Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Deteksi Dini Perilaku Murid

2 April 2024   05:05 Diperbarui: 2 April 2024   05:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kita menjadi pendidik, tentu memberikan kita banyak pengalaman khususnya dalam memahami kesehatan mental murid kita. Deteksi dini kesehatan mental murid kita menjadi kunci utama dalam memberikan dukungan mental agar murid kita terbebas dalam gemelut mental mereka.


Penulis mendapatkan beberapa gejala yang penulis dapatkan selama mendidik murid yang menjadikan pengetahuan awal sebelum melakukan pendekatan lebih lanjut guna membantu murid-murid bebas dari gemelut mental mereka.
Para murid memiliki rekaman masa lampau di masa mereka kanak-kanak yang berbeda-beda. Ada di antara mereka yang mendapatkan rekaman berupa ancaman, kehilangan sosok orang tua, kekecewaan, keresahan atau kegelisahan akibat kurangnya kepercayaan diri, kegembiraan, kesukaan atas hal-hal tertentu, kasih sayang dari kedua orang tuanya, serta rekaman lainnya.


Umumnya rekaman mental yang negatif sangat memberi pengaruh kepada kesehatan mental, sehingga berdampak pada mentalitas yang malas belajar, menunda pekerjaan, sulit untuk berterus terang, tertutup, kurang percaya orang lain, tidak ingin berbaur, penyimpangan seksualitas, sulit tertib mengikuti aturan, suka melakukan perbuatan onar yang menganggu orang lain.


Di saat pendidik memahami bahwa sebagian besar tindakan negatif yang dilakukan oleh para murid lahir dari kelamnya masa kanak-kanak mereka, pendidik dapat memberikan pendekatan yang lebih humanis mendidik terhadap murid ini. Pendidik tidak menghabiskan waktu hanya menghukum sang murid dengan beragam hukuman dan ancaman yang melelahkan pendidik dan juga murid yang berkelakuan negatif.


Ketegasan dan keakuratan prosedur menjadi bagian kunci sukses dalam memberikan pendekatan kepada murid yang mengalami penurunan kualitas mental terutama dalam berperilaku yang pantas di lingkungan sekolah serta di luar sekolah.


Berdasarkan pengalaman pendidik, sekolah perlu membuat prosedur yang konsisten dan terarah untuk membantu murid memperbaiki kualitas mental mereka. Setiap kali ada perilaku yang tidak pantas, murid langsung mendapat panggilan dengan guru kelas atau wali kelas mereka. Wali kelas menjelaskan bahwa sikap yang terjadi adalah tidak sesuai dengan aturan atau kebijakan sekolah.


setelah itu wali kelas mencatat pertemuan dalam buku kejadian kelas, dan meminta murid untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk kehadiran murid dalam pertemuan tersebut. Buku kejadian ini wajib juga ditanda tangan oleh wali kelas dan diketahui oleh kepala sekolah, serta diketahui orang tua murid.


Jika kejadian serupa terjadi atau meningkat ke pelanggaran yang serius atau berat, wali kelas dapat mengundang guru bimbingan konsuling untuk melakukan pendekatan yang lebih terarah, agar memahami akar masalah murid. Selain itu, guru kelas melalui sepengetahuan kepala sekolah wajib mengundang kedua orang tua murid untuk hadir di sekolah guna memberi kabar terkait perilaku anak mereka. Undangan ini wajib dihadiri oleh kedua orang tua murid tidak bisa diwakili atau hanya 1 orang tua saja yang hadir.


Setelah beragam pertemuan dan penguatan terjadi namun murid masih melakukan pelanggaran maka sekolah wajib memberikan konsekuensi yang tegas agar perilaku tersebut tidak menular di kalangan murid lainnya, konsekuensi dapat berupa surat peringatan yang berjenjang atau dikembalikan kepada orang tua murid sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah bahwa sekolah belum mampu mendidik sang murid karena itu dikembalikan ke orang tua murid.


Beragam sekolah tentu memiliki beragam prosedur, namun pastikan prosedur itu ada dan diketahui semua pendidik agar dapat diterapkan dan juga pendidik perlu dikuatkan untuk dapat peduli terhadap perilaku murid yang menyimpang walau perilaku itu terjadi di luar kelas, bukan di dalam kelas.


Titik rawan perilaku menyimpang di sekolah dapat terjadi di saat murid ke toilet, istirahat pagi dan siang, sebelum kelas dimulai, saat pendidik tidak masuk kelas, saat pulang sekolah, saat tidak ada pelajaran setelah ujian semester. Sekolah perlu terus melakukan patroli terkait titik-titik rawan ini, sekolah tidak boleh puas hanya melihat murid duduk tenang di dalam kelas di saat gurunya menjelaskan pelajaran.


Murid-muri yang melakukan penyimpangan perilaku secara terang-terangan itu sangat mudah diketahui, namun ada jenis murid yang melakukan penyimpangan perilaku secara diam-diam, tidak tampak secara langsung sehingga orang tua dan pendidik tidak dapat mendeteksinya.


Penyimpangan perilaku ini dapat kita sebut sebagai serangan informasi yang berasal dari gawai yang dimiliki oleh para murid. Murid dapat melakukan tindakan perundungan dengan mengirim kata-kata yang memojokan, mengancam, menghina, menyakitkan murid lainnya, juga mereka dapat melakukan 'asmara' dengan berbincang ke arah hal yang bukan usia mereka dan saling berbagi gambar atau video yang melampaui usia mereka dan akhirnya mereka nekad mempraktekannya.


Penyimpangan perilaku lewat serangan informasi ini, dapat dideteksi oleh sekolah dengan tertib melakukan razia atau pengeledahan dadakan tanpa diketahui oleh murid, atau pendidik lainnya agar kegiatan ini benar-benar hanya diketahui oleh kepala sekolah dan jajarannya.


Razia dapat disosialisasikan kepada orang tua murid dan murid di awal sebelum pembelajaran dimulai dan sampaikanlah maksud baik dari kegiatan ini yaitu untuk menyelamatkan murid terserang dari informasi yang tidak pantas. Tentu ada saja orang tua dan murid yang menolak, jika mereka menolak, minta mereka tidak menggunakan gawai selama di sekolah. Aturan ini tidak didiskusikan namun hanya disosialisasikan agar menjadi bagian proteksi dan deteksi dini penyimpangan perilaku murid.


Deteksi dini lainnya yang juga dapat kita sebagai pendidik sadari adalah bahasa tubuh murid kita. Lihatlah ke arah mata murid kita, jika kita bicara dengan murid kita, perhatikan mata mereka, jika mereka tidak dapat memberikan kontak mata yang alami dengan mata kita, itu memberikan sebuah tanda bahwa murid kita sedang atau membutuhkan pemahaman lebih mendalam guna diketahui adanya rekaman masa lalu atau masa kanak-kanak mereka yang mengalami hal yang tidak membahagiakan.


Ajaklah bicara santai dengan murid ini, galilah dengan bertanya,"Bagaimana kabar mu?, apa yang kamu sukai dalam hidup ini, apa yang kamu tidak sukai?, saat ini ada yang ingin kamu ceritakan?, saat kamu kecil, apakah kamu mengalami kehidupan yang bahagia, adakah orang yang kamu cintai, takuti?".


Pendidik juga dapat ajak murid ini berbicara dengan mengingatkan,"Ayo matanya lihat ke Bapak, halooo Bapak di sini, matanya lihat Bapak dong!". Ajak bicara secara mendalam kepada murid-murid ini, pembicaraan yang mendalam sangat membantu murid-murid ini keluar dari masalah rekaman masa lalu mereka.


Hal lain adalah gerak tubuh, tangan, badan dan kaki. Jika pendidik menemukan murid yang jika diajak berbicara tubuh mereka tidak bisa tenang, atau terus bergerak itu menunjukkan murid sedang dalam kondisi gelisah, kondisi yang memerlukan pembicaraan yang mendalam.


Pembicaraan mendalam yang dimaksud penulis adalah waktu bersama yang berkualitas dengan murid, berbicara tentang mereka, mengarahkan mereka agar bercerita terkait hal-hal negatif yang mereka alami yang membayangi mereka selama ini.


Pekalah terhadap perilaku murid yang mereka tampakan secara langsung, jika bukan kita yang peduli dengan mereka, siapa lagi yang dapat membantu mereka keluar dar jeratan masalah mereka. Murid adalah sosok manusia yang sangat mudah dibentuk asalkan kita memahami mereka dan tegas dengan mereka, mereka dapat menjadi bintang dalam kehidupan mereka jika pendidik dapat memberikan porsi yang tepat dalam mendidik, mendampingi, membina mereka.


Semoga para pendidik semakin peka, semakin terampil dalam melakukan pendekatan kepada murid dan orang tua sehingga andil pendidik untuk menghantarkan murid-muridnya menuju masa depan mereka menjadi lebih kuat dan terarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun