Mohon tunggu...
Noen Muti
Noen Muti Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Buruk, Golput yang Disalahkan

12 Februari 2024   09:38 Diperbarui: 12 Februari 2024   09:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penyalahgunaan Golput: Alat Politik atau Scapegoat?

Politisi dan kelompok tertentu kadang-kadang menggunakan fenomena golput sebagai alat untuk memperkuat narasi mereka. Mereka mungkin menyalahkan golput atas ketidakstabilan politik, padahal sebenarnya masalah intinya mungkin terletak pada kinerja pemerintah atau praktik korupsi. Dengan menyalahkan golput, tanggung jawab seolah dilemparkan kepada warga yang memilih untuk tidak berpartisipasi.

Pendidikan Politik dan Kesadaran Partisipasi

Untuk mengatasi fenomena golput yang disalahartikan, penting untuk meningkatkan pendidikan politik dan kesadaran partisipasi di masyarakat. Warga harus memahami bahwa hak suara mereka adalah alat yang kuat untuk membentuk masa depan politik negara mereka. Di samping itu, perlunya reformasi politik dan peningkatan transparansi dapat membantu merestorasi kepercayaan masyarakat terhadap proses politik.

Politik buruk dan golput seringkali menjadi dua sisi mata uang yang kompleks dalam kehidupan demokratis. Sementara politik buruk dapat menciptakan ketidakpuasan, golput, jika dipahami dengan benar, bisa menjadi bentuk protes yang sah. Namun, ketika golput disalahartikan dan disalahgunakan sebagai alat politik, masyarakat perlu menggali lebih dalam untuk memahami akar permasalahan politik yang sebenarnya. Pendidikan politik dan partisipasi yang bertanggung jawab tetap menjadi kunci dalam membangun sistem politik yang lebih transparan dan inklusif.

Salam cerdas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun