Mohon tunggu...
ary lesmana
ary lesmana Mohon Tunggu... -

Bekerja untuk bidang Monitoring dan Evaluasi pada lembaga Internasional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat Terbuka untuk Ibu Fotografer

22 Januari 2014   12:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk ibu cepol yang hobi fotografi

Kalau ada pemilihan 33 fotografer paling berpengaruh di Indonesia, saya akan mengusulkan ibu sebagai salah satu kandidatnya, betapa tidak, lihatlah fakta-fakta berikut ini:
1. Komitmen sebagai fotografer. Sebagai ibu yang kerap kali mengikuti acara kenegaraan, ibu seringkali tak lupa membawa kamera berlensa panjang. Tidak peduli seberapa resminya acara tersebut dan kemungkinan tidak nyamannya tamu negara di shoot dengan lensa panjang ibu. Tentu saja komitmen sebagai fotografer itu tidak terhalangi oleh protokoler istana yang seringkali tidak membolehkan fotografer-fotografer lain meliput. Hak istimewa ini tentunya hanya dimiliki oleh ibu seorang.


2. Sudah menekuni fotografi sejak 1976. Fotografer baru yang sok-sokan menunjukkan karyanya itu, paling banter baru bergelut dengan dunia fotografi sejak sepuluh-limabelas tahunan lah. Bahkan banyak yang baru mengenal kamera beberapa tahun belakangan setelah kamera digital diperkenalkan, sedangkan ibu, nyata-nyata sudah memiliki tustel-hadiah dari ortu- sejak 1976. Tentu saja sudah ribuan karya yang ibu hasilkan sejak itu, namun ibu cukup rendah hati untuk tidak memamerkan karya-karya foto itu.


3. Percaya diri, selalu rapi dengan foto selfie. Ibu telah berkontribusi untuk menigkatkan rasa percaya diri fotografer, bahwa foto selfie, dan foto keluarga itu sangat penting dan utama untuk ditampilkan di muka publik. Banyak fotografer yang malu-malu memuat foto diri dan keluarganya, kalaupun ada, sedikit saja, mereka lebih banyak menampilkan karya mereka, sedangkan ibu justru sebaliknya, sungguh terobosan yang membanggakan. Tampilan ibu yang selalu rapi, juga membalik kebiasaan fotografer yang tampil seenaknya, dengan celana pendek sedengkul, sepatu kets dan baju rompi yang berisi aneka peralatan. Ibu tampil dengan rompi yang rapi, tetap ber-cepol dan bermake up. Sungguh kontribusi positif bagi penampilan fotografer yang biasanya agak urakan itu.


4. Fotografer perempuan. Ibulah yang menunjukkan debut perempuan dalam fotografi yang perlu diperhitungkan. Banyak fotografer terkenal, kebanyakan laki-laki, sementara sedikit sekali fotgrafer perempuan yang tampil di permukaan. Ibu lah yang memulai, dengan percaya diri menenteng kamera ratusan juta di setiap kesempatan. Tentunya ini bisa bikin para fotografer profesional-yang kebanyakan laki-laki itu- agak ketar-ketir periuk nasinya bakal terenggut oleh karya-karya besar ibu negara.


5. Ambasador merek ternama. Kamera yang ibu tenteng kemana-mana, dengan merek dan camera strapnya yang jelas menunjukkan merek terkenal, tentu saja membahagiakan pemegang merek. Ibu telah menunjukkan kontribusi yang nyata bagi pemasaran merek produsen ternama. Alangkah mulianya, seorang ibu negara yang selalu diliput ratusan media nasional dan internasional, membuktikan kesetiaannya pada satu merek.

salam_Ary Lesmana_penggemar foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun