Mohon tunggu...
Arya Permana
Arya Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) Siap Dorong Energi Berkelanjutan Memanfaatkan Palm Oil Mill Eflluent (POME)

20 Oktober 2023   14:30 Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:40 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emiten perkebunan dan pengolahan sawit Grup Rajawali, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) menyiapkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) yang ditargetkan rampung semester I/2025. Listrik PLTBg nantinya digunakan untuk operasional pabrik Kernel Crushing Plant (KCP).
Direktur BWPT Andrew Haryono menyampaikan perseroan akan mengembangkan PLTBg berkapasitas 2,1 hingga 2,4 Mega Watt (MW) di wilayah operasional anak usaha, PT Bumilanggeng Perdanatrada (BLP), di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pengembangan PLTBg sejalan dengan rencana proyek KCP. "Adanya listrik tambahan dari biogas [PLTBg] fokusnya akan digunakan untuk operasional KCP, pabrik pengolahan kelapa sawit dan mess karyawan. Fokusnya PLTBg buat KCP dulu," jelasnya kepada Bisnis saat kunjungan ke area perkebunan BLP, Selasa (22/8/2023).

Menurut Andrew, integrasi proyek PLTBg dan KCP merupakan implementasi kombinasi praktik ekonomi yang baik, Environmental, Social, and Governance (ESG), dan teknologi. Salah satu alasannya, bahan bakar PLTBg berasal Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit yang berasal dari sisa olahan di pabrik.Ke depannya, operasional PLTBg juga berpotensi memberikan karbon kredit bagi BWPT, karena mengurangi emisi CO2 perusahaan. Namun, tanpa karbon kredit pun, sambung Andrew, PLTBg masih memberikan skala ekonomi yang baik bagi perusahaan. "Kredit karbon [dari PLTBg] bagi kami hanya bonus. Proyek PLTBg tetap berjalan bersama dengan KCP," tuturnya. Investasi PLTBg diperkirakan tidak mencapai US$5 juta atau sekitar Rp75 miliar (estimasi kurs Rp15.000 per dolar AS). Dalam pengembangan PLTBg, BWPT akan menggaet pihak eksternal yang sudah ahli di bidangnya.
"Saat ini kami sedang melakukan beauty contest [lelang terbatas] dengan pihak ketiga yang ahli di bidangnya," jelasnya.

 

Grup Trakindo PT Sumberdaya Sewatama juga ikut dalam lelang terbatas tersebut. Sebelumnya Sumberdaya Sewatama merupakan patner BWPT dalam mengembangkan PLTBg di Kalimantan Selatan.

Pada 2020, BWPT sudah mengoperasikan PLTBg Sukadamai di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, untuk mengolah POME menjadi energi listrik. PLTBg Sukadamai dengan daya 2,4 MW memasok listrik ke PLN, yang kemudian menyalurkannya ke pelanggan di regional Kalimantan Selatan.

Selain memberikan tambahan listrik untuk PLN, adanya PLTBg dapat mengurangi limbah POME dan mereduksi emisi C02 hingga 52 persen pada 2022. Andrew menambahkan, terkait pengoperasian KCP harapannya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Selama ini, BWPT baru menjual produk kernel dalam bentuk biji. Nantinya, KCP akan memiliki kapasitas pengolahan 200-300 ton kernel per hari yang diolah menjadi minyak kernel. "Setelah menjadi minyak kernel, tentunya ada nilai tambah yang kami hasilkan sehingga ada peningkatan pemasukan. Nilai [pendapatan] ini masih kami hitung," imbuhnya. Apalagi, oil extraction rate (OER) kernel terbilang tinggi mencapai kisaran 45 persen-50 persen. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan dengan OER buah sawit BWPT untuk CPO yang rata-rata berkisar 23 persen.

KCP nantinya menjadi proyek perdana BWPT. Harapannya, KCP di wilayah operasional BLP juga dapat mengolah kernel dari perkebunan sekitar dan perkebunan BWPT lainnya di Kalimantan. Adapun, BLP saat ini mengoperasikan kebun sawit seluas 11.000 hektare (ha). Head of Estate and Mill Departement Eagle High Plantation Ronny Gandey menuturkan terkait pengembangan PLTBg saat ini perseroan baru dalam tahap pemilihan patner seiring dengan proses perizinan. Salah satunya perizinan terkait Amdal. "Target 2023 masih perizinan. Untuk patner sudah melakukan pertemuan beberapa kali, mereka juga sudah ambil sample POME, yang nantinya diajukan proyeksi biaya investasi dan beberapa term komersial. Itu semua jalan paralel," jelasnya. Untuk skema kerja sama, BWPT terbuka dengan berbagai skema, termasuk built operate tranfer (BOT). Manajemen BWPT pun berharap PLTBg bisa beroperasi bersamaan dengan KCP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun