Mohon tunggu...
Ary Ginanjar
Ary Ginanjar Mohon Tunggu... CEO ESQ Groups dan ESQ Leadership Center -

Ary Ginanjar Agustian Pendiri Lembaga Training ESQ, ACT Consulting, Assessment Center, ESQ Bussiness School, ESQ Tours and Travel. Menara 165

Selanjutnya

Tutup

Money

Generasi Y Penerus Kemajuan Bangsa Indonesia

13 Mei 2014   16:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka dikenal sebagai Generasi Y, atau ada juga yang menjuluki sebagai echo boomer dan millennials. Ada yang mengatakan, mereka lahir sekitar tahun 1977 - 2002. Ada juga yang berpendapat, sekitar tahun 80an hingga tahun 2005. Namun yang jelas mereka adalah Generasi baru, anak-anak generasi Baby Boomer yang hidup setelah Perang Dunia Ke-2.

“Generasi millennium telah dibesarkan dalam generasi yang paling menitikberatkan anak-anak. Mereka diprogram dan dibentuk,” kata Cathy O’Neil, VP senior di perusahaan pengelolaan SDM Lee Hecht Harrison di Woodcliff Lake, New Jersey. Keinginan mereka berbeda. Generasi millennium ini menunggu untuk mendapat masukan dari hasil kerja mereka.

Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan.

Namun ini menjadikan mereka generasi yang tidak lagi hanya memikirkan uang semata. Mereka menginginkan keadilan di dalam menilai pekerjaan mereka dan dihargai tidak hanya dengan gaji. Mereka dibesarkan dengan pujian dan penghargaan dari guru dan orangtua. Karena itu, jika tidak mendapat feedback secara rutin dari atasan, mereka bisa merasa tidak dihargai dan akan pergi meninggalkan organisasi walaupun gaji yang ditawarkan tinggi.

Mereka juga tidak akan menghormati seseorang hanya kerana jabatan atau senioritas. Mereka hanya akan menghormati orang yang memperlihatkan sikap hormat kepada mereka. Kesetiaan bagi mereka tidak hanya dibina dari bawah ke atas, tetapi juga harus dari atas ke bawah.

Anak-anak muda ini adalah wajah dunia masa depan –  bercita-cita tinggi, kaya ide, ketagihan perubahan, berani dan seolah mampu melakukan apa  saja, kecuali satu… mengikut apa yang diarahkan tanpa sebab!

Jordan Kaplan, seorang professor sains pengurusan di Long Island University-Brooklyn, New York mengatakan, “Generasi Y sangat kurang mempercayai  manajemen konservetif ala command-and-control. Namun, cara manajemen tersebut masih popular di tempat kerja saat ini”.

Dia juga menambahkan bahwa, mereka dibesarkan bebas bertanya dan mempersoalkan orangtua. Saat besar mereka juga akan merasa nyaman untuk bertanya dan mempersoalkan atasan. Ini sesungguhnya bagus, tetapi hal itu akan mencemaskan manajer yang berusia 50 tahun yang mana kebiasaannya hanya mengeluarkan arahan, “Lakukan dan lakukan sekarang”

Sudah saatnya para pemimpin korporasi memikirkan hal ini dengan serius. Semua hal berubah. Begitu juga cara dalam menghadapi para pekerja baru yang memasuki dunia pekerjaan. Mereka pastinya tidak sama seperti generasi 20 tahun lalu. Nilai-nilai yang dibawa oleh golongan muda ini seperti kecepatan, fleksibel, inovasi dan gold oriented harus kita terima dan sesuaikan di korporasi.

Cara pengelolaan lama yang kurang fleksibel harus segera diubah untuk menyesuaikan diri dengan tenaga muda yang sedang haus mencari peluang untuk mengembangkan ide dan inovasi.

Namun hal itu belum cukup. Kunci kejayaan jangka panjang dan kelangsungan sebuah perusahaan atau organisasi adalah bagaimana memotivasi dan membentuk talent-talent muda yang akan membawa Anda menguasai  masa depan. Bagaimana kita dapat memotivasi secara berkesan generasi yang terlihat sangat berbeda dengan kita ini? Bagaimana menanamkan nilai-nilai mulia yang selama ini kita pertahankan di perusahan seperti integritas, kesetiaan, dan kebersamaan? Apa upaya yang harus dilakukan supaya terwujud kesepahaman antara generasi dan dapat bekerja dalam sebuah pasukan yang saling memahami?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun