Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kecakapan Mendampingi AI

18 Februari 2024   09:57 Diperbarui: 23 Februari 2024   17:04 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Informasi yang berkembang saat ini baik itu disampaikan dengan beragam istilah selalu saja memiliki cita rasa yang sama dalam pengembangan karakter seseorang individu. 

Apakah itu Revolusi Industri 4.0 atau Disrupsi Teknologi 4.0, atau Society 5.0, SDG, Blue Green Economy, dan lain sebagainya. Semua ini memiliki kesamaan yaitu adanya perubahan kemajuan teknologi serta adanya perubahan gaya hidup manusia yang pada akhirnya diharapkan untuk dapat hidup berdampingan dengan teknologi dan alam semesta tempat manusia hidup.

Ada hal yang tentu memiliki keajegkan yang cenderung konsisten diperlukan di masa mana pun dengan kecanggihan teknologi seperti apa pun yaitu kecakapan mental yang juga dapat dikenalkan dengan istilah karakter unggul atau pembiasaan yang menguatkan pribadi individu.

Suatu saat penulis memimpin sebuah pertemuan dengan murid SMP di mana mereka perlu untuk mempraktikkan bahasa asing dalam presentasi mereka. Hal ini tentu menjadi momok bagi murid yang menggunakan kurikulum nasional dan tidak menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya. 

Untuk itu, penulis berupaya untuk membangun kepercayaan diri para murid dan memberikan contoh bahwa penulis yang bukan guru bahasa asing, namun berupaya untuk praktik bahasa asing.

Penulis menyampaikan izin dan meminta para murid untuk mengoreksi jika ada ketidaktepatan dalam menggunakan bahasa asing selama pertemuan tersebut.

Lalu penulis pun menguatkan para murid," Jika kalian salah dalam berucap bahasa asing itu wajar, karena kalian bukan penutur asli, jadi cukup dikatakan, lalu perbaiki, terus dilatih. Keberanian kalian dalam melatih itu adalah kunci sukses terampil berbahasa asing" .

Alhasil dalam sekian menit, para murid mau mencoba untuk mempraktikkan bahasa asing tersebut, walau sesekali waktu menoleh ke penulis, untuk menanyakan kosa kata terkait kata yang mereka tidak tahu. 

Namun menurut penulis ini adalah bagian kecakapan yang penting dibiasakan oleh pendidik untuk para murid agar mau mencoba dan berani untuk berlatih dan jika salah pun berani untuk memperbaikinya.

Kecakapan ini menjadi kunci gerbang pengetahuan di masa depan. Mentalitas yang mau mencoba, berani berlatih, mau menghadapi kegagalan dan bangkit untuk memperbaikinya adalah kecakapan mental yang patut diajarkan di ruang-ruang kelas, sehingga perubahan apa pun di masa depan mereka siap hadapi.

Seperti era penulis dahulu kala mengetik skripsi menggunakan word star, lalu beralih ke MS Office 90-an, terus saat ini sudah beralih ke MS Office 2000-an, perubahan ini kita terima dengan lapang dada dan kita siap untuk belajar dan membuka diri agar mudah untuk menerima perubahan dan memanfaatkannya untuk kemajuan kehidupan kita.

Kecakapan lainnya yang dapat diteruskan untuk dikembangkan di setiap ruang kelas sekolah adalah kecakapan untuk bekerja sama. Izinkan murid bekerja sama dengan perbedaan bukan dengan persamaan. 

Untuk itu perlu dibuat kelompok yang dinamis, yang terdiri dari perbedaan etnis, perbedaan gender, perbedaan agama, perbedaan kecerdasan, perbedaan ketrampilan dan perbedaan lainnya. Jika bekerja sama dengan kesamaan itu hanya mampu membangun keluarga, namun jika kerja sama dengan perbedaan itu bisa membangun dunia.

Ajarkan teknik bekerja sama kepada para murid kita, tugas pendidik bukan hanya membuat proposal proyek, lalu membentuk kelompok saja, namun murid perlu dilatih simulasi bekerja kelompok. Ajarkan mereka memahami prosedur awal berkelompok seperti perlunya dipilih ketua dan fungsional lainnya agar mendukung kerja kelompok. 

Kemudian ajakan mengenai perbedaan individu dalam berkomunikasi, ajak mereka untuk menghormati perbedaan pendapat, dan mengarahkan ke tujuan yang ingin dicapai, juga bagaimana berkomunikasi yang sehat selama bekerja kelompok. Murid juga perlu diajarkan untuk membuat form kerja yang terukur, serta mengarah ke pencapaian target.

Simulasikan juga untuk konflik yang mungkin terjadi sehingga para murid memahami segala hal yang mungkin terjadi ke depan agar mereka tidak seperti di SPBU yang selalu mulai dari '0', adalah baik mulai dari pengetahuan sehingga mereka bisa membentuk kerja kelompok yang optimal dalam pencapaiannya.

Kecakapan dalam kerja sama atau kerja kelompok akan melahirkan banyak kecakapan inklusi di dalamnya seperti memahami perbedaan, menghormati kawan bicara, berkomunikasi yang sehat, kepedulian, manajemen diri dan organisasi, ketrampilan intrapersonal dan interpersonal, serta kebiasaan baik yaitu orientasi ke proses dan hasil.

Kecakapan lainnya yang perlu dibiasakan kepada murid kita yaitu kecakapan dalam melestarikan lingkungan di mana lingkungan adalah tempat mereka hidup dan menjalankan kehidupan. 

Lingkungan sering kali dilirik dengan menggunakan pendekatan ambulance alias dadakan. Jika terjadi banjir barulah menanam pohon, jika terjadi longsor barulah penghijauan, jika terjadi kekeringan barulah urus perairan, dan lainnya. Lingkungan dapat dipahami oleh murid secara sederhana, yaitu dimulai dari tempat tinggal mereka, ajak murid perhatikan apa saja yang mereka lakukan untuk melestarikan lingkungan dari rumah mereka.

Penggunaan air bersih, pembuangan air kotor, lalu pembuangan sampah, kebersihan ruangan, kerapian tempat tidur, meja belajar, tempat makan dan lainnya adalah bagian dari pembelajaran terkait lingkungan di rumah para murid. 

Ajak murid untuk memastikan penggunaan air dengan teratur, pastikan tidak ada kran air terbuka dan air terbuang sia-sia, membuang air kotor pada tempatnya, membuang sampah yang sudah terpilah antara sampah organik dan an-organik. Merapikan ruang belajar mereka, membersihkan dan merapikan tempat tidur mereka, pastikan ventilasi udara yang terbuka sehingga terjadi pertukaran udara.

Ajak murid melakukan penghijauan di rumah mereka, penghijauan vertikal dan horizontal, ajari mereka menanam, merawat, dan memelihara tanaman sehingga habit ini menjadi pembiasaan yang baik untuk mereka agar di kemudian hari mereka dapat menjaga lingkungan mereka mulai dari rumah hingga dunia.

Selanjutnya perlu juga para pendidik untuk menguatkan kecakapan memahami diri sendiri melalui refleksi diri. Murid diajak untuk menerima kondisi yang hadir dalam kehidupannya, dan mulai untuk melengkapi kekurangannya dengan melihat kelebihannya, serta mau mengkomunikasikan kelemahan dan kelebihan mereka kepada orangtua mereka atau pendidik mereka. 

Murid dapat dilatih untuk menemukan diri mereka, mengungkapkan kondisi mereka saat ini, juga dapat menyampaikan kendala yang mereka hadapi baik berupa ketakutan, ancaman, tudingan atau gangguan lainnya sehingga mereka mendapat ruang untuk menemukan diri mereka secara pribadi dan tentu hal ini dapat membuat mereka lebih percaya diri serta tidak terombang-ambing oleh banjir informasi yang melanda.

Mari kita terus kembangkan kecakapan-kecakapan ini yang dapat mendampingi para murid kita hidup bersama AI (kecerdasan buatan) atau kecerdasan teknologi lainnya.

Semoga para murid kita terus menjadi murid yang BCA yaitu Bahagia, Cakap dan Cerdas, serta ber-Akhlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun