Selanjutnya berilah waktu bersama dengan anak dan remaja untuk melihat mereka menggunakan gawai mereka, baik di saat mereka gunakan untuk belajar atau saat bermain. Melihat langsung hal yang dilakukan anak dan remaja saat mereka bersama gawai mereka, adalah sebuah pembiasaan keterbukaan yang patut dibangun agar anak dan remaja memahami bahwa tidak ada yang perlu dirahasiakan perihal informasi yang mengalir saat mereka bersama gawai mereka sehingga anak dan remaja menjadi terbuka dalam menerima segala informasi dan dapat menginformasikan kepada orangtua terkait informasi yang tidak pantas yang mungkin terjadi.
Hal yang sangat penting yang dapat dilakukan orangtua sebelum anak dan remaja bersama gawai mereka adalah dengan memberikan informasi terkait manfaat dan bahaya dari sebuah gawai yang cerdas dan terakses informasi. Saat sebelum anak penulis memulai membuat konten-konten kreatif di sebuah kanal media sosial, penulis sampaikan beberapa pertanyaan dan informasi. "Anakku, apa yang kamu harapkan dengan membuat konten ini?, jenis konten apa yang ingin kamu buat?, siap tidak jika konten mu ini tidak disukai orang sehingga tidak sesuai harapanmu?, siap tidak jika suatu ketika ada yang menghina kamu lewat komen di konten yang kamu buat, seperti "kamu bodoh, bego, memalukan, dan lain-lain"?, bagaimana kamu mengatur waktu kamu saat membuat konten dan saat kamu perlu belajar menyelesaikan tugas sekolah?"
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi awal mindset yang penting untuk anak agar mereka mendapat sebuah pengantar cara pikir yang siap menghadapi banjir informasi saat bergawai apalagi dengan teknologi digital berupa internet. Jika anak dan remaja belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mereka patut kita berikan bimbingan bertahap dengan memberi contoh kejadian yang berdampak dari penggunaan gawai yang cerdas, baik itu kejadian yang membuat pengguna menjadi lebih baik atau yang membuat pengguna menjadi buruk dalam tutur kata, sikap dan pemikiran serta kesehatan fisik.
Ingat pula di saat anak dan remaja sedang menggunakan gawai dalam waktu lebih dari 30 menit, pastikan mereka diingatkan untuk minum air yang cukup, posisi duduk di atas kursi atau duduk di lantai dengan posisi punggung dan leher tegak atau kurang lebih jika terpaksa menunduk sudut yang terbentuk dengan garis horizontal sebesar 20-30 derajat. Hal ini untuk membantu pembiasaan sikap duduk dan melihat gawai yang sehat guna mengurangi cidera pada tulang punggung dan tulang leher yang sangat vital dalam mendukung kesehatan fisik anak dan remaja kita.
Balanced life atau keseimbangan hidup pun menjadi penting untuk ditawarkan ke anak dan remaja kita. Ajaklah mereka bermain di alam terbuka tanpa gawai dan latih fisik mereka untuk sekedar jalan menghirup udara segar, keluar dari kegiatan di dalam ruangan dan terlepas dengan gawai yang saat ini mungkin menjadi kebutuhan primer dikarenakan proses digitalisasi yang makin marak dilakukan di sekolah. Kegiatan keluar ruangan dan menikmati alam terbuka dapat dijadikan mata acara kehidupan mingguan atau jika terpaksa sulit mengatur waktu, lakukanlah dalam satu kali selama 1 bulan dalam durasi waktu cukup seperti 1-2 jam.
Semoga sharing tips untuk mawas berdigital yang penulis tulisakan ini memberikan manfaat untuk kita semua dan pada akhirnya dapat membantu banyak keluarga Indonesia mengkader generasi yang melek digital yang terampil, sehat, bahagia dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H