Hubungan asmara Susi dengan Alan pun semakin dekat, ditambah mereka pun mendapatkan porsi dan waktu latihan bersama. Sehingga mereka pun saling mengenal lebih dekat satu sama lain. Melihat kedekatan mereka, pelatih Liang Chiu Sa pun memperingatkan Susi untuk tidak berlebihan dalam menajalani hubungan asmara. Hal itu dikarenakan Liung Chiu Sa perlu Susi untuk bertanding di Sudirman Cup sebagai tunggal putri.
Singkat cerita Sudirman Cup pun dimulai dan Susi Susanti sebagai tunggal putri pun melaju ke babak final tunggal putri berhadapan dengan Lee Young Suk asal Korea Selatan. Susi pun tampil heroik dengan bermain tiga set, yang mana di set kedua Susi tertinggal poin jauh dan berhasil mengejar ketertinggalan dan mengalahkannya. Penonton Indonesia yang awalnya mengira Susi akan kalah pun akhirnya merasa saat ini Susi sudah siap juara.Â
Akhirnya Susi pun berhasil mengalahkan tunggal putri Korsel dan berhasil membawakan juara untuk Indonesia di Sudirman Cup. Setelah itu Indonesia pun selalu meraih banyak kejuaraan di bulutangkis open di dunia, hingga pada akhirnya pun banyak publik yang menganggap Alan dan Susi adalah pasangan juara bulutangkis Indonesia.
Kekalahan Indonesia melawan Malaysia di ajang Thomas Cup tahun 1992 dianggap sebagai modal buruk Indonesia menjelang Olimpiade di Barcelona. Bahkan kekalahan partai Thomas pun dianggap disebabkan karena hubungan asmara antara Alan dan Susi. Tetapi hal itu disanggah oleh Letjen Sutrisno yang mengatakan bahwa pada saat itu Malaysia bermain lebih baik daripada Indonesia.
Singkat cerita, ajang olimpiade Barcelona pun sudah dimulai dan Indonesia banyak mengirim perwakilannya di final. Bahkan final tunggal putra saat itu adalah "All Indonesian Final" antara Alan melawan Ardhy B. Wiranata, sedangkan Susi melawan tunggal Korsel yaitu Bang Soo Hyun.Â
Susi pun mendapatkan perlawanan sengit dari Korsel dengan 3 set pertandingan. Susi pun berhasil mengalahkan Bang Soo Hyun di Olimpiade Barcelona sekaligus membawakan emas pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade. Untuk partai tunggal putra pun dimenangkan oleh Alan Budikusuma, sehingga hal ini membuktikan bahwa mereka adalah pasangan bulutangkis yang hebat.
Singkat cerita setelah bulutangkis Indonesia mendapatkan banyak kejuaraan, Susi yang berniat untuk menikah dengan Alan pun, merasa mendapatkan kesulitan. Hal itu karena bukti kewarganegaraan Susi belum mendapatkan kepastian. Bahkan hal ini pun berdampak pada persiapan Olimpiade Atalanta 1996, yang dimana Susi memerlukan kewarganegaraan untuk diakui sebagai warga negara Indonesia yang juara.Â
Pada olimpiade Atalanta pun Susi hanya bisa meraih medali perunggu, sedangkan Bang Soo Hyun yang dikalahkan oleh Susi di Olimpiade Barcelona pun berhasil meraih emas di Olimpiade Atalanta.
Isu tentang adanya kerusuhan di wilayah Indonesia pun semakin menguat kala itu, akan tetapi di lain sisi, Susi pun bisa melangsungkan pernikahannya dengan Alan di tahun 1995. Kerusuhan yang terjadi di Indonesia pun sudah diketahui oleh warga dunia. Bahkan pada tahun 1998 bertepatan dengan ajang Thomas-Uber di Hong Kong, banyak warga Hong Kong yang melempari bus dari atlet Indonesia.Â
Merasa keluarga di Indonesia saat itu tidak aman, membuat mental pemain Indonesia menurun. Bahkan ada beberapa atlet yang ingin mundur dari ajang tersebut. Akan tetapi Susi tetap pantang menyerah, walaupun kondisi negara dan keluarga yang sedang masalah, tidak membuatnya menyerah dalam memperjuangkan kemenangan Indonesia.