2. Teori Gatekeeping Media
Media berperan sebagai "penjaga gerbang" yang memutuskan informasi apa yang sampai ke publik. Dengan mengontrol media, narasi false flag dapat disebarkan secara masif untuk memengaruhi opini publik.
3. Teori Dinamika Kelompok (Kurt Lewin)
Dalam situasi krisis, individu lebih mudah dipengaruhi oleh norma kelompok. Operasi false flag sering memanfaatkan dinamika ini untuk menciptakan solidaritas atau kebencian terhadap kelompok tertentu.
---
Kesimpulan: Etika dan Dampaknya
Meskipun operasi false flag secara taktis dapat memberikan keuntungan jangka pendek, dampaknya terhadap psikologi sosial sangat besar. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi, media, dan narasi resmi dapat terkikis jika operasi ini terungkap. Selain itu, efek psikologis seperti paranoia dan polarisasi sosial dapat berlangsung dalam jangka panjang.
Sebagai pakar di bidang psikologi forensik dan intelijen, saya percaya bahwa penting untuk memahami aspek-aspek psikologis dari operasi false flag. Hal ini tidak hanya untuk mengantisipasi manipulasi yang merugikan, tetapi juga untuk memastikan bahwa strategi intelijen dilakukan dengan memegang teguh prinsip etika dan kepercayaan masyarakat.
Dunia intelijen selalu penuh teka-teki, tetapi memahami psikologi di baliknya membantu kita untuk melihat dengan lebih jelas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI