Kegiatan sekolah yang begitu padat tentu menyita waktu murid sehingga sulit untuk mengembangkan ketrampilan memahami diri sendiri. Sering sekali kita menemukan murid yang sulit mengendalikan dirinya di saat ia sedang kesal, marah, atau pun gembira. Mereka sering menjadi berlebihan dalam menanggapi kedua jenis emosi ini. Ini menjadi bagian dari minimnya ketrampilan memahami diri sendiri.
Belum lagi tantangan saat ini dimana murid perlu mengembangkan kepribadian yang percaya diri yang dapat tampil prima di hadapan orang banyak pun menjadi sebuah momok bagi banyak murid yang masih belum memahami tentang konsep diri mereka yang sesuai dengan kenyataan.
Kekurangan pembelajaran dalam memahami diri sendiri perlu menjadi sorotan penting untuk dikembangkan dalam program pengembangan kurikulum di satuan pendidikan. Berikut penulis bagikan pengalaman dari hasil kunjungan belajar dan juga karya yang sempat penulis lakukan di saat penulis bertugas sebagai pimpinan sekolah atau kepala sekolah.
Sebelum penulis babarkan beberapa strategi sekolah untuk mengembangkan ketrampilan murid dalam memahami diri sendiri, penulis hendak mengajak para pembaca memahami bahwa ketrampilan untuk memahami diri sendiri dimulai dengan membiasakan diri untuk penuh penyadaran diri.
Apa itu penyadaran diri? Penyadaran diri adalah suatu momen dimana seseorang itu betul-betul hadir saat ini dan di sini. Sebagai contoh, di saat penulis menulis artikel ini, penulis menempatkan diri penulis hadir dalam tulisan ini dan penulis ijinkan pikiran penulis pun ada di sini. Saat menulis ini seluruh pikiran penulis fokuskan ke ide penulisan yang ingin penulis sampaikan ke pembaca.
Penulis mengembangkan penyadaran diri lewat menulis ini. Begitu juga pembaca di saat membaca tulisan ini dengan menghadirkan diri pembaca penuh di bacaan ini maka sesungguhnya pembaca pun sudah melakukan penyadaran diri. Kata kunci penyadaran diri adalah hadir dan ada di saat ini, atau dalam bahasa lain disebut "Here and Now".
Pembiasaan untuk here and now memberikan kemampuan kepada kita untuk membiasakan diri untuk tidak terjerat dalam masa lalu dan juga tidak gelisah dengan masa depan. Pembiasaan here and now membantu kita untuk mudah menerima kondisi saat ini dan melembutkan hati kita untuk mudah peduli terhadap diri kita dan orang lain serta lingkungan tempat kita hidup. Mengapa demikian?
Pembiasaan diri dengan penyadaran diri membuat cara kita berpikir menjadi tidak ruwet. Pikiran akan bersekutu dengan pikiran yang bernilai luhur yaitu pikiran yang tenang. Pikiran menjadi tenang karena pikiran tidak bergerak ke masa lalu dan tidak loncat ke masa depan. Pikiran yang tenang ini layaknya jangkar kapal yang kuat yang dapat menahan kapal agar tetap stabil dalam kepungan ombak yang beriak.
Di saat pikiran menjadi tenang, pikiran sekutu lainnya akan hadir yaitu pikiran yang memiliki nilai luhur kemanusiaan di antaranya cinta kasih, belas kasihan, simpatik dan mudah bahagia.Â
Hukum pikiiran bekerja demikian. Coba pembaca praktekan saat ini, dengan menghadirkan pikiran here and now, hadir di sini dan ada saat ini. Pembaca cukup menyadari apa yang sedang pembaca lakukan, misal membaca artikel ini.Â