Mohon tunggu...
Aryasatya Wishnutama
Aryasatya Wishnutama Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog/Psikiater

Psikolog yang bertugas di Dinas Psikologi Angkatan Darat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Psikologi dalam Operasi False Flag : Mengarahkan Persepsi, Menguasai Narasi

25 Januari 2025   16:12 Diperbarui: 25 Januari 2025   16:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Psikologi dalam Operasi False Flag: Mengarahkan Persepsi, Menguasai Narasi


Oleh: Aryasatya Wishnutama, _Psikolog, Pusat Psikologi TNI_

Dalam dunia intelijen, operasi false flag merupakan salah satu strategi terselubung yang paling kontroversial. Operasi ini dirancang untuk mengelabui pihak tertentu, sehingga tindakan yang dilakukan oleh satu pihak tampak seolah-olah dilakukan oleh pihak lain. Di balik kerumitan taktik ini, psikologi memainkan peran sentral dalam merancang, melaksanakan, dan memastikan keberhasilan operasi. Artikel ini akan membahas bagaimana prinsip-prinsip psikologi diterapkan dalam operasi false flag, didukung dengan fakta sejarah dan teori psikologi sosial.

Definisi dan Prinsip Operasi False Flag

Secara sederhana, operasi false flag adalah aksi yang sengaja dilakukan untuk menyalahkan pihak tertentu demi mencapai tujuan politik, militer, atau strategis. Nama "false flag" berasal dari taktik perang angkatan laut, di mana kapal akan mengibarkan bendera musuh untuk mengecoh lawan sebelum menyerang. Dalam konteks modern, operasi ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari manipulasi media hingga insiden berskala besar.

Prinsip utama dari operasi ini adalah menciptakan narasi yang dapat diterima oleh publik atau pihak sasaran. Keberhasilan operasi sangat bergantung pada pengelolaan persepsi, yang menjadi wilayah kerja utama psikologi.

---

Psikologi Persepsi dalam False Flag

Persepsi adalah cara individu memproses informasi dan memberikan makna terhadap realitas di sekitarnya. Dalam konteks operasi false flag, manipulasi persepsi dilakukan melalui beberapa mekanisme psikologi:

1. Efek Halo (Halo Effect)
Efek halo adalah kecenderungan manusia untuk mengaitkan karakteristik positif atau negatif dengan individu atau kelompok berdasarkan kesan awal. Operasi false flag sering memanfaatkan efek ini untuk menanamkan citra buruk pada pihak yang ditargetkan. Sebagai contoh, jika kelompok tertentu sudah dianggap radikal atau berbahaya, masyarakat akan lebih mudah percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas suatu insiden.

2. Priming dan Bias Konfirmasi
Priming adalah proses di mana individu dipengaruhi oleh informasi awal yang diterimanya, sehingga memengaruhi cara mereka merespons informasi berikutnya. Dalam false flag, propaganda awal sering kali dirancang untuk mempersiapkan publik menerima narasi yang diinginkan. Bias konfirmasi memperkuat hal ini, di mana individu cenderung mencari bukti yang mendukung keyakinan awal mereka, bahkan jika bukti tersebut keliru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun