Mohon tunggu...
Bagus Ari Haryo Anugrah
Bagus Ari Haryo Anugrah Mohon Tunggu... Dokter - Penikmat tulisan

Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Pelajar Indonesia di Tiongkok Mendapatkan Pelajaran Ideologi Komunis?

2 April 2018   10:47 Diperbarui: 23 Desember 2018   16:43 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto ; pelajar Indonesia di Beijing merayakan shalat idul fitri bersama di KBRI)

              

"Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam" ( Bung Karno )

 Ini merupakan salah satu kalimat bung karno yang menginspirasi saya sehingga akhirnya saya memutuskan untuk bersekolah di tanah rantau. Perkenalkan, saya Aryo, seorang pelajar Indonesia di salah satu kampus di Beijing. 

Saat ini saya genap 6 tahun menempuh pendidikan kedokteran di Beijing dan Insya Allah tahun ini akan pulang ke Indonesia untuk mengabdi buat tanah air. 

Melalui tulisan ini, izinkan saya memberikan tanggapan terhadap pernyataan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Bapak Sofyan Anif, pada tautan berita situs online Republika yang berjudul : "Di Cina, Pelajar Indonesia Dapat Pelajaran Ideologi Komunis." Berita ini di post tertanggal Minggu, 01 April 2018, pukul 05:45 WIB.

Saya mengutip salah satu isi bagian berita, " Dalam pertemuan tersebut, kata sofyan, salah satu rektor perguruan tinggi di Cina mengungkapkan, saat ini Cina sedang gencar-gencarnya menanamkan ideologi komunis kepada seluruh pelajar di Cina. Artinya apa, artinya siswa yang berasal dari Indonesia pun itu juga pasti mendapatkan pelajaran yang terkait ideologi komunis,"

Hal pertama yang ingin saya tanggapi dari judul dan isi berita yang menggunakan istilah 'Cina' saya hanya ingin memberitahukan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menandatangani Keputusan Presiden No.12 Tahun 2014. 

Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dan atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan atau komunitas Tionghoa, dan untuk penyebutan Negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok. 

Hal kedua yang ingin saya tanggapi tentang kutipan yang saya cantumkan diatas perihal isi penyataan Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di situs berita online Republika, selama saya menempuh pendidikan di Tiongkok, saya pribadi ingin memberitahukan kepada bapak bahwa selama 6 tahun ini saya tidak pernah mendapatkan pelajaran mengenai ideologi komunis, yang ada hanya pelajaran Anatomy, Chemistry, Physiology, Immunology, Microbiology, Pediatric, Internal Medicine, General Surgery, Obstetric & Gyenocology, Radiology, Anasthesia, dll. Dan pada tahun pertama, saya sempat bertemu dengan pelajaran 'General Introduction China', tapi maaf general introductionnya berisi seputar tempat-tempat bersejarah & budaya negara Tiongkok (Great Wall, Tian'anmen, dsb) pak ! Kalau tidak percaya, bisa langsung kesini pak, jangan hanya 'mendengarkan', 'katanya', nanti bisa berdampak luas loh dengan pernyataan yang hanya 'katanya', 'saya dengarkan' itu..

Tanpa mengurangi rasa hormat saya, apa yang bapak sampaikan itu sangat provokatif yang tidak didasari sebuah fakta. Sekiranya berkenan dan alangkah baiknya menarik isi pemberitaan tersebut yang menurut saya bisa memecah belah persatuan dan menimbulkan keresahan khususnya saya dan rekan rekan para pelajar Indonesia di Tiongkok.         

Bagaimana Pelajar Indonesia menjalani kehidupan di Tiongkok ? Apakah ada perkumpulan orang Indonesia di Tiongkok ?

Jangan khawatir, Banyak perkumpulan orang Indonesia di Tiongkok. Untuk kemahasiswaan, ada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok yang tersebar di 25 kota. Untuk keagamaan (Khusus di Beijing), ada Lingkar Pengajian Beijing (LPB), Organisasi Buddhis Mangala (OBM), Mimbar Reformasi Injil Indonesia Beijing (MRII Beijing), Keluarga Katolik Indonesia Beijing (KKIB), BICF Indonesian Church. Untuk di kota lainnya hampir sama, rata-rata ada organisasi serupa juga.

Untuk PPI Tiongkok sendiri merupakan Perhimpunan yang mewadahi seluruh mahasiswa & pelajar Indonesia yang ada di Tiongkok. Menjadi duta bangsa dan perantara memperkenalkan negara Indonesia kepada orang luar  dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti festival kebudayaan, kegiatan forum diskusi, olahraga bareng, bakti sosial, dan kegiatan donor darah.

Dari kegiatan-kegiatan tersebut, bisa disimpulkan bahwa para pelajar Indonesia di Tiongkok sangat aktif dalam bersosialisasi dan beraktivitas. Bukankah agen perubahan adalah anak-anak yang tidak hanya aktif di dalam kelas, tapi aktif di luar kelas juga (?) semua itu hanya satu, Demi Indonesia !

Berikut saya lampirkan beberapa foto kegiatan pelajar Indonesia di Tiongkok

(foto ; setelah pengibaran bendera Merah Putih, 17 agustus 2017)
(foto ; setelah pengibaran bendera Merah Putih, 17 agustus 2017)
                                                      

(foto ; kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok bersama pak Dubes)
(foto ; kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok bersama pak Dubes)
(foto ; geng catering Indonesia BSU di acara lingkar pengajian Beijing)
(foto ; geng catering Indonesia BSU di acara lingkar pengajian Beijing)
(foto ; pelajar Indonesia di Beijing merayakan shalat idul fitri bersama di KBRI)
(foto ; pelajar Indonesia di Beijing merayakan shalat idul fitri bersama di KBRI)
Jadi, saya dan teman-teman disini terkhusus para pelajar Indonesia di Tiongkok, merasa tidak ada doktrin atau ajaran ideologi komunis tapi 'rasa nasionalisme, cinta tanah air, rindu rumah serta tempe'-lah yang kami selalu rasakan dan dapatkan. Wajar, tempe tidak ada di Tiongkok, pak.

Tulisan ini saya buat tidak ada maksud untuk menyudutkan salah satu pihak, tapi hanya ungkapan hati dari lubuk terdalam bahwa kami ini pelajar yang tugasnya untuk belajar, mencari pengalaman sebanyak mungkin demi mengabdi & membangun bumi pertiwi suatu saat nanti, bukan menjadi anak yang patut 'diwaspadai' karena 'komunis', karena pernah dan sementara belajar di negeri 'Tiongkok'!Jujur, belasan ribu pelajar Indonesia di Tiongkok saat ini terganggu dan merasa terpenjara dengan pemberitaan yang seakan merasa dicap 'komunis', yang dimana istilah 'komunis' di Indonesia sangat ditantang keras.

Buat situs berita online manapun, saya berharap agar judul ataupun isi berita setidaknya bisa di cek kebenarannya terlebih dahulu, memilih berita yang tidak mengandung unsur provokatif yang notabene dapat menimbulkan kegaduhan. 

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan atas segala respon, tanggapan, baik melalui group maupun melalui personal chat perihal pemberitaan tersebut. Semoga dibalik kejadian ini, ada hikmah yang bisa kita petik & pelajari dalam kehidupan. Serta mohon maaf jika ada salah kata dalam tulisan saya ini. Terima kasih, Semoga Kita Semua Tetap Berkarya Buat Indonesia..

Salam Pelajar Indonesia,

Beijing, 2 April 2018

Bagus Ari Haryo Anugrah

Penulis adalah salah satu Mahasiswa Indonesia di Capital Medical University, Beijing.

                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun