Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyelamati Korban Perundungan

22 Juli 2023   05:45 Diperbarui: 22 Juli 2023   07:55 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada guru yang menyampaikan ke penulis, "Pak Murid ini baiknya kita kembalikan saja ke orangtuanya karena tidak dapat merubah sikapnya yang terus-menerus terlambat, bagaimana Pak?"

Penulis merenung dengan seksama, dan terus mengamati sikap keseharian sang murid. Prinsip penulis, jika seorang murid memiliki karakter yang mencelakai dirinya dan orang lain ini adalah karakter yang wajib ditegaskan dan dapat dibina. Namun jika sulit dibina dan karakter buruk ini menjadi virus untuk murid lainnya, maka murid berkarakter buruk ini dapat dikembalikan ke orangtua mereka.

Murid yang sering terlambat ini perlu diselami lebih dalam. Untuk itu penulis katakan kepada sang guru yang memberi usul untuk mengembalikan sang murid ke orangtuanya," Ijinkan saya untuk mendalami murid ini, saya yakin ada mindset yang kurang tepat yang ia sulit hadapi dikarenakan akibat perundungan yang ia alami sebelumnya. Jadi ijinkan sang murid untuk kita bina lebih lanjut."

Mulai hari itu juga, penulis mengundang sang murid untuk bertemu. Dalam pertemuan yang penulis buat santai, tanpa tekanan, lebih seperti pertemuan dua sahabat yang saling mendukung. 

"Hi Budi (nama samaran), bagaimana kabarmu? Apa perasaan mu saat ini ketika guru sering menegur atas keterlambatan mu?"

"Maaf Pak, saya sering terlambat. Saya sulit mengatur waktu. Padahal saya sudah bangun lebih pagi, namun saya merasa kehilangan kendali saat saya di kamar mandi. Entah kenapa saya juga bingung saya seperti keluar dari jangkauan saya di saat saya di kamar mandi".

Dialog inilah yang akhirnya membuat penulis memahami, betapa akibat perundungan dapat memberi dampak yang luas terhadap psikologis murid. Ketidakberdayaannya di saat di kamar mandi adalah salah satu dampak yang sulit diramal bagi kita yang tidak memahami akibat perundungan yang begitu berdampak buruk terhadap kehidupan seorang murid.

Syukurnya adalah penulis pernah belajar meditasi, mengamati pikiran sendiri, juga belajar psikologi serta hypnotherapy, ilmu-ilmu ini penulis terapkan untuk membantu sang murid. Kata kunci dari ilmu-ilmu ini yang dapat membantu kita keluar dari permasalahan mental kita akibat masa lalu yang suram adalah sabar, tekun dan dengarkan.

Sabarlah bersama sang murid yang menjadi korban perundungan karena mereka tidak sama dengan murid pada umumnya, sikap mereka, cara mereka berekspresi dan cara mereka merepson tentu sangat berbeda. Jadi kesabaran akan membuat kita memahami ia sebagai ia bukan yang lain.

Ketekunan membantu kita untuk dapat secara terus-menerus menggali, melihat sudut pandang sang murid ini sehingga kita dapat memahami cara ia berpikir. Di saat kita tahu cara ia berpikir, di saat itulah kita tahu bagaimana mengajak ia untuk mengalirkan pikirannya ke arah yang menguatkan ia bahwa ia bukan korban tetapi seorang yang sedang belajar, belajar menghadapi sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Kata kunci berikutnya adalah dengarkan. Dengarkan apa saja yang ia sampaikan sebagai sebuah informasi. Walau kadang kala informasi ini sulit kita pahami dengan pola pikir umum. Namun perhatikanlah bahwa mereka yang menjadi korban perundungan pikiran mereka penuh keruwetan antara kenyataan dan ketakutan masa lampau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun