Mohon tunggu...
Aryasatya Wishnutama
Aryasatya Wishnutama Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog/Psikiater

Psikolog yang bertugas di Dinas Psikologi Angkatan Darat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Psikologi dalam Operasi False Flag : Mengarahkan Persepsi, Menguasai Narasi

25 Januari 2025   16:12 Diperbarui: 25 Januari 2025   16:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Teori Gatekeeping Media
Media berperan sebagai "penjaga gerbang" yang memutuskan informasi apa yang sampai ke publik. Dengan mengontrol media, narasi false flag dapat disebarkan secara masif untuk memengaruhi opini publik.

3. Teori Dinamika Kelompok (Kurt Lewin)
Dalam situasi krisis, individu lebih mudah dipengaruhi oleh norma kelompok. Operasi false flag sering memanfaatkan dinamika ini untuk menciptakan solidaritas atau kebencian terhadap kelompok tertentu.

---

Kesimpulan: Etika dan Dampaknya

Meskipun operasi false flag secara taktis dapat memberikan keuntungan jangka pendek, dampaknya terhadap psikologi sosial sangat besar. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi, media, dan narasi resmi dapat terkikis jika operasi ini terungkap. Selain itu, efek psikologis seperti paranoia dan polarisasi sosial dapat berlangsung dalam jangka panjang.

Sebagai pakar di bidang psikologi forensik dan intelijen, saya percaya bahwa penting untuk memahami aspek-aspek psikologis dari operasi false flag. Hal ini tidak hanya untuk mengantisipasi manipulasi yang merugikan, tetapi juga untuk memastikan bahwa strategi intelijen dilakukan dengan memegang teguh prinsip etika dan kepercayaan masyarakat.

Dunia intelijen selalu penuh teka-teki, tetapi memahami psikologi di baliknya membantu kita untuk melihat dengan lebih jelas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun