Mohon tunggu...
Aryasatya
Aryasatya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Kelompok 62 Periode 19 Desember - 22 Januari 2023. KKM dilaksanakan pada pekan setelah UAS Semester 5 setara dengan menempuh 2 SKS sehingga sangat diharapkan mahasiswa bisa menjalankan masa KKM sebaik mungkin sebagai Prasyarat Kelulusan selain tujuan akademis, KKM ditujukan agar para Mahasiswa bisa hidup lebih bermasyarakat membawa perubahan kepada desa-desa terpencil memajukan Indonesia dengan sebuah gerakan kecil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

KKM Kelompok 62 UIN Malang Belajar Bersama Produksi Gagang Raket Desa Gunungrejo

29 Desember 2022   11:17 Diperbarui: 29 Desember 2022   11:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu (28/12) kelompok 62 KKM UIN Maliki Malang melakukan survei UMKM yang ada di Desa Gunungrejo. Terdapat produksi gagang raket yang berada di RT 12 Dusun Kreweh. Produksi ini telah berjalan dari tahun 2012 silam.

Bapak Ato, seorang perintis usaha gagang raket di dusun Kreweh. Sempat vakum selama 2 tahun, kini usaha ini aktif kembali. Sebelum ia merintis usaha gagang raket ini, ia dahulu pengrajin sendal spons. Melihat potensi SDM yang ada di desanya, ia mantap memulai usaha baru.

Kayu Waru dan Mahoni adalah jenis kayu yang dipakai untuk bahan bakunya. Terdapat 5 tahap dalam pembuatan gagang raket ini. Langkah pertama meratakan ukuran kayu, kedua memotong kayu menjadi persegi panjang dengan ukuran 20 cm, ketiga melubangi kayu selayaknya mengasah atau meruncingi pensil, keempat diserut di mesin yang khusus untuk membentuk segi enam, dan yang terakhir dijemur selama minimal sehari.

Bahan Kayu Waru dan Mahoni sebagai dasar pembuatan gagang raket (Dok. pribadi)
Bahan Kayu Waru dan Mahoni sebagai dasar pembuatan gagang raket (Dok. pribadi)
Proses menyamakan ketebalan kayu sebagai bahan gagang raket (Dok. pribadi)
Proses menyamakan ketebalan kayu sebagai bahan gagang raket (Dok. pribadi)
Setelah proses menyamakan ukuran ketebalan selanjutnya dipotong dengan panjang 20cm (Dok. pribadi)
Setelah proses menyamakan ukuran ketebalan selanjutnya dipotong dengan panjang 20cm (Dok. pribadi)
Kayu yang telah di potong, selanjutnya proses melubangi bagian gagang sebagai tempat poros raket (Dok. pribadi)
Kayu yang telah di potong, selanjutnya proses melubangi bagian gagang sebagai tempat poros raket (Dok. pribadi)
Proses selanjutnya terakhir adalah membentuk segi 8 pada ganggang raket yang telah dilubangi (Dok. pribadi)
Proses selanjutnya terakhir adalah membentuk segi 8 pada ganggang raket yang telah dilubangi (Dok. pribadi)

"Awalnya enak Mbak, disetiap mesin ada orang yang bertugas sendiri-sendiri," ucap Pak Ato. "Tapi semenjak covid-19 kemarin karyawan keluar dua orang, jadi sekarang serabutan." Tambahnya. Biasanya gagang raket akan dijual  seharga Rp 250,- per biji, untuk gagang dengan kualitas yang baik akan dijual Rp 400,- per biji.

"Alhamdulillah meskipun usaha kecil-kecilan, gagang-gagang ini sudah memiliki pelanggan." Ucap lelaki menginjak usia senja itu. Perusahan raket seperti Sanken, Jupiter, dan lainnya menjadi pemasok dalam usaha ini. Produksi ini setiap harinya menghasilkan 3000 biji gagang raket, dengan waktu kerja 8 jam/hari. Pengiriman biasanya dilakukan setiap Minggu, dengan total pengiriman 1 ton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun