Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Sekolah Kuatkan Kepedulian Murid dengan Orangtua

22 Oktober 2023   18:34 Diperbarui: 24 Oktober 2023   04:18 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan | KOMPAS/PRIYOMBODO 

Kegiatan sekolah yang padat telah banyak menyita waktu sang murid untuk bersyukur atas kehadiran orangtua mereka. Mereka lebih mudah untuk mengerutu daripada berterima kasih atas segala hal yang mereka terima selama ini.

Suatu ketika penulis dan tim mengadakan kegiatan bermalam di sekolah bersama para murid. Setelah para murid makan malam, tibalah acara renungan terhadap kehadiran mama dan papa, orangtua para murid.

Penulis membawa renungan itu dengan mendeklamasikan kalimat-kalimat renungan terhadap jasa-jasa baik yang telah mama dan papa lakukan selama ini. Dimulai dari kehamilan hingga kelahiran serta kehidupan hari ini.

Para murid diajak dalam kondisi mata ditutup dan lampu dimatikan serta dengan iringan instrumen musik sendu, kalimat-kalimat renungan mulai mengisi pikiran para murid yang pada akhirnya mereka pun mulai mengingat kembali cerita mereka, kenangan mereka bersama orangtua mereka.

Sumber: www.freepik.com
Sumber: www.freepik.com

Di saat penulis menyampaikan renungan bahwa kita pernah dan sering sekali membantah bahkan melawan orangtua kita baik dengan ucapan kasar atau malah mungkin dengan tindakan fisik yang tidak pantas, kita mungkin lupa bahwa orangtua kita yang baik ini pun tersakiti akibat ulah kita. Beberapa murid mulai mengeluarkan tangisannya.

Ada juga murid yang telah kehilangan mama atau papanya pun menangis yang sangat dalam hingga terbatuk-batuk bahkan hingga lemas. Pikiran mereka kembali mengenang betapa mama dan papanya sangat berarti bagi mereka. Mereka merasa bersalah atas perbuatan salah yang pernah mereka lakukan yang lampau hingga hari ini.

Momen seperti ini sangat penting untuk mendekatkan para murid dengan sosok orangtua mereka. Selama kegiatan pembelajaran reguler, kurikulum tidaklah sempat untuk mengurusi perihal kedekatan murid dengan orangtuanya. 

Untuk itu, perlu kiranya sekolah untuk mengadakan kegiatan diluar jam sekolah guna menumbuhkan nilai-nilai luhur para murid yang penting untuk mereka kembangkan dan praktekan di kemudian hari.

Penulis membawakan renungan tidak lebih dari 15 menit, penulis merangkai renungan dengan urutan dimulai dari mereka hari ini, lalu menuju mereka waktu di kandungan kemudian kembali ke mereka hari ini serta ditutup dengan hal apa yang mereka perlu lakukan ke depan dan diberi kekuatan sugesti berupa kata-kata yang mendorong mereka untuk bangkit kembali, untuk lebih berani, lebih tegar, lebih percaya diri agar dapat membanggakan dirinya dan orangtua mereka.

Sesi ini ditutup dengan memberikan kesempatan para murid untuk menuliskan surat kepada orangtua mereka yang kelak surat ini disampaikan ke orangtua mereka langsung di saat penjemputan esok paginya. 

Beberapa murid terlihat lancar menulis, beberapa masih bingung untuk menulis apa, penulis memberikan petunjuk sederhana yaitu mengajak para murid untuk menuliskan 3 kalimat sakti yaitu, "Saya mohon maaf atas segala kesalahan yang diperbuat, saya berterima kasih atas segala yang diberikan mama dan papa dan saya bertekad untuk lebih baik lagi di masa-masa mendatang".

Penulis terharu melihat para murid yang masih lugu dan masih bisa dibentuk ini, sungguh sangat disayangkan jika sekolah tidak membina genarasi muda yang sangat hijau ini untuk mengembangkan nilai luhur dalam hati mereka. 

Sekolah sangat perlu untuk menyelipkan pembelajaran pengembangan nilai luhur mentalitas ini walau kurikulum sangat padat namun kegiatan seperti ini sangat lebih bermanfaat ketimbang waktu sang murid hanya digunakan untuk menghafal dan mengulang.

Beberapa murid menghampiri penulis dan berkata, "Pak, sungguh kalimat-kalimat Bapak tadi menyentuh hati saya, saya jadi terharu dengan segala yang diberikan oleh kedua orangtua saya", "Pak terima kasih ya, sudah mengingatkan saya untuk merindukan orangtua saya dan minta maaf ke mereka". Penulis mendengar tanggapan beberapa murid ini dan menghela nafas yang dalam seraya ikut merasakan kebaikan hati para murid ini yang masih memiliki ruang untuk mencintai dan menyayangi kedua orangtua mereka.

Selama bersekolah dalam kegiatan reguler atau rutinitas, mereka sering lupa akan keberadaan mama papa mereka, untuk itu di saat mereka menginap semalam di sekolah, mereka berpisah beberapa jam dengan orangtua mereka, mereka tidak lagi tidur bersama orangtua mereka, di saat itulah tepat untuk sekolah membawakan renungan terhadap orangtua dan menyadarkan para murid tentang pentingnya kehadiran orangtua bagi mereka.

Sesi ini dapat membangkitkan kepekaan hati para murid, dan murid tentu akan memunculkan cara pikir yang penuh nilai-nilai kemanusiaan yang peduli, penuh cinta kasih, penuh kepedulian, empati dan simpati. 

Bahkan di akhir sesi, murid yang masih menangis pun mendapat perhatian dari murid lainnya, mereka saling menguatkan antar mereka. Ini sangat baik untuk menghapus perundungan yang sering kali terjadi di beberapa sekolah.

Orangtua yang menerima surat cinta dari anak-anaknya pun meneteskan air mata, merasakan kerinduannya kepada anaknya yang membanggakan mereka. Rasa cinta, peduli, sayang semua nilai luhur ini otomatis muncul karena ada karya berupa tulisan ungkapan hati sang murid di sepucuk surat. Pelukan erat pun akhirnya membingkai di saat para orangtua melihat anaknya yang datang menghampirinya dengan sepucuk surat cinta. Sungguh pemandangan yang membuat rambut tubuh ini berdiri, terharu dan ikut terbawa perasaan.

Semoga sedikit cerita kegiatan ini membawa manfaat untuk para pembaca, dan semoga semakin banyak sekolah yang juga dapat menghadirkan sesi-sesi yang tidak rutin ini dan fokus untuk mengembangkan mentalitas kemanusiaan dengan nilai-nilai luhurnya yang bukan teori tetapi sebuah tindakan langsung dan nyata sehingga manfaatnya pun dapat dirasakan seketika.

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun