Mohon tunggu...
Noen Muti
Noen Muti Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Garis Hidup

30 September 2022   16:36 Diperbarui: 30 September 2022   16:38 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mungkin seperti hujan bagimu
Hanya dirindukan pada waktu
tertentu 

 selebihnya mengganggu

Mungkin juga seperti matahari
Hanya disukai saat datang dan pergi
Sedang hari dikutuk

Mungkin juga seperti bulan
Penuh ketololan dan berharap dicintai

Adalah sederet ketololan yang hadir dalam benakku saat hujan 

Aku hidup dalam genangan yang mengalir dari kedua bola matamu 

Bergenang dalam kesepian 

Memantulkan rona kegelapan 

Seperti malaikat yang cacat saat hari sedang disumpah yang Mahakuasa

Aku adalah hujan yang berteduh di matamu

Semuanya sudah menjadi museum dari segala pertanyaan yang sering aku ajukan  sejak kau menolak menjadi segala jawaban bagiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun