Mohon tunggu...
Bagus Ari Haryo Anugrah
Bagus Ari Haryo Anugrah Mohon Tunggu... Dokter - Penikmat tulisan

Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

#SaveUighur, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

23 Desember 2018   16:31 Diperbarui: 24 Desember 2018   04:56 4999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto7. setelah sholat Idul Adha di Masjid Niujie (dok. pribadi)

Berdasarkan ari informasi yang saya ketahui dan dapatkan langsung dari masyarakat muslim di sana, bahwa Etnis Hui tidak memberontak dan patuh terhadap pemerintah serta tidak ingin memisahkan diri dari Tiongkok.

Sebaliknya, etnis Uighur di Xinjiang ditekan karena melakukan pemberontakan dan berusaha memisahkan diri dari negara Tiongkok. 

Uighur ini beda dengan suku Hui. Uighur masuk ke dalam bangsa Mongol/Turki, nama wilayahnya dulu disebut Turkistan Timur. Sementara Suku Hui ini termasuk ke dalam suku Han yang merupakan suku mayoritas di Tiongkok. 

Boleh dikatakan 98% penduduk Tiongkok adalah suku Han. Sebagaimana Tibet yang dijajah oleh Tiongkok, Turkistan Timur yang sekarang disebut Xinjiang juga dijajah oleh Tiongkok. Itu sebabnya rakyat Uighur berontak terhadap Tiongkok.

Khusus untuk etnis muslim Uighur ini, rupanya ada sejarah panjang soal separatisme sejak tahun 1960 yang dimotori beberapa kelompok, seperti East Turkistan Islamic Movement (ETIM), dan yang terakhir adalah Turkistan Islamic Party (TIP).

Seperti halnya juga di negara kita Indonesia, ada pengaruh kelompok teror seperti Al Qaeda sampai ISIS yang membuat urusan separatisme Uighur ini makin keruh. Hal ini yang membuat pemerintah Tiongkok menjadikan Xinjiang sebagai pekerjaan rumah (PR) yang sampai saat ini belum selesai.

Ingat, "Berdasarkan Undang-undang di Tiongkok dan peraturan agama di Xinjang, setiap warga negara berhak mendapatkan kebebasan menjalankan agama. Gerakan ekstremisme internasional mempengaruhi Xinjiang, mereka anti-agama dan anti-masyarakat. 

"Mereka merusak persatuan masyarakat. Sehingga melawan ekstremisme adalah untuk kepentingan semua orang." Ini merupakan ungkapan dari Abdukarib Bin Tumurniyaz, Presiden Xinjiang Islamic Institute, yang saya kutip dari hasil kunjungan wartawan detikcom ketika ke Xinjiang langsung.

Pertanyaan bagi kita semua, jika seandainya di negara kita ada kelompok yang ingin memisahkan dari NKRI, yang ingin melakukan kekerasan terhadap sesama atas 'doktrin' atau 'ajaran' mereka, yang sering menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, yang tidak mengakui presidennya serta negaranya, apa yang harus Anda lakukan?

Sebenarnya, saya tidak memihak terhadap isu ini karena ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Negeri Panda ini sejak tahun 2012, isu seperti ini sudah sering diangkat oleh media-media Internasional tanpa mengetahui kejelasan dari sumbernya. 

Hanya saja pada momen ini saya hanya ingin membuka wawasan dan pandangan teman-teman semua dalam menanggapi atau menerima suatu berita alangkah baiknya kita semua sudah paham dan mengerti akar masalah dari isu yang diangkat tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun