Pengantar
Sahabat. Mendengar kata ini terlintas dari masing-masing kita adalah sebuah relasi erat yang didalamnya terdapat kisah menarik dan penuh kasih. Ada kalanya, suka, duka, tawa, canda, dan sedih mengiringi tiap cerita. Tak hanya itu, konflik kerap kali datang silih berganti. Walau begitu, pasang surut, dinamika emosi yang dijalani dalam perjalanan sebagai sahabat ternyata memberi pertumbuhan diri sebagai manusia yang dewasa.
Jujur dalam bersahabat
Dalam persahabatan, perlu adanya sebuah keterbukaan di antara satu individu dengan yang lain. Menjadi pribadi yang terbuka adalah sebuah kunci untuk tercapainya jalinan relasi yang berkelanjutan. Seandainya tidak dilandasi dengan keterbukaan, alhasil persahabatan yang dijalin hanyalah sebuah kebohongan. Hanya sebagai peruntungan semata dari salah satu individu.Â
Memang, jalinan relasi antar sahabat perlu adanya kejujuran. Dengan begitu, relasi yang berlangsung dapat terus menerus dikuatkan karena tidak perlu ada yang ditutupi lagi. Akhirnya, persahabatan dapat menjadi hal yang selalu mematangkan pribadi.
Mendengarkan dengan hati
Dengan mendengarkan, berarti siap menerima segalanya. Apapun yang akan dibicarakan, pasti ada satu dua hal yang mungkin tidak dapat diterima. Ini membutuhkan keberanian. Keberanian untuk mendengarkan sahabat kita dengan segala ketidakberdayaannya. Kisah-kisah yang akan diceritakan oleh sahabat kita akan membawa kita pada kedekatan emosional. Kedekatan yang akan membawa persahabatan menjadi lebih langgeng dan menumbuhkan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H