Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membuat Sekolah Laku Keras

26 Juli 2023   05:15 Diperbarui: 26 Juli 2023   05:23 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa/i perlu diberi tantangan yang lebih untuk membuat mereka lebih siap di masa depan mereka. Tantangan-tantangan ini dapat berupa program-program pengembangan diri, seperti penguatan literasi, numerasi, karakter unggul. Sekolah dapat menyelipkannya di dalam keseharian menyelesaikan materi ajar, beri warna lain dan optimalkan waktu bersama siswa/i. 

Selanjutnya lakukan promosi ke warga sekitar sekolah dengan melakukan kegiatan yang memberi sumbangsih ke warga sekitar sekolah, dan kegiatan ini terus dilebarkan zonanya hingga ke tingkat kabupaten bahkan internasional.

Tim sekolah perlu sekali untuk membuat rancangan perencanaan jangka pendek dan panjang, yang dibicarakan dengan berdasarkan riset dari kebutuhan masyarakat, kelayakan sekolah, serta kenyataan yang diterima dari proses pembelajaran bersama siswa/i. 

Program perancangan ini perlu melibatkan guru, orangtua, yayasan dan tentu kepala sekolah. Syukur-syukur sekolah memiliki tim pengembangan yang tugasnya melakukan riset untuk terus mengevaluasi perjalanan sekolah selama merealisasikan visi dan misinya.

Sekolah perlu terus menerus tegas dalam rencana, dan target. Sekolah tidak perlu ikut-ikutan sekolah lain sehingga senantiasa menjadi follower/pengikut saja, namun sekolah perlu berani menjadi trendsetter/ pembuat tren baru yang belum dimiliki sekolah lain. Visi sekolah perlu dikaji minimal per tahun begitu juga misinya serta value sekolah pun perlu dikajikan apakah masih relevan dengan perubahan jaman yang luar biasa cepat.

Ingat dahulu game online, rental internet, warung telekomunikasi (wartel) itu menjamur dan hari ini hampir semua tutup lantaran datangnya si smart phone serta murahnya biaya internet dengan akses di manapun. Perubahan ini seharusnya disadari oleh sekolah, bahwa sekolah perlu terus melakukan riset untuk pengembangan agar sekolah terus mendapat tempat di masyarakat.

Kepemimpinan yayasan dan sekolah perlu sekali dikaji apakah membuka komunikasi yang terbuka, flexible, dinamis, dan gerak cepat dan tepat? Apakah masih gaya kolonial yang birokratif yaitu kepemimpinan yang masih menunggu atasan tertinggi yang mengambil keputusan sehingga lini manajemen tengah dan bawah tidak berwenang mengambil keputusan di zona mereka alhasil semua keputusan harus menunggu dan menunggu layaknya penyempitan pada leher botol atau bottle neck.

Dari segala masukan dan usulan di atas, hal yang memang sangat penting dan urgensi untuk difokuskan dalam upaya membuat sekolah laku keras di masyarakat adalah KEPEMIMPINAN. 

Model leadership sekolah sangat memberi arti penting untuk memajukan sekolah. Sekolah-sekolah yang maju pesat hari ini mereka menerapkan kepemimpinan kolaboratif dan partisipatif. 

Kepemimpinan yang menerapkan model matiks dimana setiap lini di bawah memiliki zona untuk berwenang sesuai dengan deskripsi kerjanya. Alhasil setiap zona kepemimpinan dapat ruang untuk dikaji, dievaluasi dan dikembangkan agar zona tersebut dapat berkembang. Pimpinan tertinggi cukup observasi, monitoring dan pengembangan bukan lagi terlibat ke dalam sehingga terkesan kurang dapat memberikan delegasi yang luas.

Ini sebagian kecil yang dapat penulis bagikan dalam pertemuan tulisan kali ini. Semoga kita sebagai pelaku pendidikan dapat mengembangkan diri secara terus menerus serta pada akhirnya kita dapat mengembangkan sekolah kita dan tentu ketika sekolah berkembang hal ini sangat berdampak kepada perbaikan kehidupan bangsa dan negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun