Rabu (28/12) kelompok 62 KKM UIN Maliki Malang melakukan survei UMKM yang ada di Desa Gunungrejo. Terdapat produksi gagang raket yang berada di RT 12 Dusun Kreweh. Produksi ini telah berjalan dari tahun 2012 silam.
Bapak Ato, seorang perintis usaha gagang raket di dusun Kreweh. Sempat vakum selama 2 tahun, kini usaha ini aktif kembali. Sebelum ia merintis usaha gagang raket ini, ia dahulu pengrajin sendal spons. Melihat potensi SDM yang ada di desanya, ia mantap memulai usaha baru.
Kayu Waru dan Mahoni adalah jenis kayu yang dipakai untuk bahan bakunya. Terdapat 5 tahap dalam pembuatan gagang raket ini. Langkah pertama meratakan ukuran kayu, kedua memotong kayu menjadi persegi panjang dengan ukuran 20 cm, ketiga melubangi kayu selayaknya mengasah atau meruncingi pensil, keempat diserut di mesin yang khusus untuk membentuk segi enam, dan yang terakhir dijemur selama minimal sehari.
"Awalnya enak Mbak, disetiap mesin ada orang yang bertugas sendiri-sendiri," ucap Pak Ato. "Tapi semenjak covid-19 kemarin karyawan keluar dua orang, jadi sekarang serabutan." Tambahnya. Biasanya gagang raket akan dijual  seharga Rp 250,- per biji, untuk gagang dengan kualitas yang baik akan dijual Rp 400,- per biji.
"Alhamdulillah meskipun usaha kecil-kecilan, gagang-gagang ini sudah memiliki pelanggan." Ucap lelaki menginjak usia senja itu. Perusahan raket seperti Sanken, Jupiter, dan lainnya menjadi pemasok dalam usaha ini. Produksi ini setiap harinya menghasilkan 3000 biji gagang raket, dengan waktu kerja 8 jam/hari. Pengiriman biasanya dilakukan setiap Minggu, dengan total pengiriman 1 ton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H