Mohon tunggu...
Ary Janu
Ary Janu Mohon Tunggu... Musisi - musisi

Laki-laki berrambut gimbal...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Keliru

27 Januari 2017   18:23 Diperbarui: 27 Januari 2017   18:26 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sobat, 

Aku tahu jika kau merasakan sengatan api

Terbakar oleh kabut hitam kebiruan

Mawar yang kurangkai untukmu pun sisakan debu

Tak ada lagi sapaan awan lembut

Kita telah mandi hujan asam

Udara yang kita hirup pun semuanya menjadi racun

Bahkan aku lupa cara tersenyum

Dan bibirku kaku tuk berbagi cerita

Seandainya aku tahu apa yang akan terjadi,

Fajar akan tampak jauh lebih menarik 

Kegelapan akan membelok kepalanya

Mungkin tangan kita lupa bersentuhan

Hingga hangatnya enggan kembali

Lupakan dinginnya pisau yang menusuk jantung

Karna tuan sedang menertawakan kita

Mungkin terlihat seperti gerombolan anjing

Yang merebut tulang lemparannya

Tuhan kita berperang? oh... keliru....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun