Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melabel Kehidupan Sial atau Untung

2 November 2023   03:27 Diperbarui: 2 November 2023   03:45 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.freepik.com

Pikiran yang mengamati ini membantu kita keluar dari pelabelan sial atau untung atas sebuah kejadian, pikiran ini memberikan kita kekuatan untuk menerima apapun yang terjadi dalam kehidupan kita dan tentu pikiran ini membantu kita untuk melangkah lebih penuh kekuatan untuk bangkit dan hidup lebih baik.

Guru penulis juga berpesan,"Ada baiknya sebelum kejadian buruk menimpa dalam kehidupan kalian, latihlah sejak dini untuk melatih pikiran yang mengamati, pikiran yang siap mengamati. Bagaimana melatihnya? Kalian cukup sering bersama diri kalian. Ketika kalian membaca, kalian tahu kalian sedang membaca. Ketika kalian sedang duduk, kalian tahu kalian sedang duduk. Ketika Kalian berdiri, kalian tahu sedang berdiri. Jadi mengetahui segala hal yang kalian lakukan itu adalah latihan yang baik untuk membangkitkan pikiran yang mengamati".

Guru menambahkan,"Untuk latihan awal menumbuhkan pikiran yang mengamati, kalian perlu untuk memperlambat ritme kegiatan kalian, agar pikiran responsif menjadi lambat juga dan membuat pikiran mengamati mudah untuk mengetahui kegiatan kalian. Misal biasanya makan hanya butuh 5 menit, karena kalian mengunyah tanpa mengetahui hanya mengunyah dan telan secara cepat dan tidak dapat mengamati proses makan dengan seksama. Di saat kalian hendak memunculkan pikiran yang mengetahui atau mengamati saat makan, tentu kalian makan dengan perlahan. Amati ketika makanan hendak di ambil dengan sendok dari tangan kanan, lalu makanan mulai bergerak masuk ke mulut, selanjutnya makanan dikunyah, dan terasalah rasa dan tekstur dari makanan tersebut. Setelah halus makanan ditelan masuk ke kerongkongan menuju lambung. Proses ini dapat kalian amati jika kalian mulai memperlambat cara kalian makan".

Latihan awal ini dengan memperlambat kegiatan yang kita lakukan sepertinya menjadikan kita sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Penulis mengalaminya sendiri, kadang terasa bergetar hebat tubuh ini karena terbiasa bergerak cepat tanpa pengamatan. Namun lambat laun ternyata ritme kegiatan kita dapat berangsung seperti biasa dan kita bisa mengamatinya secara seksama, tanpa harus dibuat perlahan-lahan lagi seperti latihan awal. Ini mungkin yang dikenal dengan terbentuknya jembatan sinapsis dalam saraf otak kita, dari yang belum muncul dan belum biasa akhirnya menjadi terbiasa.

Pikiran yang penuh pengamatan bebas dari label sial atau untung sangat membantu penulis untuk dapat hidup lebih baik khususnya dalam menghadapi pancaroba siklus kehidupan. Penulis merasa lebih ringan saja menjalani hidup ini. Penulis lebih mudah untuk berbagi seperti dalam tulisan-tulisan di kompasiana ini, yang terus penulis tuliskan dan syukur tulisan penulis memiliki persentase diorbitkan menjadi artikel utama cukup tinggi, sehingga dalam waktu 6 bulan penulis hanya perlu 1 artikel utama lagi untuk dapat predikat penulis terverifikasi.

Dasyat sekali pikiran ini jika kita arahkan dengan baik maka pikiran ini sangat membantu kita dalam berkarya, berkehidupan dan juga dalam berperilaku yang sehat. Bagi pembaca yang telah mengalami dampak dari pikiran yang terlatih ini dapat ikut memberikan komentar ya agar lebih banyak lagi orang yang tertarik untuk melatih sang pikiran agar menunjang kehidupan kita yang lebih berkualitas. Semoga kita semua bebas dari label sial dan untung dan menuju fase kehidupan dengan pikiran yang kuat untuk hanya mengamati dan akhirnya dapat menerima segala yang datang dalam kehidupan kita, sehingga kita lebih mudah bahagia, sehat batin dan sejahtera.

 

Sumber: www.freepik.com
Sumber: www.freepik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun