Mohon tunggu...
Aryni Ayu
Aryni Ayu Mohon Tunggu... Penulis - Asisten Peneliti

Cleopatra

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Korelasi Teori Belajar

22 Desember 2015   19:42 Diperbarui: 22 Desember 2015   19:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja, menurut teori neurosains, tanpa melepaskan struktur-struktur kognitif yang ada di cerreblum otak. Dalam teori Piaget, siswa akan dituntun bagaimana cara berpikir kritis atau dalam bahasa pendidikan disebut High Order Thinking. Kegiatan aktif di dalam kelas seperti kegiatan murid secara pribadi mengolah bahan, mengerjakan permasalahan, membuat kesimpulan, dan merumuskan suatu rumusan dengan kata-kata sendiri adalah kegiatan yang snagat diperlukan agar murid sungguh-sungguh membangun pengetahuannya. Tugas guru adalah menyediakan alat-alat dan mendorong agar murid aktif. Sebagai contoh: seorang guru dalam pembelajaran sejarah Kurikulum 2013, dituntut untuk mampu memasukkan unsur-unsur 5M scientifik (berpikir sains) yakni mengamati, menanya, mengumpulkan data /informasi, mengaosiasi, dan mengkomunikasikan.

Di kegiatan apersepsi, guru telah menjelaskan gambaran umum terkait materi yang akan dibahas, kemudian menyuruh para siswanya berdiskusi untuk mencari permasalahan dalam materi sejarah terkait kehidupan sehari. Siswa dibiarkan untuk mengambil masalahnya sendiri karena guru tidak diperbolehkan mengambil masalah anak, dengan diberi waktu 30 menit. Dalam kelompok diskusi,siswa melakukan kerjasama dengan kelompoknya dan akan menghasilkan pengetahuan baru, dengan tugas guru sebagai fasilitator untuk mengarahkan pengetahuan baru yang baru saja dimiliki siswa.

Menurut pandangan konstruktivis dalam pendidikan, seyogyanya guru dapat memberikan situasi kondusif agar siswanya dapan membangun (construct) pengetahuan. Keberhasilan pembentukan pengetahuan dalam diri peserta didik dapat ditunjukkan melalui kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan konstruk telah membelaki kurikulum terbaru dengan pendekatan saintifik (scientific) yang mendasari seluruh komponen pembelajaran.

Jika pembelajaran saat ini berganti kembali menjadi kurikulum sebelumnya (2006) hal ini bukanlah suatu masalah yang besar seandainya guru benar-benar tetap mengaplikasikan teori-teori pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Manfaatnya bagi para guru dan tenaga pendidik seperti yang sudah terpapar dalam penjelasan sebelumnya adalah teori-teori pembelajaran menjadi dasar bagi segala penyelenggaraan pendidikan termasuk pembelajaran di kelas. Guru dan calon tenaga pendidik dapat menganalisis kebutuhan siswa, berlaku layaknya seorang Guru sekaligus filosof agar peserta didik mendapat panutan yang cukup baik, dan memiliki pedoman menanamkan pendidikan sepanjang hayat kepada peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun