Rumah tangga adalah pilar utama dalam membangun public concern. Dalam struktur hukum dan budaya Gorontalo, rumah tangga berada pada level Ngala'a. Di atasnya, berturut-turut ada Linula, Lembo'a, Laihe, Lipu, hingga Pohala'a. Ngala'a adalah unit terkecil komunitas warga yang memiliki ikatan kekerabatan yang kuat (marga dan adat). Ngala'a memiliki kohesi sosial yang luar biasa dan merupakan pilar penting dalam pembinaan moral dan pengajaran. Â Mengembalikan marwah adat dan melembagakan kecintaan terhadap budaya local harus dimulai dari level "Ngala'a.
Terbangunnya public concern pada gilirannya akan menjelma menjadi public issues. Dalam kondisi ini, isu sentral terkait impian Kota Gorontalo modern berkelanjutan yang berpijak pada kearifan local dalam bingkai filosofis Serambi Madinah akan mudah masuk kedalam local agenda setting. Hal ini akan memudahkan adaptasinya kedalam perencanaan pembangunan sebagai rujukan utama dalam proses pembangunan di suatu daerah. Pemerintah Kota Gorontalo perlu memastikan seluruh langkah ini terakomodir dalam berbagai dokumen perencanaan, RPJPD, RPJMD dan RKPD.
Berbagai upaya di atas adalah rangkaian proses yang Panjang, yang mungkin baru terlihat pada generasi berikutnya. Apapun itu, perlu dibangun kesadaran bersama sejak awal, kesadaran membangun Kota Gorontalo Modern Berkelanjutan yang Berbasis Kearifan Lokal dalam Bingkai Filosofis Serambi Madinah. Dan itu MUNGKIN!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI