Mohon tunggu...
Aryanusa Ega Prasetya
Aryanusa Ega Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Buruk Berkomentar di Media Sosial Instagram terhadap Karakteristik Anak Remaja

25 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   21:39 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Media sosial Instagram telah menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan anak remaja. Media sosial Instagram bisa berdampak positif atau negatif tergantung cara menggunakan. Penggunaan media sosial yang tidak tepat dapat berdampak buruk pada karakteristik anak remaja. Komentar negatif bisa membuat anak remaja menjadi cemas, takut, dan depresi sehingga merusak interaksi sosial pada anak remaja. Upaya edukasi kesadaran akan etika dan moral bermedia sosial sangat diperlukan bagi anak remaja agar tidak semena-mena dalam menggunakan media sosial Instagram. Sumber data yang dihimpun dari kajian literatur dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penulisan artikel. Dari analisis dampak komentar negatif terhadap karakteristik anak remaja diharapkan agar anak remaja bisa bijaksana dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial Instagram.

Kata Kunci :  Media sosial, Komentar negatif, Karakteristik.

Abstrack

Instagram has become an importan part of teenagers' lives. Instagram social media have a positive or negative impact depending on how it is used. Inappropriate use of social media can adversely affect the characteristics of teenagers. Negative comment can make teenagers anxious, fearful, and depressed, this damaging social interactions in teenagers. Efforts to educate awareness of the ethics and morals of social media are needed for teenagers so that they are not arbitrary in using Instagram social media. The source of data collected from the literature review and developed according to the needs of writing the article. From the analysis of the impact of negative comment on the characteristics or teenagers, it is hoped that teenagers can be wise and responsible in using Instagram social media.

PENDAHULUAN

            Platform komunikasi daring yang populer di kalangan remaja adalah media sosial, sebuah wadah di dunia maya yang digunakan secara luas untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Instagram menjadi salah satu pendorong perubahan dalam etika dan moralitas kehidupan remaja. Perubahan gaya hidup etika dan moral belum tentu berdampak positif, karena beberapa pengguna dapat terkena dampak negatif. Instagram berubah tergantung bagaimana setiap individu menggunakannya (Rifqi Agianto, dkk, 2020).

            Hurlock (1992) mengatakan "Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa". Istilah tersebut melibatkan makna yang lebih komprehensif, mencakup kedewasaan secara mental, emosional, sosial, dan fisik. Periode remaja dapat dikonseptualisasikan sebagai fase transisi yang menghubungkan periode anak-anak dengan kedewasaan, mencakup transformasi dalam aspek biologis, kognitif, dan emosional. Masa remaja mencerminkan karakteristik transisi yang dihadapi oleh individu muda. Periode remaja menjelaskan fase perubahan bagi seseorang yang telah melalui masa anak-anak tetapi belum memasuki tahap dewasa.

            Remaja yang berpartisipasi secara aktif di platform media sosial Instagram juga mengunggah konten terkait kegiatan sehari-harinya sebagai bentuk refleksi diri serta untuk tetap terkini dengan perkembangan situasi terkini. Namun, konten yang diposting di Instagram belum tentu mencerminkan kenyataan. Tak jarang anak remaja memposting aspek-aspek bahagia dalam hidupnya. Tetapi kenyataannya banyak anak remaja yang merasa kesepian. Dapat diamati melalui manifestasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari remaja masa kini, fenomena tersebut terungkap dengan jelas, melalui banyak cara anak remaja dalam berpakaian dan meniru budaya Barat. Saat mengenakan busana berbahan minimalis, mereka mengekspresikan bagian tubuhnya yang seharusnya tidak seharusnya terpapar secara eksplisit.

            Penampilannya nyata tidak sejalan dengan norma budaya yang berlaku di Indonesia. Gaya hidup yang sudah mengikuti budaya Barat. Harapannya anak remaja Indonesia mampu mengontrol penggunaan media sosial sehari-hari. Anak remaja juga dapat mengetahui dampak yang dihadapi dalam menggunakan media sosial. Para remaja seharusnya mampu memanfaatkan platform media sosial dengan penuh kebijaksanaan, sementara itu, orang tua juga diharapkan memberikan arahan serta melakukan pemantauan terhadap aktivitas media sosial anak-anak mereka secara cermat, menghindari penggunaan yang berlebihan dan potensial merugikan. (Fani Mulyono, 2021).

             Memberikan pembelajaran kepada generasi muda mengenai signifikansi etika dalam memanfaatkan media sosial sejak dini, dengan tujuan mendorong mereka untuk menggunakan platform tersebut secara cerdas dan bertanggung jawab. Hal ini bertujuan agar mereka tidak terlibat dalam kegiatan yang tidak diinginkan, seperti tindak kejahatan atau pelanggaran hukum yang telah diatur dalam undang-undang. Penelitian berikut diharapkan bisa menjadi referensi bagi anak remaja mengenai jenis-jenis perilaku yang mungkin dapat melanggar nilai-nilai etika dalam media sosial, serta diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk mendorong berkembangnya pengendalian etika. Hal tersebut untuk menciptakan anak remaja yang sadar diri dalam menulis komentar, harus bijaksana dalam menggunakan media sosial. Banyak komentar di Instagram yang negatif. Misalnya ketika anda mengomentari hal-hal yang negatif. Kebanyakan komentar tersebut dilontarkan oleh anak remaja dan dewasa.

            Keterlibatan orang tua dalam mengawasi aktivitas online anaknya memiliki signifikansi yang besar dalam konteks pemanfaatan media sosial. Terdapat situasi di mana orang tua tidak sepenuhnya memahami mengenai tutur kata dan tindakan yang ditunjukkan oleh anak mereka dalam dunia maya. (Pratiwi, Mukaromah, dan Herdiningsih, 2018). Anak remaja harus sadar akan diri sendiri dan pengaruh lingkungan sekitar (Runni Teguh Meunasah Tampubolon dan Padian Adi Salamat Siregar, 2022).

            Setiap orang dalam hidup harus melalui perubahan. Perubahan bisa berdampak kecil atau besar, Transformasi dapat termanifestasi dengan evolusi perlahan atau melalui revolusi yang mendadak, Perubahan mungkin melibatkan norma dan nilai sosial, pola perilaku, struktur sosial, kelas sosial, kekuasaan, otoritas, dan interaksi sosial. Perubahan yang terjadi di masyarakat merupakan fenomena alam. Pengaruhnya dapat dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain berkat teknologi modern.

            Peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengawasi dan memberikan materi agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi anak remaja dalam perilaku apa saja yang diperbolehkan ketika menggunakan media sosial Instagram.

PEMBAHASAN

Pemahaman Mengenai Berkomentar di Media Sosial Instagram

Pengertian Media Sosial

            Platform daring untuk berkomunikasi melalui internet telah menjadi wadah yang sangat dapat diakses oleh pengguna untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan menghasilkan konten berupa kiriman. Instagram, sebagai bentuk media sosial yang sering dipakai oleh kaum muda, merupakan wadah yang umum digunakan untuk berinteraksi. Platform media sosial ini turut menggalang interaksi sosial dan mengaplikasikan teknologi guna merubah proses komunikasi menjadi bentuk dialog. (A.Rafiq, 2020).

            Media sosial dapat membantu dan mendukung interaksi sosial anak remaja jika digunakan dengan baik dan benar. Berkomentar di media sosial Instagram juga memiliki sistem filter sehingga memudahkan pengguna media sosial Instagram memilah komentar-komentar negatif.

            Perilaku Anak Remaja di Media Sosial Instagram

            Melalui platform media sosial Instagram, terutama dikalangan remaja, terdapat kecenderungan untuk secara aktif berbagi berbagai aktivitas, pengalaman, serta menyampaikan ungkapan perasaan melalui unggahan foto pribadi maupun video singkat yang dihadirkan kepada khalayak umum melalui akun Instagram masing-masing. Instagram, sebagai media sosial, memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan identitas diri individu. Identitas memegang peranan sentral dalam struktur sosial yang dihuni oleh beragam individu. Dalam suatu komunitas, identitas tak hanya sekadar ditentukan oleh atribut fisik, karakteristik rasial, atau warna kulit, tetapi juga melibatkan pengekspresian diri melalui bahasa, evaluasi personal, serta faktor kognitif lainnya. Keseluruhan aspek ini saling bersinergi untuk membentuk dan mengonstruksi identitas pribadi seseorang. (Bulan Cahya Sakti dan Much Yulianto, 2018). Selama krisis COVID-19, jumlah pengguna jejaring sosial Instagram meningkat cukup signifikan. Hal ini terjadi karena segala aktivitas di luar rumah dibatasi oleh pemerintah sehingga menyebabkan peningkatan jumlah pengguna media sosial, khususnya Instagram.

            Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mampu mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain. Internet telah menjadi dunia digital baru yang menciptakan ruang budaya. Kehadiran internet dan jejaring sosial bisa membantu masyarakat dengan mudah menerima informasi dan hiburan dari seluruh dunia tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.

            Perilaku anak remaja dalam berkomentar di media sosial Instagram masih banyak yang menggunakan kalimat atau kata-kata yang negatif dan tidak baik. Hal tersebut bisa membahayakan bagi pengguna media sosial lainnya. Perilaku-perilaku tersebut seharusnya tidak terjadi di kalangan anak remaja tentunya, hal-hal tersebut menjadi fokus semua orang agar bisa berkomentar dengan kalimat atau kata-kata yang baik dan benar.

Penggunaan Bahasa dalam Berkomunikasi

            Penggunaan bahasa memegang peranan penting dalam interaksi sehari-hari, dan Bahasa Indonesia telah terbukti menjadi alat komunikasi yang sangat efisien dalam berbagai konteks komunikatif. Baik dalam kegiatan langsung maupun di platform jejaring sosial, Bahasa Indonesia memiliki kapasitas untuk memperlancar proses komunikasi dengan efisien. Dalam konteks komunikasi ini, variasi dan kompleksitas dalam ekspresi kata atau kalimat cenderung meningkat, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia pada era saat ini. (Umi Kholifah & Atiqa Sabardila, 2020).

            Pemakaian bahasa memiliki peranan yang sangat krusial dalam menjalin komunikasi. Bahasa merupakan alat  untuk menyampaikan informasi dan pesan dari satu komunikator ke komunikator lainnya. Bahasa juga dapat memengaruhi cara berpikir dan bereaksi terhadap  situasi. Komunikasi akan berjalan baik bila menggunakan bahasa yang tepat dan mudah dipahami. Bahasa dapat digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi, termasuk bahasa lisan dan tulisan.

            Bahasa lisan seringkali digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu, tergantung kebutuhan pengguna. Bahasa lisan sering digunakan untuk komunikasi langsung atau interaksi tatap muka antara komunikator sebagai pengirim pesan dan komunikator sebagai penerima pesan. Bahasa tertulis merupakan bahasa yang tertulis. Melalui hal tersebut, komunikator harus mampu menyusun sebuah kalimat dengan struktur kata yang tepat dan ringkas agar komunikator bisa memahami apa yang ingin disampaikan. Keanekaragaman linguistik dalam komunikasi sangat bervariasi tergantung pada pilihan bahasa penggunanya. Penggunaan bahasa yang efektif dan dapat dipahami oleh pihak lain memiliki dampak signifikan terhadap mutu komunikasi.

            Bahasa yang seharusnya digunakan anak remaja dalam berkomentar di media sosial Instagram ialah bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang tidak merendahkan perasaan orang lain, tetapi senantiasa dipenuhi dengan tata krama yang tinggi. Kesadaran terhadap pemilihan kata yang tepat dan penggunaan bahasa yang bermutu sangatlah krusial bagi generasi muda, sebab hal tersebut dapat memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan mereka dalam berkomunikasi. Pemakaian bahasa yang tepat juga memiliki potensi untuk membentuk kualitas perilaku anak remaja secara positif.

Dampak Komentar Negatif di Instagram terhadap Interaksi Sosial pada Anak Remaja

Dampak Sosial Media pada Anak Remaja

            Tujuan untuk mengetahui dampak media sosial terhadap remaja dari interaksi sosial di waktu senggang, serta  dampak dan gejala negatif  yang muncul, seperti Internet Addiction Disorder (IAD), suatu gangguan obsesif atau kompulsif yang berlebihan. Pemanfaatan teknologi  juga bersamaan dengan munculnya gangguan tidur serta nomofobia, sehingga menimbulkan perasaan cemas saat jauh dari ponsel dan juga rentan terhadap kejahatan dan kekerasan online (Muhamad Ayub & Sofia Farzanah Sulaeman, 2022).

            Platform-platform media sosial memiliki efek yang beragam, mencakup dampak positif maupun negatif. Konsekuensi yang muncul dari jaringan sosial ini juga menunjukkan keragaman yang signifikan. Berbagai cara kriminal sering ditemukan di media sosial, khususnya di kalangan remaja, Seperti kekerasan fisik maupun verbal, tindakan pelecehan, bahkan pelanggaran hukum seperti penipuan, pemerasan finansial, dan tindakan kekerasan seksual, dampak yang merugikan yang ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap generasi muda sangat melimpah dan memunculkan kekhawatiran yang serius, maka memerlukan bimbingan, pengarahan, dan pengawasan dari pihak seperti orang tua, tenaga guru dan  orang yang terlibat dalam pendidikan anak. Meningkatnya tren kekerasan dan perilaku negatif pada anak diyakini merupakan dampak dari penayangan televisi yang tiada henti. Karena media-media tersebut memiliki potensi yang signifikan dalam memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, terutama pada kalangan anak-anak.

            Dampak negatif media sosial terutama pada komentar-komentar negatif yang ada di Instagram dapat berpengaruh pada interaksi sosial anak remaja. Hal tersebut perlu diatasi demi menjaga kualitas interaksi sosial anak remaja. Perlu upaya edukasi pada anak remaja dan orang tua dalam pengawasan penggunaan media sosial.  Dampak negatif yang sudah banyak terjadi seperti halnya anak remaja sekarang cenderung menjadi pendiam, mengurungkan diri, cemas, merasa terancam, dan overthinking. Hal tersebut terjadi karena komentar-komentar negatif yang dilontarkan kepada pengguna media sosial lainnya. Sehingga menimbulkan dampak negatif seharusnya anak remaja bisa bijaksana dan bertanggung jawab dalam berkomentar dengan menggunakan bahasa-bahasa yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Komentar Negatif di Instagram

            Instagram merupakan aplikasi jejaring sosial siapa pun bisa menggunakan media sosial Instagram untuk melakukan berbagai aktivitas positif seperti berkomunikasi dengan orang lain, mempromosikan iklan bisnis, dan berbagai informasi dalam bentuk postingan. Instagram juga menawarkan kemampuan untuk mengomentari postingan yang di upload oleh pengikut Instagram.

            Bentuk komentar yang disampaikan biasanya berupa ekspresi atau pendapat orang tersebut mengenai kehidupan pribadi pemilik akun atau suatu hal atau peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di dalam media sosial. Terkadang komentar tidak sesuai dengan artikel yang dibagikan. Isi dari komentar-komentar sering kali secara tidak sengaja bersifat negatif (Ilham Wicaksono, 2020).

            Komentar-komentar negatif yang dapat mempengaruhi psikologi anak remaja seperti kalimat tidak senonoh, kata-kata kasar, umpatan dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi psikis pengguna media sosial Instagram terutama anak remaja. Sistem filter komentar negatif sangat diperlukan bagi pengguna media sosial Instagram agar mudah memilah yang mana komentar positif dan komentar negatif. Masih banyak sekali orang yang menuliskan  komentar yang  berisi kalimat negatif, hinaan dan komentar lainnya, yang tentunya  sangat membuat pemilik akun Instagram merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.

            Hal tersebut tentu membuat pemilik akun media sosial Instagram tidak nyaman saat menggunakan aplikasi Instagram. Masalah ini semakin diperburuk dengan masih banyaknya aplikasi media sosial yang tidak menyediakan fitur pendeteksi atau tidak mendeteksi komentar negatif. Jika pemilik akun atau masyarakat memposting komentar negatif dan kemudian membacanya melebihi batas yang diperbolehkan, maka orang tersebut dapat dilaporkan ke pihak yang berwajib dan mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Menurunkan Kualitas Interaksi Sosial

            Para anak remaja harus mengembangkan keterampilan manajemen waktu guna mengontrol perilaku sosial mereka, sehingga dapat menghindari terlibat dalam perilaku negatif di platform media sosial Instagram. (Ardi & Putri, 2020).

            Pendidikan karakter diperlukan untuk membangun  karakter yang baik, tidak terpengaruh oleh hal-hal buruk yang disebabkan oleh media sosial. Pendidikan karakter merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup tindakan dengan tujuan untuk mendidik generasi penerus bangsa (Haifa Firyal Iswanto, dkk, 2021).

            Permasalahan yang muncul antara lain kesalahpahaman mengenai perilaku etis dalam komunikasi media sosial yang baik. Anak remaja kurang memahami dampak hukum dari apa yang dilakukan di jejaring sosial, terutama apa yang diunggah. Kesadaran tingkat literasi komunikasi sosial di jejaring sosial masih rendah. Komentar negatif di media sosial Instagram dapat menurunkan kualitas interaksi sosial pada anak remaja. Hal tersebut disebabkan kurangnya edukasi dalam menggunakan media sosial Instagram yang baik dan benar. Edukasi sangat diperlukan demi menjaga kualitas interaksi sosial anak remaja.

Upaya Edukasi Kesadaran akan Etika Bersosial Media pada Anak Remaja

Edukasi Bersosial Media

            Berdasarkan pada analisis serupa, dapat diamati bahwa anak remaja di Indonesia merupakan pengguna internet tertinggi. Berdasarkan analisis, dapat diamati bahwa anak remaja di Indonesia mewakili kelompok pengguna internet terbesar. Hal ini menunjukkan bahwa anak remaja ketergantungan pada internet semakin meningkat sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidak ditangani dengan hati-hati dan bijaksana. Penggunaan media sosial berdampak signifikan dari cara anak remaja yang harus memperlakukan teman sebaya, orang tua , dan orang asing dengan baik. Hingga memiliki jejaring jaringan sosial terdiri dari teman dan keluarga dalam satu lingkaran sosial .

            Pengaruh media terhadap teknologi telah membuat jejaring sosial menjadi lebih beragam dan lebih besar dibandingkan sebelumnya. Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia turut berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan anak usia dini dan dewasa di era digital. Secara spesifik, ketergantungan pada platform media sosial, tindakan bullying dan ekspresi kebencian dalam ranah digital, beserta penurunan prestasi akademik dan motivasi, berpotensi menimbulkan perilaku yang problematik pada generasi muda dan memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan mereka. (Agus Wiranto, dkk, 2022).

            Edukasi sangat diperlukan dalam meningkatkan kesadaran akan bermedia sosial. Edukasi yang efektif digunakan dengan cara mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dan memberikan materi mengenai sosial media terutama Instagram. Edukasi juga bisa dilakukan melalui postingan-postingan yang dapat meningkatkan wawasan atau pemahaman mengenai menggunakan media sosial dengan baik dan benar.

            Pesatnya kemajuan teknologi di Indonesia turut menjadi tantangan dalam melatih generasi muda di era digital. Pemanfaatan media sosial yang berlebihan mungkin menciptakan permasalahan perilaku pada anak-anak dan remaja, seperti ketergantungan pada media sosial, intimidasi daring, serta penyebaran ujaran kebencian di platform jejaring sosial, yang dapat merugikan perkembangan akademis mereka, pembelajaran dan motivasi.

Kesadaran hukum menggunakan media sosial

            Banyak anak remaja saat kini yang masih  menggunakan jejaring sosial. Hal tersebut membuat remaja sulit menghindari  ketidakstabilan emosi yang dapat menyebabkan mereka menggunakan jejaring sosial  secara tidak tepat. Peringatan menggunakan jejaring sosial sebagai saluran komunikasi dan informasi dapat menimbulkan dampak negatif, seperti menjadi penulis atau korban misinformasi, ancaman atau penyebaran konten negatif dan ujaran kebencian. Remaja diperbolehkan menggunakan jejaring sosial sesuai dengan hukum pemantauan diperlukan  untuk mengurangi jumlah insiden terkait penggunaan media sosial (Tika Andarasni Parwitasari, dkk, 2022).

            Anak remaja juga harus sadar akan hukum menggunakan media sosial di Instagram agar tidak mengakibatkan pengaruh buruk, hal tersebut bisa menjadi pelaku atau korban informasi bullying, hoax atau ujaran kebencian dan lain sebagainya. Kesadaran hukum  menjadi hal penting bagi pengguna media sosial Instagram terutama anak remaja.

            Menanamkan kesadaran hukum menggunakan media sosial bisa menambah wawasan anak remaja dalam menggunakan media sosial sehingga, anak remaja bisa menjadi lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial Instagram. Adanya pelanggaran hukum dalam pemanfaatan jejaring sosial mencerminkan rendahnya kesadaran hukum masyarakat terhadap ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Perilaku yang menyimpang terkait penggunaan jejaring sosial untuk kejahatan siber menjadi perhatian yang perlu diperhatikan.

Membangun Kesadaran akan Moral dan Etika

            Jejaring sosial akan mampu memberikan dampak positif bagi  remaja jika memanfaatkannya dengan benar. Namun, kenyataannya media sosial juga bisa memberikan dampak negatif. Masih banyak  remaja yang melanggar etika dan moralitas dalam menggunakan jejaring sosial. Perilaku negatif dan nekat didominasi oleh kalangan remaja atau generasi milenial (Sari, 2019). Etika mencakup serangkaian norma moral yang membimbing manusia dalam menilai kebenaran dan kekeliruan. Setiap orang perlu memiliki kesadaran yang tinggi terkait penggunaan media sosial, serta kemampuan untuk memisahkan diri dari realitas sosial yang ada. (Budi Ismanto, Yusuf dan Asep Suherman, 2022).

            Menumbuhkan pemahaman terhadap nilai moral dan etika memiliki peran yang sangat krusial bagi individu yang menggunakan platform media sosial, terutama kalangan remaja. Etika dan moralitas memiliki kemampuan untuk membantu seseorang dalam menilai dan membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, setiap remaja perlu memiliki kesadaran yang mendalam ketika berinteraksi di platform sosial seperti Instagram. Tentu disini peran orang tua sangat diperlukan dalam mengedukasi membangun kesadaran akan moral dan etika bersosial media. Memberikan pelajaran atau wejangan kepada anak remaja agar bisa memahami bagaimana cara menggunakan media sosial dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

            Komentar yang disampaikan biasanya berupa ungkapan dan pendapat seseorang terkait dengan kehidupan pribadi pemilik akun Instagram atau suatu isu atau peristiwa yang sedang  dibicarakan di dalam perusahaan. Terkadang komentarnya tidak sesuai dengan keinginan Anda. Komentar sering kali secara tidak sengaja bersifat negatif.

PENUTUP

            Berdasarkan dari pengaruh buruk berkomentar di media sosial Instagram terhadap karakteristik anak remaja dapat berdampak negatif pada interaksi sosial anak remaja. dapat disimpulkan berdasarkan penelitian, bahwa komentar negatif di Instagram bisa berdampak buruk terutama pada anak remaja yang sering terjadi pada permasalahan interaksi sosial yang membuat anak remaja menjadi tidak fokus, cemas, dan depresi.

            Edukasi kesadaran akan etika bersosial media pada anak remaja sangat penting untuk membantu memahami bagaimana menggunakan media sosial dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Dalam rangka membantu anak remaja memahami etika bermedia sosial, orang tua dan teman-teman dapat memberikan edukasi pemahaman tentang pentingnya penggunaan etika dalam media sosial.

            Hal tersebut diharapkan anak remaja dapat menggunakan media sosial instagram secara bertanggung jawab, cara menggunakan media sosial yang tepat dan memiliki etika agar meminimalisir dampak negatif dari penggunaan media sosial instagram terutama dalam berkomentar agar tidak merusak interaksi sosial pada anak remaja.

Daftar Pustaka

Agianto, Rifqi, Anggi Setiawati, dan Ricky Firmansyah. (2020). Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Gaya Hidup dan Etika Remaja. TEMATIK: Jurnal Teknologi Komunikasi. 7(2), pp. 130-139. https://doi.org/10.38204/tematik.v7i2.461

Ayub, Muhammad dan Sofia Farzanah Sulaeman. (2022). Dampak Sosial Media terhadap Interaksi Sosial pada Remaja: Kajian Sistematik. Untirta: Jurnal Penelitian Bimbingan Konseling. 7(1), pp 21-31. http://dx.doi.org/10.30870/jpbp.v7il.14610

Ismanto, Budi, Yusuf, dan Asep Suherman. (2022). Membangun Kesadaran Moral dan Etika dalam Berinteraksi di Era Digital pada Remaja Karang Taruna RW 07 Rempoa. JAMMU: Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin. 1(1), pp 43-48. https://doi.org/10.56127/jammu.vlil.253

Iswanto, Haifa Firyal. dkk. (2021). Pelatihan Bijak Bermedia Sosial sebagai Upaya Pendidikan Karakter pada Remaja. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat. 25(2), pp 197-206. https://doi.org/10.15294/abdimas.v25i2.32993

Kholifah, U., & Sabardila, A. (2020). Analisis Kesalahan Gaya Berbahasa pada Sosial Media Instagram dalam Caption dan Komentar. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan SastraI. 15(3), pp, 352-364. https://doi.org/10.14710/nusa.15.3.352-364

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun