Mohon tunggu...
Aprilita RinaYanti
Aprilita RinaYanti Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

saya berprofesi sebagai dosen pada Program Studi Farmasi Universitas Esa Unggul

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengabdian Masyarakat Program Studi Farmasi Universitas Esa Unggul di SMPN 191 Jakarta Barat "SADAR: Sayangi Diri, Awas Rokok"

21 Juni 2024   19:50 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemberian hadiah bagi siswa yang aktif bertanya/dokpri

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua,  status kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah menjadi kebudayaan (Tarwoto, dkk, 2010). 

Saat ini Prevalensi perokok aktif di Indonesia mengalami peningkatan. Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun dan kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%) (Departemen Kesehatan, 2023).

Selama lima tahun terakhir, penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja secara signifikan telah melampaui penggunaan rokok biasa. Jumlah remaja di Indonesia yang menggunakan rokok elektrik diperkirakan antara 2,1 juta hingga 2 juta orang.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kota Denpasar dan Surabaya diketahu sebanyak 25% remaja telah mencoba menggunakan rokok elektrik. Saat ini, rokok elektrik dipasarkan sebagai pilihan yang tidak terlalu berbahaya dan sebagai alat untuk berhenti merokok (Farsalinos & Polosa, 2024). 

Namun, penggunaan rokok elektrik belum mendapatkan persetujuan sebagai metode untuk membantu penghentian merokok karena adanya risiko dan efek negatif terkait dengan kesehatan, termasuk risiko kematian akibat kanker paru yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik. (Lozano et al., 2019; Widyawati, 2022). 

Menurut American Heart Association (AHA) rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok biasa, sebab, e-liquid dalam rokok elektrik  memiliki zat-zat yang berbahaya untuk tubuh

Penggunaan rokok elektrik memiliki risiko yang berbahaya terhadap kesehatan paru-paru dan jantung (WHO, 2020). Sejumlah kajian menyebutkan bahwa paparan asap rokok elektrik dapat memicu respons inflamasi dan berdampak negatif pada sistem pernapasan. Selain itu, konsumsi rokok elektrik juga dikaitkan dengan meningkanya risiko tekanan darah tinggi dan gangguan pertumbuhan otak pada remaja (Wold et al., 2022). 

Ketergantungan dan berbagai perilaku berisiko lainnya, seperti konsumsi produk tembakau dan narkoba, juga merupakan dampak negatif dari penggunaan rokok elektrik.  Remaja yang terpapar asap rokok, baik dari perokok aktif di keluarga maupun lingkungan sekitar, berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.  

Selain risiko gangguan kulit dan masalah gigi seperti plak Dampak lainnya adalah penampilan fisik yang lebih tua dari usia sebenarnya serta kecenderungan terhadap perilaku negatif seperti agresifitas dan perilaku yang menantang

Ketidakseimbangan informasi yang diterima oleh remaja tanpa pengetahuan yang memadai tentang bahaya rokok termasuk rorko elektrik dapat meningkatkan kerentanan untuk menjadi pengguna di masa depan dan menghambat upaya pengendalian rokok di Indonesia (George et al., 2019). 

Salah satu strategi efektif untuk mencegah dan menghentikan penggunaan produk tembakau oleh remaja, termasuk rokok elektrik, adalah dengan memberikan edukasi. Edukasi terkait dengan penggunaan rokok sudah sering dilakukan (Bala et al., 2015; Susanto et al., 2020).
Namun demikian, kegiatan edukasi tentang bahaya rokok kebanyakan masih berfokus kepada bahaya rokok konvensial (rokok tembakau). Masih belum banyak kegiatan edukasi terkait dengan bahaya rokok elektrik bagi kesehatan, khusus pada remaja di Kota Jakarta. Oleh karena itu program studi farmasi melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa edukasi kepada siswa-siswi   SMPN 191 Jakarta  Barat mengenai bahaya rokok termasuk  rokok elektrik.  

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai bahaya rokok  dan dampaknya bagi kesehatan remaja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sekaligus dalam rangka perayaan Dies Natalis yang ke 7 Program studi Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas  Esa Unggul. Kegiatan edukasi melibatkan 2 dosen sebagai nara sumber yaitu Prof. Dr. apt. Aprilita Rina Yanti Eff., M.Biomed dan Yonatan Eden, MSc. serta dibantu oleh mahasiswa Kelompok KJ 03 angkatan 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun