Bayangkan, jika hampir di seluruh belahan dunia, artis Korea memiliki fans, maka produk dari korea (yang diiklankan oleh artis korea) tentu akan sangat laris.
Hal ini tentu sangat menguntungkan, terlebih bagi produk Korea Selatan.
Bisa dikatakan, salah satu fungsi produk hiburan Korea Selatan adalah untuk membuat produk apapun yang dari Korea menjadi laris di pasar dunia.
2. Kolaborasi yang Sistematis
Di Indonesia, mungkin tugas pemerintah terhadap infotainment adalah sebagai pengawas. Pemerintah mungkin belum berinovasi untuk membranding komoditas hiburan di Indonesia.
Namun kalau di Korea Selatan, pemerintah dan swasta berkolaborasi untuk saling menguntungkan satu sama lain. Berbarengan menjadikan hiburan Korea menjadi konsumsi dunia.
Maka tidak heran, jika produk hiburan yang berbau Korea hampir selalu laku. Karena memang diniati dari negara itu, tidak main-main.
3. Kontribusi GDP
Bayangkan, sekelas satu Boyband Korea saja, bisa menyumbang 0,3 % GDP negara. Angka itu bisa dikatakan sangat besar dibanding dengan jumlah personilnya.
Selain itu, royalti industri musik Korea Selatan sangatlah besar. Mencapai kira-kira Rp 133 miliar. Bayangkan, betapa suksesnya industri hiburan di Korea Selatan.
4. Loyalitas Fandom yang Kuat
Entah bohong atau tidak, saya pernah melihat postingan video cewek menangis karena membela boyband atau girlband Korea. Benar-benar gila loyalitas mereka.
Ada juga yang rela ibunya dihina ketimbang idolanya dihina. Pola pikir semacam ini mustahil terbentuk jika loyalitas fandom mereka tidak kuat.
Analisis saya akan sebab dari loyalitas fandom penggemar produk hiburan Korea ini antara lain adalah:
- Kecintaan fans terhadap Korean Waves
- Kedekatan fans dengan Komunitas Fans Korea
- Fans yang Kecanduan konten Korea
- Terseret Arus globalisasi hiburan modern
- Sisi Gelap Produk Hiburan Korea (Spesifik: Industri K-Pop)