Mohon tunggu...
Aulia Aryaseta
Aulia Aryaseta Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Pribadi

Hanya sekumpulan opini pribadi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gejala Saya Mengidap "Diskon Koroner"

28 Juni 2019   00:43 Diperbarui: 28 Juni 2019   01:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Yang tidak perlu menjadi terlihat perlu

Tidak jarang warga net Indonesia ini membeli produk yang sebenarnya ‘importantbut not urgent’. Sehingga barang menumpuk namun fungsinya jarang dipakai. Atau contohsederhananya, ketika anda sebenarnya tidak ada keinginan untuk makan di K*C,namun karena melihat cashback, ego anda mengatakan ‘Beli K*C, mumpung diskon’.

3. Stadium Akhir

Stadium dimana anda selalu merasa ‘ingin membeli’ karena adanya diskon. Faseini sebenarnya dua mata pisau. Jika dilihat dari perspektif negara, maka negaramendukung perilaku konsumtif supaya ekonomi tetap berjalan. Namun, sisi lainnyaadalah dimana uang anda berlalu dengan sangat cepat. Tak jarang penulis melihatartikel zaman sekarang orangtua muda tidak memiliki rumah dan masih ikut denganmertua. Hal ini wajar jika kita melihat perilaku konsumtif sudah mengidap wargaIndonesia.

Lalu, bagaimana caranya agar keluar dari zona ini? Sebenarnya bisa, namunamat berat dilakukan. Ya, minimal mengurangi lah ya..

1. Rencanakan ulang masa depan anda

Jika masa depan anda masihburam, maka wajar jika anda tidak dapat mengontrol diri untuk membeli sesuatu. Waktupenulis duduk di bangku SMA, penulis memiliki teman yang tiap waktu istirahattidak pernah jajan di kantin. Dan ketika waktunya liburan, penulis mendapati diinstastorynya ia sedang naik gunung. Sebenarnya ini contoh kecilnya. Ia memilikitujuan yang jelas yaitu ketika liburan ‘saya ingin naik gunung’. Ia pun menahandiri untuk tidak jajan.

2. Tanamkan pada diri anda ‘stop upload’

Hal konyol yang sering penulistemui adalah dimana banyak masyarakat Indonesia yang rela mengeluarkan sesuatudemi mengisi instastory WA maupun IG. Penulis semakin yakin bahwa sebenarnyamanusia itu mudah untuk diatur. Sejak zaman dahulu manusia patuh ketika lampumerah ia berhenti, lampu hijau melajukan kendaraannya. Saya yakin, sebenarnyakita bisa bijak dalam menggunakan medsos.

3. Mendekatkan diri dengan Tuhan

Perilaku menghamburkan uang sejakzaman nabi pun dikenal dengan istilah mubazir. Yang mana kita semua tahu bahwaperilaku mubazir ini memiliki dampak negatif. Sehingga Allah melarang kitauntuk berperilaku mubazir. Jika anda mendalami pengetahuan tentang agama, saya yakinanda selangkah lebih dimudahkan dalam menyembuhkan diskon koroner ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun