenggot bagi para ikwan, serta ada beberapa berita menyimpulkan bahwa rezim Xi Jin Ping adalah rezim komunis yang Anti-Islam. 

Sebelumnya saya mohon maaf kepada teman-teman yang sudah bertanya, tapi saya belum sempat untuk memberikan tanggapan dan jawaban karena merasa bukan "wilayah" saya dalam memberikan klarifikasi. 

Tapi dalam tulisan ini, saya akan menyampaikan dalam konteks status saya sebagai salah satu pelajar yang pernah belajar langsung dari negeri tirai bambu berdasarkan pengalaman kurang lebih 6 tahun.

Sebagai informasi kepada teman-teman yang di Tanah Air, bahwa Tiongkok memiliki 10 etnis muslim, yakni etnis Hui, Uighur, Kazakh, Dongxiang, Kyrgyz, Uzbek, Salar, Tajikistan, Bonan, dan Tatar. Di antara 10 etnis tersebut, HUI dan Uighur yang memiliki kelompok muslim terbesar di Tiongkok.

Semoga dengan adanya info ini, teman-teman di Tanah Air jangan beranggapan saudara-saudara muslim kita di Tiongkok hanya ada di Xinjiang (Uighur) saja, tapi masih banyak etnis lainnya juga yang ada di Tiongkok.

Berdasarkan pengalaman saya, Alhamdulillah selama ini saya beserta rekan-rekan pelajar Indonesia maupun pelajar dari negara lain di Tiongkok yang beragama Islam, lancar dalam menjalankan ibadah, puasa saat bulan Ramadhan, Sholat Jum'at di masjid lokal, dan sholat Idul Fitri/Idul Adha pun tidak ada kendala.

Berikut saya lampirkan beberapa foto saudara muslim kita yang ada di Tiongkok. 

foto2. masyarakat setempat belajar Qur'an (dok. pribadi)
foto2. masyarakat setempat belajar Qur'an (dok. pribadi)
foto3. menjelang buka puasa (dok. pribadi)
foto3. menjelang buka puasa (dok. pribadi)
foto4. Imam Masjid dan pengurus masjid menjelang buka puasa (dok. pribadi)
foto4. Imam Masjid dan pengurus masjid menjelang buka puasa (dok. pribadi)
foto5. bersama imam dan pengurus masjid (dok. pribadi)
foto5. bersama imam dan pengurus masjid (dok. pribadi)
foto6. Shalat Jum'at di masjid lokal (dok. pribadi)
foto6. Shalat Jum'at di masjid lokal (dok. pribadi)
foto7. setelah sholat Idul Adha di Masjid Niujie (dok. pribadi)
foto7. setelah sholat Idul Adha di Masjid Niujie (dok. pribadi)
foto8. makan bersama di Restaurant Muslim di Beijing (dok pribadi)
foto8. makan bersama di Restaurant Muslim di Beijing (dok pribadi)
Terkhusus etnis Uighur di Xinjiang, mengapa mereka mendapatkan "perlakuan khusus" dari Pemerintah setempat? Menurut pandangan saya, permasalahan ini merupakan urusan domestik negara Tiongkok.

Setahu saya, Etnis Hui sangat bebas untuk melakukan Ibadah dan sebagainya, sementara etnis Uighur tidak terlalu diberikan kebebasan. 

Berdasarkan ari informasi yang saya ketahui dan dapatkan langsung dari masyarakat muslim di sana, bahwa Etnis Hui tidak memberontak dan patuh terhadap pemerintah serta tidak ingin memisahkan diri dari Tiongkok.

Sebaliknya, etnis Uighur di Xinjiang ditekan karena melakukan pemberontakan dan berusaha memisahkan diri dari negara Tiongkok. 

Uighur ini beda dengan suku Hui. Uighur masuk ke dalam bangsa Mongol/Turki, nama wilayahnya dulu disebut Turkistan Timur. Sementara Suku Hui ini termasuk ke dalam suku Han yang merupakan suku mayoritas di Tiongkok. 

Boleh dikatakan 98% penduduk Tiongkok adalah suku Han. Sebagaimana Tibet yang dijajah oleh Tiongkok, Turkistan Timur yang sekarang disebut Xinjiang juga dijajah oleh Tiongkok. Itu sebabnya rakyat Uighur berontak terhadap Tiongkok.

Khusus untuk etnis muslim Uighur ini, rupanya ada sejarah panjang soal separatisme sejak tahun 1960 yang dimotori beberapa kelompok, seperti East Turkistan Islamic Movement (ETIM), dan yang terakhir adalah Turkistan Islamic Party (TIP).

Seperti halnya juga di negara kita Indonesia, ada pengaruh kelompok teror seperti Al Qaeda sampai ISIS yang membuat urusan separatisme Uighur ini makin keruh. Hal ini yang membuat pemerintah Tiongkok menjadikan Xinjiang sebagai pekerjaan rumah (PR) yang sampai saat ini belum selesai.

Ingat, "Berdasarkan Undang-undang di Tiongkok dan peraturan agama di Xinjang, setiap warga negara berhak mendapatkan kebebasan menjalankan agama. Gerakan ekstremisme internasional mempengaruhi Xinjiang, mereka anti-agama dan anti-masyarakat. 

"Mereka merusak persatuan masyarakat. Sehingga melawan ekstremisme adalah untuk kepentingan semua orang." Ini merupakan ungkapan dari Abdukarib Bin Tumurniyaz, Presiden Xinjiang Islamic Institute, yang saya kutip dari hasil kunjungan wartawan detikcom ketika ke Xinjiang langsung.

Pertanyaan bagi kita semua, jika seandainya di negara kita ada kelompok yang ingin memisahkan dari NKRI, yang ingin melakukan kekerasan terhadap sesama atas 'doktrin' atau 'ajaran' mereka, yang sering menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, yang tidak mengakui presidennya serta negaranya, apa yang harus Anda lakukan?

Sebenarnya, saya tidak memihak terhadap isu ini karena ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Negeri Panda ini sejak tahun 2012, isu seperti ini sudah sering diangkat oleh media-media Internasional tanpa mengetahui kejelasan dari sumbernya. 

Hanya saja pada momen ini saya hanya ingin membuka wawasan dan pandangan teman-teman semua dalam menanggapi atau menerima suatu berita alangkah baiknya kita semua sudah paham dan mengerti akar masalah dari isu yang diangkat tersebut. 

Jangan hanya menerima isu dengan menelan mentah-mentah tanpa mengetahui kebenarannya dan apakah berita ini berasal dari sumber yang kredibel atau tidak.

Setidaknya dari penjelasan saya di atas beserta beberapa foto pengalaman saya selama di Tiongkok, mungkin sudah bisa menjawab dan mewakili pertanyaan akhir-akhir ini, apakah negara Tiongkok itu adalah negara yang 'anti-islam'? Bisa dijawab sendiri masing-masing dari kita.

Saya berharap, Jangan sampai karena isu ini kita sebagai ummat Islam bisa terpecah belah oleh penggiringan opini media internasional ataupun media lokal demi suatu kepentingan atau persaingan di antara negara tersebut, yang entah diketahui kebenarannya atau tidak. Wallahu a'lam bish-shawabi

foto9.sangat indahnya melihat saudara muslim kita ketika semua tersenyum dan bersatu seperti bingkaian foto ini. (dok. pribadi)
foto9.sangat indahnya melihat saudara muslim kita ketika semua tersenyum dan bersatu seperti bingkaian foto ini. (dok. pribadi)
Allah Ta'ala berfirman,

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

"Dan Ku-jadikan kalian berbangsa- bangsa dan bersuku-suku bangsa agar saling mengenal (wa ja'alnkum syu'ban wa qabila lita'raf)" (QS al-Hujurt [49]:13).

Jelas di sini, yang dimaksudkan umat manusia secara keseluruhan, dan yang dikehendaki adalah kenyataan yang tidak tertulis: persaudaraan antara sesama manusia.

Mungkin hanya ini yang saya bisa sampaikan, jika ada kesalahan kata dalam tulisan saya mohon dimaafkan. Semoga bermanfaat ! 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

dr.Bagus Ari Haryo Anugrah 

penulis merupakan alumni Capital Medical University, Beijing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun