Di awal tahun pelajaran, sekolah memiliki momentum yang tepat untuk menginternalisasikan profil pelajar pancasila dimensi nilai gotong royong melalui kegiatan menata kelas. Kegiatan ini bukan hanya sekadar merapikan ruang belajar, tetapi juga menjadi sarana untuk mengajarkan siswa pentingnya kerja sama, saling membantu, dan berbagi tanggung jawab. Pendidikan yang menekankan nilai gotong royong juga membantu siswa mengembangkan empati, keterampilan sosial, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
Menata kelas di awal tahun pelajaran adalah kegiatan yang umum dilakukan di banyak sekolah. Namun, kegiatan ini sering kali hanya dianggap sebagai tugas administratif yang harus diselesaikan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Padahal, jika dirancang dengan baik, menata kelas dapat menjadi kegiatan yang edukatif dan mendalam, di mana nilai-nilai gotong royong bisa diinternalisasikan kepada siswa.
Membentuk Tim Kecil untuk Menata Kelas
Salah satu cara untuk mengimplementasikan gotong royong adalah dengan membentuk tim-tim kecil yang terdiri dari beberapa siswa. Setiap tim bertanggung jawab untuk menata bagian tertentu dari kelas, seperti menyusun meja dan kursi, menghias dinding kelas, atau merapikan rak buku. Dalam proses ini, siswa belajar untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mereka juga diajarkan untuk saling menghargai ide dan pendapat satu sama lain, serta mengatasi perbedaan dengan cara yang positif.
Pembagian Tugas yang Adil dan Merata
Untuk memastikan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan menata kelas, pembagian tugas harus dilakukan secara adil dan merata. Setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab yang sama pentingnya. Hal ini mengajarkan mereka bahwa setiap individu memiliki kontribusi yang berarti dalam mencapai keberhasilan bersama. Selain itu, pembagian tugas yang adil juga mencegah terjadinya dominasi dari beberapa siswa, sehingga semua siswa merasa dihargai dan berperan dalam proses gotong royong.
Diskusi dan Refleksi Bersama
Setelah kegiatan menata kelas selesai, penting untuk melakukan diskusi dan refleksi bersama. Siswa dapat berbagi pengalaman mereka selama proses gotong royong, apa yang telah mereka pelajari, serta tantangan yang dihadapi. Guru dapat memandu diskusi ini dengan mengaitkan pengalaman siswa dengan nilai-nilai gotong royong dalam Profil Pelajar Pancasila. Diskusi ini membantu siswa untuk menyadari pentingnya kerja sama dan membangun kesadaran bahwa gotong royong adalah nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
@arygunawan.id Kelasku, Rumahku Implementasi Profil Pelajar Pancasila Gotong royong dalam bentuk Kolaborasi & Kerjasama menata kelas sesuai dengan ciri khas kelas masing-masing. Credit: #9Creative @mugadeta_official #fyp #kelas #kurikulummerdeka #gurupenggerak #gotongroyong #pelajarpancasila #hutri #hutri79 #indonesia #merdeka #merdekabelajar  DOLA - ANGGA DERMAWAN
Melalui kegiatan menata kelas, siswa berkesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelas, menyampaikan ide, mendengarkan pendapat orang lain, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini sangat penting untuk kehidupan mereka di masa depan, baik dalam lingkungan pendidikan maupun dunia kerja.
Dalam proses menata kelas, setiap siswa diberikan tanggung jawab tertentu yang harus mereka selesaikan. Hal ini membantu mereka untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian. Mereka belajar untuk menyelesaikan tugas dengan baik, meskipun tanpa pengawasan langsung dari guru. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk bertanggung jawab atas hasil kerja mereka, sehingga mereka lebih menghargai proses dan hasil dari kerja keras mereka.