Mohon tunggu...
Denox
Denox Mohon Tunggu... Lainnya - juru tulis serabutan

verba volant, scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bahwa Akting Bukan Sekedar Sandiwara

24 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:47 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ketiga, Classic Acting. Atribut utama dari mazhab ini adalah kecakapan dalam berdialog dan improvisasi. Karena itu, aktor yang menganut mazhab ini dituntut untuk menggunakan intuisinya dalam membangun koneksi antar karakter. Adapun mazhab ini adalah mazhab akting tertua dalam industri perfilman. Konon akarnya, ia berasal dari pementasan drama Shakespeare di Inggris sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Karena berawal dari teater, teknik yang digunakan dalam mazhab ini tergolong kaku. Yang mana ketika aktor tampil di depan layar, dialog dan gerak-gerik yang disampaikan cenderung sama dengan yang tertulis di atas naskah. Ini yang kita lihat pada aktor-aktris Hollywood di era klasik, aktingnya masih terlihat baku.

Sampai setelah perilisan film "On the Waterfront" dan "A Streetcar Named Desire", sang bintang utama, Marlon Brando, mengejutkan publik Hollywood dengan penampilan aktingnya yang revolusioner. Itu adalah penampilan akting yang belum pernah dilihat sebelumnya. Brando berani melanggar norma-norma akting klasik dengan memberikan sedikit ruang untuk improvisasi dan penyimpangan dari naskah. Gaya akting inilah yang kemudian diadopsi oleh aktor-aktris di era New Hollywood.

Sebenarnya jauh sebelum Brando dikenal sebagai aktor revolusioner, Stanford Meisner, salah satu murid dari Konstantin Stanislavski, sudah memperkenalkan terlebih dahulu teknik akting yang lebih modern. Teknik itu disebut Meisner Technique. Menurutnya, akting adalah seni untuk menjalani hidup dengan jujur. Aktor yang baik adalah aktor yang bisa merespon adegan per adegan secara organik, tanpa mengikuti pola yang sesuai dengan skenario yang telah ditulis. Namun, teknik ini tidak begitu diperhatikan di era Classic Hollywood, karena dunia perfilman di saat itu masih didominasi oleh norma-norma klasik teater. Dan performa Brando di film-filmnya menyumbang kontribusi terhadap eksistensi teknik ini. Brando sendiri bukanlah aktor yang akrab dengan Meisner Technique, justru ia adalah salah satu maestro aktor metode. Tetapi, apa yang dilakukannya di masa itu membuat orang-orang meninjau ulang standar akting yang semestinya. Dapat dikatakan, bahwa secara tidak langsung, performa akting Brando turut berpengaruh terhadap perkembangan Meisner Technique.

Salah satu aktor yang menggunakan teknik ini adalah Matthew McConaughey dalam film "The Wolf of Wall Street". Meskipun McConaughey tidak pernah secara eksplisit menjelaskan teknik apa yang digunakannya, jika dianalisis, improvisasi yang dilakukannya di hadapan Leonardo DiCaprio di meja makan pada awal-awal scene adalah indikasi penggunaan teknik ini secara tidak langsung. Seperti yang telah dijelaskan, Meisner Technique berfokus pada improvisasi dan reaksi spontan terhadap lawan main tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan mereka lakukan. Dan ini tampaknya diterapkan oleh McConaughey dalam adegan tersebut.

Itulah teknik-teknik akting yang umum digunakan dalam dunia perfilman. Adapun dalam praktiknya, nyaris tidak ada aktor ataupun aktris yang secara ketat atau tekstual mengikuti satu mazhab akting tertentu. Mereka biasanya menggabungkan berbagai teknik untuk menyempurnakan karakternya. Dan teknik-teknik itu juga menyesuaikan dengan genre film dan karakter yang diperankan. Itulah akting yang sebenarnya. Bahwa ia bukan hanya seni berpura-pura, bukan juga kontes pamer tampang, melainkan seni yang kompleks dan mendalam. Bahwa akting bukan sekedar sandiwara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun