Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Solusi Atasi Kekerasan di Sekolah

3 Oktober 2024   05:42 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:43 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afirmasi itu dapat berupa kalimat, "Sekolah ku, sekolah kita, sekolah semua", "Sekolah ku Rumah ku, ramah dan nyaman". Buatlah afirmasi yang mengarah ke visi sekolah, yang mudah dingat, mudah diucapkan, dan memunculkan semangat dalam penyampaiannya.

Selanjutnya pimpinan sekolah dapat membuat pertemuan-pertemuan yang tidak rutin dan informal untuk mendengar, memperhatikan, berdiskusi kepada murid, guru, tenaga kependidikan dan orang tua. Pertemuan yang informal ini bisa sambil sekedar 'ngemil', 'ngopi', 'ngeteh' tidak perlu sampai harus ke kafe yang nantinya malah melorotkan keuangan pimpinan sekolah. Pertemuan informal syarat dengan dinamika yang fleksible dan hangat yang dapat menumbuhkan kasih sayang yang menjadi pupuk untuk menumbuhkan sekolah yang ramah dan nyaman.

Pertemuan informal ini dapat memberikan ruang untuk penguatan kebahagiaan para sivitas sekolah. Pemimpin sekolah pun dapat mengkader guru dan tenaga kependidikannya untuk menemukan sivitas sekolah yang tampak atau sedang mengalami penderitaan, dan jika ditemukan ada sivitas yang sedang menderita maka segera untuk diajak bicara 4 mata untuk digali informasi sebab menderitanya agar sekolah dapat memberikan solusi atau minimal memberikan saran untuk sebuah solusi.

Program lain yang dapat dilakukan sekolah yaitu kegiatan inspeksi mendadak (sidak). Pimpinan sekolah pun perlu sekali untuk melakukan inspeksi/pemeriksaan mendadak (sidak) untuk melakukan kontrol atas proses pembelajaran di sekolah. Sidak ini dilakukan secara acak dan tidak terjadwal agar para pihak memahami tanggung jawab mereka sesuai prosedur. Sidak yang dilakukan ini tentu sudah disosialisasi kepada seluruh sivitas khususnya terkait tujuan luhur yang menjadi latar belakang kegiatan sidak ini.

Kegiatan sidak ini dapat dilakukan dengan memberikan lembar kuesioner yang bisa diberikan dalam bentuk form online. Form ini dapat diisikan terkait pelayanan yang diberikan oleh sekolah berupa pertanyaan seperti bagaimana guru mengajar, adakah guru yang mengajar dengan baik atau kurang baik, bagaimana dengan tenaga kependidikan, adakah yang membuat pendidik nyaman atau kurang nyaman, dan mengapa.

Deteksi dini kekerasan dapat juga dilakukan dengan membangun budaya lapor dan menjaga privasi sang pelapor. Pimpinan sekolah dapat membangun budaya ini dengan menyampaikan kepada seluruh sivitas bahwa semua orang di sekolah ini adalah anggota keluarga besar sekolah sehingga semua wajib menjaga, membantu dan ikut serta membangun sekolah yang nyaman dan ramah.

Di saat sivitas mendapat kemudahaan akses untuk memberikan laporan secara langsung kepada pimpinan sekolah atau guru dan tenaga kependidikan yang dipercaya mereka, maka para murid yang sering kali menjadi korban kekerasan dapat terhindar dalam pusaran kekerasan sejak dini.

Budaya mudah lapor dengan akses yang mudah dan anti ribet serta anti birokrasi yang panjang, dapat diterapkan dengan mudah asal didahului dengan membangun kedekatan dengan para murid sejak awal mereka bergabung di sekolah. Kedekatan ini dapat berlangsung jika pimpinan sekolah dan jajarannya sering berdialog dengan para murid, terlibat kegiatan bersama murid, menegur dan menyapa murid dengan peduli.

Program lain yang juga penulis terapkan guna membangun sekolah yang ramah dan nyaman adalah dengan melibatkan orang tua/wali murid untuk memberikan pengajaran. Orang tua/wali murid ini terlibat dalam pengajaran khususnya terkait profesi kerja mereka, pengalaman hidup mereka hingga bisa bertahan dan sukses, serta juga isu global yang disesuaikan dengan pengalama para orang tua/wali murid. Kehadiran orang tua/wali murid dalam pengajaran ini diharapkan selain membangun kedekatan sekolah dan orang tua/wali murid, juga dapat membuka wawasan guru dan murid terkait kehidupan di luar sekolah.

Semoga pengalaman yang dilakukan penulis ini yang penulis bagikan di tulisan ini dapat memberikan inspirasi agar dapat meningkatkan jumlah sekolah yang ramah dan nyaman yang bebas dari kekerasan dalam bentuk apapun juga.

www.freepik.com
www.freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun