Dalam rangka mempersiapkan pembelajaran abad 21 yang berorientasi global, SMP Muhammadiyah 3 Depok Sleman Yogyakarta (SMP Mugadeta) bekerjasama dengan Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta menggelar International Teachers Forum (ITF) pada Ahad (21/08) secara virtual. Kegiatan ini melibatnya setidaknya 50 guru perwakilan dari 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Sekolah yang terlibat adalah Sekolah Menengah Kebangsaan Sultanah Asma Kedah Malaysia dan Streessmutprakan School Thailand.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan Opening Speech dari 4 (empat) Kepala Sekolah yang memaparkan secara singkat best practice pengelolaan pembelajaran selama pandemi Covid-19. Hadir dalam kesempatan ini Unik Rasyidah, M.Pd., (Direktur Muallimaat), Hasanudin, M.Pd. (Kepala SMP Mugadeta), Puan Farihah binti Hussein, M.Ed. (Kepala SMK Sultanah Asma Malaysia), dan Mr. Wuttichai Wantamart (Direktur Streesmutprakan School Thailand).
Setelah Opening Speech, acara dilanjutkan dengan Teachers Talk berbagi pengalaman dan praktik baik pembelajaran dengan tema How to survive after Covid-19. Pemateri pertama Puan Maslela Noorida binti Mansur, Senior Assistant of Academic Affairs SMK Sultanah Asma. Maslela lebih banyak menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah selama pandemi, baik berupa tantangan maupun alternatif solusinya. Pemateri kedua Elpin Eliana, M.Pd., Wakil Direktur Bidang Akademik Madrasah Muallimaat. Elpin menjelaskan tantangan dan upaya pemulihan pembelajaran pasca Covid-19 yang telah dilaksanakan di Indonesia, khususnya di Madrasah Muallimaat.
Pemateri Teachers Talk ketiga adalah Mr. Thanapoom Pumchan, Ph.D.,  Assistant Vice Director of Academic Affairs Division, Streesmutprakan School Thailand. Poom, menguraikan program pemerintah Thailand dalam rangka pemulihan pembelajran pasca Covid-19 untuk jenjang pendidikan menengah.  Pemateri terakhir adalah Ary Gunawan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik dan Kurikulum SMP Mugadeta. Dalam paparannya, Ary lebih banyak mengulas pentingnya Growth Mindset dalam pemulihan psikologis murid, guru dan orangtua pasca Covid-19. Dijelaskan pula pentingnya menjadi Adaptive School, Mitigation Curriculum dan penguatan Kreativitas dan Inovasi Guru dalam pembelajaran untuk mengembalikan sekolah new normal.
Acara dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) melibatkan guru dari empat sekolah peserta. Tema pertama yang diangkat dalam FGD ini adalah Effective ways of teaching and learning in the classroom dengan moderator Farhana binti Muhammad Nor, M.Ed. dari Malaysia. Tema kedua yang dibahas adalah Social and emotional learning in the secondary classroom dengan moderator Dwi Setiyawan, M.Pd dari Yogyakarta. Selanjutnya, tema ketiga yang didiskusikana adalah How to develop global skill for learners dengan moderator Thanyawit Wuthisawangwong, M.Ed. dari Thailand. Terakhir, tema Technology impact in teaching and learning strategy dengan moderator Yuli Dwi Wibowo, S.Pd. dari Sleman.
Kegiatan diakhiri dengan sesi refleksi dan rencana tindak lanjut partnership school untuk kegiatan selanjutnya. Dalam kesempatan yang akan datang akan dilakukan students collaboration untuk menumbuhkan persaudaraan negeri serumpun dan mengimplementasikan profil Pelajar Pancasila berkebhinekaan global. Kegiatan ITF ini adalah kegiatan awal untuk saling menumbuhkan semangat belajar dan berbagi antarguru dalam rangka mempersiapkan pembelajaran yang berorientasi global. (AG)
