Entah mengapa tiba-tiba ingin menulis seperti ini, sebuah tulisan yang lahir dari cerita masa lalu  pernah hadirkan harapan tapi kemudian berbalik dan mematahkannya sendiri.Â
Untuk yang pernah hadir
bagaimana kabarmu?
Semoga kebahagiaan selalu mewarnai hari-harimu
Aku berharap semoga ketenangan selalu bersamamuÂ
Kebahagiaan tidak pernah berakhir sejak keputusan untuk mengakhiri semuanya
Malam-malamku tak pernah dipenuhi rasa cemas lagi akan kabarmu
Malam-malamku tak lagi merindukanmu, aku tak pernah mengais-ngais oase kehangatan lagi dimalam-malam kaku dan sepi.Â
Aku mengerti dan aku menyadarinya
Aku memaksakan diri menjadi lilin penerang tidur untuk orang yang lebih suka terlelap dalam gelap
Lilinnya dipadamkan kemudian memilih untuk terpejam dalam kegelapan. Â
aku adalah manusia yang paling menyedihkan menjadi payung untuk seseorang yang Lebih menyukai rintik-rintik hujan
 Hujan menyakitimu dan kemudian kau rakit bumerang dan berbalik menyerangku.
Aku tidak memiliki duka dan luka untuk ku kenang dari  orang yang tidak tepat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H