Sekarang udah banyak konsep jalan-jalan yang diminati orang. Â Mulai dari backpacker, komunitas, sepeda, mobil, motor, sewa bis, bagian dari paket perjalanan ibadah dan lainnya. Tapi dari semua itu yang utamanya gak boleh dilupakan adalah pergi sama keluarga.
Buat orang yang sibuk dengan kerjaan dan kesehariannya, pasti butuh piknik dan butuh waktu bersama keluarga. Biasanya disebut quality time.Â
Buat yang jomblo sih namanya Me time. Kalau kurang piknik dan waktu sama keluarga, bisa stress dan berbuat hal aneh yang tidak diharapkan, bisa berbentuk ketawa sendiri, selingkuh, diare, dan masih banyak lagi.
Sekitar 15 tahunan lewat, turing jadi salah satu pilihan favorit buat saya. Bisa naik motor atau mobil. Seadanya aja. Awalnya waktu masih belum ada momongan, turing motor masuk dalam top of mind. Setelah ada momongan dan kami sekeluarga pun membesar (baca: tambah semok, red), mobil jadi pilihannya soalnya banyak yang harus dibawa. Termasuk badan dan barang bawaan.
Turing keluarga gak sekadar jalan-jalan aja sih. Pertama, kita gak usah bayar travel agent atau EO untuk mengatur perjalanan. Sudah ada "keluarga" alias brother sister yang bersama kita rembukan bareng, ngurus bareng, dll.Â
Bookingan hotel lebih murah karena borongan, camping pun enggak iseng karena enggak sendirian, makan jadi meriah walau cuma seadanya. Silaturahmi antar keluarga jadi terjaga.
Pertama, dalam turing mobil itu setidaknya kita menghabiskan waktu bersama keluarga inti rata2 selama 5 jam. Bisa lebih lama kalau destinasinya lebih jauh.Â
Di situ waktu keluarga yang sempat hilang bisa terbayarkan. Kalau sudah waktunya sholat, dibiasakan berjamaah di mesjid atau mushola yang ditemukan di perjalanan. Ini bisa sekalian untuk istirahat.
Kedua, kita belajar sopan santun di jalan. Makna share the road jadi lebih terasa. Kalau kita khilaf, pasti ada yang ngingetin. Minimal ada teman dalam rangkaian termasuk sweeper, marshal dan road captain yang melihat kelakuan kita. Kalau melanggar, biasanya langsung di bully di radio komunikasi dan chat group. Walau di beberapa oknum kelompok masih ada yang bangga dengan pelanggaran yang dijalankan bersama sih. Makanya jangan salah pilih temen ya.
Ketiga, safety driving yang langsung dipraktikkan. Sebelum berangkat doa dulu, pastikan kondisi kendaraan, pastikan anak bini lu gak ketinggalan di rest area (aslik ini pernah ada kejadiannya), jaga jarak, jaga mata jangan ngantuk, waspada rintangan di depan, hindari rem mendadak, dan lainnya lagi.