Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Teknik Pendampingan Murid SD yang Melanggar Aturan Sekolah

16 November 2023   09:24 Diperbarui: 16 November 2023   17:33 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini penulis mendapat kesempatan yang baik untuk mewawancari kepala sekolah unit SD (Sekolah Dasar). 

Pada kesempatan kali ini, penulis mendapat sebuah inspirasi yang sangat bermanfaat untuk dikembangkan di unit SD khususnya dalam memberikan treatment untuk murid yang melanggar aturan sekolah sehingga menganggu murid lainnya secara sengaja dan dilakukan secara rutin.

Pelanggaran yang terjadi pada anak memang bukan sebuah tindakan kriminal seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, namun pelanggaran ini adalah sebuah produk dari kurang tepatnya orangtua atau orang dewasa yang mengasuh sang anak dalam melakukan keteladanan terhadap anaknya. 

Keteladanan ini meliputi ketegasan dalam memberi contoh sikap yang patut dan tidak patut, tata cara komunikasi yang membangun kemandirian bukan kemanjaan sehingga melumpuhkan sikap ketabahan dan menumbuhkan sikap kerewelan.

Murid SD yang melakukan pelanggaran bukanlah seorang pelaku yang menganggu murid lainnya, namun ia adalah korban dari kurang tepatnya keteladanan yang diberikan. 

Untuk itu jika pendidik SD memahami hal ini maka tentu dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada mereka yang melanggar aturan agar mereka dapat menguatkan diri mereka menuju kualitas mental yang diharapkan.

Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Kepala SD salah satu sekolah swasta di Sleman Yogyakarta, Ibu Kepala Sekolah memaparkan dengan lengkap teknik-teknik yang dibangun di SD yang beliau pimpin mengenai bagaimana beliau dan tim pendidik memberikan perlakuan guna membuat para murid SD yang melakukan pelanggaran dapat menjadi lebih baik.

"Langkah awal yang perlu dilakukan adalah memahami pelanggaran yang dilakukan murid dari berbagai sudut pandang, kami selalu melakukan observasi dengan cara bertanya kepada murid yang terkait guna memberikan kesempatan sang murid ini untuk memberikan penjelasan dan memberi ia ruang untuk berlatih bicara apa adanya, selanjutnya kami juga menanyakan kepada teman-teman yang terkait dengan murid ini," tegas ibu kepala sekolah.

Kadang kala di saat diberi kesempatan untuk menjelaskan perihal pelanggaran yang dilakukan sang murid, mereka terkadang beralibi mengaburkan cerita kejadian dan bahkan ada yang mengingkari perbuatan mereka, namun untungnya ada keterangan dari teman lainnya serta dibantu dengan adanya CCTV maka murid ini akhirnya dapat mengakui dan dapat bercerita dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kejadian yang terjadi.

Ibu kepala SD memaparkan, "Setelah ruang bicara diberikan kepada sang murid yang melakukan pelanggaran ini, kami infokan kepada sang murid mengenai dampak dari perbuatan yang ia lakukan. Selanjutnya setelah murid ini mengakui dan data-data berupa informasi dari teman dan CCTV telah lengkap maka kami panggil orangtua untuk mengetahui perbuatan anaknya ini agar orangtua juga dapat memberikan pendampingan di saat bersama anaknya."

Keterlibatan orangtua sangatlah penting untuk membantu murid yang melanggar aturan sekolah agar murid mendapat pendampingan secara menyeluruh yaitu dari sekolah dan dari rumah. Kesepahaman antara orangtua dan sekolah dalam memahami anak/murid menjadi kekuatan yang sangat berguna untuk menguatkan sang anak/murid agar dapat meningkatkan kualitas sikap mereka.

"Setelah orangtua kami panggil dan jelaskan terkait pelanggaran yang dilakukan anaknya, kami meminta orangtua untuk konsisten bersama sekolah agar terus memberikan pendampingan dan pengingat kepada sang anak agar ia betul-betul paham bahwa perbuatan yang pernah ia lakukan waktu itu adalah tidak patut dan membuat temannya gelisah dan tidak bahagia. 

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Tahap berikutnya, kami terus memantau sang murid selama beraktivitas, dan terus memberikan penguatan pendampingan salah satunya sang murid mendapat tambahan setelah pulang sekolah. Tambahan ini berupa social service yaitu membantu membersihkan kelas atau ruang lainnya. 

Selain itu sang murid juga kami minta untuk membuat refleksi atas segala hal yang ia lakukan selama bersekolah di hari itu", jelas Ibu kepala SD melanjutkan penjelasan teknik pendampingan kepada penulis.

Saat murid mulai menuliskan refleksi terhadap dirinya setiap hari setelah ia melakukan pelanggaran, sang murid menjadi lebih memahami diri mereka sendiri. 

Murid menjadi lebih tenang, lebih memahami bahwa tindakan yang mereka lakukan tidak bermanfaat untuk dirinya sendiri dan mengganggu orang lain. 

Tulisan refleksi yang mereka lakukan ini memberikan ruang bagi mereka untuk dapat kembali dipercaya, dihormati dan diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya.

Buku refleksi yang diberikan oleh sekolah dalam upaya membiasakan para murid untuk membuka diri mereka dalam bentuk tulisan dan juga membiasakan mereka untuk jujur atas dirinya sendiri adalah salah satu upaya yang baik dan memberi manfaat yang besar bagi para murid. 

"Murid yang melakukan pelanggaran secara berangsur-angsur menjadi lebih baik dan bahkan mereka tidak lagi mengulangi pelanggaran yang pernah mereka langgar", tambah ibu kepala SD.

Observasi, pendalaman pemahaman atas perbuatan yang dilakukan murid yang melanggar aturan, pemanggilan orangtua dan penyamaan pemahaman pentingnya untuk mendamping sang murid serta diberikan ruang melakukan refleksi dalam bentuk tulisan adalah rangkaian teknik yang ditawarkan oleh SD swasta ini.

Semoga segala hal yang ditemukan ini menjadi referensi sekolah yang dapat digunakan oleh para pendidik dimanapun berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun