Mohon tunggu...
arya Nurkholik
arya Nurkholik Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengaruh Buruk Media Sosial Bagi Anak Anak

29 Desember 2024   18:03 Diperbarui: 29 Desember 2024   18:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh buruk sosmed pada anak (Sumber : shutterstock.com)

Pengaruh buruk media sosial bagi anak anak

Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, anak-anak yang dulunya menghabiskan waktu untuk bermain di luar rumah, sekarang lebih sering asik dengan gadget mereka, menjelajahi dunia maya melalui platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube. Di satu sisi, media sosial memang menawarkan peluang besar untuk belajar dan bersosialisasi, tetapi di sisi lain, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di sana bisa menimbulkan dampak negatif yang tidak bisa diremehkan.

Salah satu dampak nyata yang sering terjadi adalah gangguan tidur. Anak-anak yang terbiasa memegang gadget sebelum tidur, entah untuk menonton video atau scrolling media sosial, cenderung kesulitan untuk tidur nyenyak. Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Kompas Health, cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, anak-anak kerap merasa lelah dan sulit fokus di pagi hari. Bayangkan saja, berapa banyak energi mereka yang hilang hanya karena kebiasaan ini?

Selain itu, ada masalah lain yang mengkhawatirkan, yaitu dampak pada kesehatan mental anak. Di media sosial, anak-anak terpapar berbagai macam konten, termasuk yang menampilkan gaya hidup atau standar kecantikan yang sering kali tidak realistis. Mereka mulai membandingkan diri dengan influencer atau teman-temannya yang tampak "sempurna" di media sosial. Padahal, foto dan video yang mereka lihat sering kali telah diedit sedemikian rupa sehingga terlihat jauh dari kenyataan. Sebuah studi yang dilansir oleh Sepenuhnya.com menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu sering membandingkan diri mereka dengan orang lain cenderung mengalami penurunan rasa percaya diri, bahkan berujung pada depresi.

ilustrasi gadis afrika dan amerika yang menyedihkan(sumber: shutterstock.com)
ilustrasi gadis afrika dan amerika yang menyedihkan(sumber: shutterstock.com)

Masalah ini tidak berhenti di sana. Media sosial juga menjadi tempat subur bagi cyberbullying. Perundungan daring ini, meski terlihat sepele seperti komentar negatif atau ejekan di postingan, sebenarnya berdampak besar pada korban. Ada kisah nyata tentang seorang remaja di Jakarta yang berhenti sekolah karena sering menerima pesan dan komentar menyakitkan di akun media sosialnya. Trauma akibat cyberbullying ini membuatnya kehilangan kepercayaan diri dan memilih untuk mengisolasi diri. Kasus-kasus seperti ini semakin menunjukkan bahwa tanpa pengawasan, media sosial bisa menjadi sumber ancaman serius bagi kesehatan mental anak-anak.

Tidak hanya kesehatan mental, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Anak-anak yang terlalu asyik bermain gadget sering mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan dengan teratur atau berolahraga. Kecanduan ini membuat mereka lebih banyak duduk dalam waktu lama, yang tentunya tidak baik bagi pertumbuhan mereka. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit lainnya.

Gangguan konsentrasi juga menjadi salah satu dampak buruk dari media sosial. Banyak anak yang seharusnya belajar atau mengerjakan tugas sekolah malah lebih sibuk membuka Instagram atau bermain game daring. Waktu mereka habis untuk mengecek notifikasi atau mengikuti tren terbaru, sehingga prestasi akademik mereka ikut terpengaruh. Hal ini dikonfirmasi oleh beberapa artikel di Kawanetizen.com, yang menyatakan bahwa media sosial sering menjadi penyebab anak-anak kehilangan fokus terhadap hal-hal yang lebih penting dalam kehidupan mereka.

Namun, bukan berarti kita harus melarang anak-anak menggunakan media sosial sepenuhnya. Kuncinya adalah pengawasan dan edukasi. Sebagai orang tua, Anda bisa membantu anak memahami cara menggunakan media sosial dengan bijak. Mulailah dengan membatasi waktu mereka menggunakan gadget. Misalnya, Anda bisa menetapkan aturan bahwa gadget tidak boleh digunakan sebelum tidur. Selain itu, ajak anak untuk berbicara tentang apa yang mereka lihat di media sosial dan bantu mereka mengenali konten yang positif serta menghindari konten yang tidak pantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun