Pembaca dapat merasakan ketenangan bukan, dan lambat laun pikiran pembaca tentu fokus dengan teks yang dibaca dan saat itu juga pembaca menjadi lebih bahagia dan tidak ada lagi kecemasaan masa depan atau kegelisahan masa lalu.
Demikianlah proses hukum pikiran bekerja, jika pikiran dibuat fokus pada penyadaran diri di sini dan saat ini, maka pikiran akan memberikan kekuatan untuk lebih tenang dan pikiran yang tenang ini tentu mengembangkan pikiran luhur lainnya seperti cinta kasih, belas kasihan/kasih sayang, simpatik dan mudah bahagia.
Baik saat ini tentu pembaca telah memahami pentingnya penyadaran diri, untuk itu penulis babarkan kegiatan-kegiatan persekolahan yang dapat membangun pembiasaan penyadaran diri di sekolah tanpa harus mengubah kurikulum yang padat.
Hal pertama adalah jika memungkinkan berilah waktu dalam 1 minggu sebuah pertemuan bersama guru baik itu guru bimbingan konseling atau guru lain yang membahas tentang psikologi diri sendiri dan orang lain.Â
Judul pembelajaran ini dapat dibuat secara khusus seperti self development (pengembangan diri), atau life skills -- ketrampilan hidup, atau nama lainnya, silakan saja yang jelas perlu di beri nama agar lebih mengena ke para murid.
Susunlah kurikulum terkait pembelajaran tersebut dan selalu diingat bahwa pembelajaran ini bukan untuk menambah beban belajar namun memastikan murid menjadi terampil dalam memahami dirinya, memahami orang lain serta mencintai lingkungannya. Perbanyak kegiatan yang dapat dipraktekan langsung dan bukan kegiatan mencatat, menghafal dan mendengarkan saja.
Program berikutnya yang dapat dilakukan di sekolah adalah program hening sesaat. Hening sesaat ini bisa dilakukan di awal pembelajaran bersama-sama dengan seluruh guru, staf dan murid. Warga sekolah cukup kumpul bersama di aula (jika ada) atau di kelas masing-masing dalam waktu bersamaan selama kurang lebih 3-5 menit untuk hening saja, tidak melakukan apapun.
Dalam kegiatan hening sesaat secara bersamaan, warga sekolah cukup mengamati nafas yang masuk dan keluar, atau cukup menyadari saat ini dan di sini sedang hening, merasakan keheningan, mendengar suara-suara di luar keheningan, juga dapat merasakan kembang dan kempisnya perut akibat pernafasan yang normal terjadi.
Hening sesaat ini dapat pula di lakukan tidak hanya d awal atau di akhir persekolahan, namun juga dapat dilakukan di saat-saat pembelajaran. Guru dapat membunyikan lonceng atau dapat memberikan instruksi yang telah disepakati misal dengan kata "tenang", maka semua warga kelas langsung hening beberapa saat misal 2-3 menit.
Hening sesaat di dalam pembelajaran memungkinkan warga kelas untuk memunculkan penyadaran diri terkait kegiatan yang sedang mereka lakukan. Kegiatan ini dapat dilakukan 3 -- 5 kali dalam kegiatan pembelajaran secara periodik. Jika sekolah memiliki pengeras suara yang terpusat maka sekolah dapat menghadirkan suara yang disepakati agar seluruh warga sekolah melakukan hening sesaat.
Selanjutnya sekolah dapat memanfaatkan waktu istirahat untuk memberikan kesempatan para murid untuk istirahat dengan penyadaran, jika makan mereka cukup menyadari mereka makan, untuk itu mereka tidak boleh berbincang-bincang atau makan sambil bermain, atau melakukan kegiatan lain.Â