Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menuju Kota Gorontalo Modern Berbasis Kearifan Lokal dalam Bingkai Serambi Madinah, Mungkinkah?

14 Juni 2022   04:27 Diperbarui: 14 Juni 2022   04:34 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah pertama diawali dengan repositioning falsafah adat dalam pembangunan Kota Gorontalo. Sederhananya, repositioning falsafah adat adalah upaya mengembalikan "marwah adat" dalam kebanggaan kita terhadap budaya lokal. Adat istiadat diperkuat sebagai bingkai akhlak. Dalam kehidupan religious masyarakat Kota Gorontalo, akhlak baik dipraktekan dalam bentuk menunjung tinggi "adab." Orang muda hormat kepada yang tua, sementara orang tua menjadi pengayom bagi warga muda.

Dengan adab yang tinggi, orang kaya tidak menjadi sombong karenanya, sementara yang miskin tidak menjadi parasite. Ketinggian ilmu seseorang tidak meninggalkan akhlak baiknya.  Al adabu fauqol 'ilmi", adab lebih tinggi dari ilmu. Pepatah Arab ini menjadi hiasan akhlak masyarakat Kota Gorontalo sejak lama.

Ketinggian akhlak masyarakat Gorontalo adalah manifestasi kehidupan yang bersandar pada falsafah Adat Bersendikan Syara', dan Syara' Bersendikan Kitabullah. Mengembalikan marwah adat berarti memposisikan Kembali implementasi Adat istiadat sebagai wilayah sacral yang perlu dijaga kemurniannya. Praktek-praktek adat harus berjalan sesuai koridor adat Duluo Limo lo Pohalaa dan merujuk pada ajaran agama Islam. 

Langkah berikutnya, melakukan revitalisasi praktek kebudayaan local dalam kemasan wisata budaya. Wisata budaya Gorontalo mempunyai keunikan tersendiri dibungkus citra yang menarik dalam keanekaragaman tradisi dan lanskap destinasi. Produk budaya local ini mempunyai potensi untuk dikembangkan sesuai kebutuhan pengembangan pariwisata budaya di Kota Gorontalo.

Pariwisata adalah salah satu sector ekonomi yang relevan dengan Kota Gorontalo sebagai Kota jasa. Pertumbuhan sector ini bisa membuka peluang kerja bagi anak-anak muda. Paket wisata budaya dikemas kekinian agar dapat menarik minat kaum muda untuk terlibat didalamnya, sekaligus menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan mereka terhadap budaya local.

Wisata Budaya Kota Gorontalo perlu dikemas lebih menarik dan attractive dengan membenahi factor 3 A, Attraction, Accessibility, dan Amenity. Atraksi terkait kekhasan atau keunikan yang ada dalam berbagai wujud baik berupa seni, ritual dan sebagainya. Semua itu berakar pada budaya local yang dikemas lebih menarik. Aksesibilitas mencakup kemudahan wisatawan menuju objek atau destinasi wisata. Sedangkan amenity meliputi sikap sopan santun dan ramah, kenyamanan dan keamanan serta fasilitas penunjang yang memadai. Ketiga hal di atas menjadi persyaratan utama agar wisata budaya Gorontalo bisa menarik minat wisata local, nasional maupun mancanegara.

Kebudayaan daerah Gorontalo dicirikan oleh ornament budaya yang cukup lengkap. Mulai dari Bahasa local, tanaman adat, seni music, seni tari, kuliner lokal, hingga sulaman karawo. Kalaupun tidak semua, perlu dipastikan minimal satu atau lebih diantara ornament ini dapat direvitalisasi untuk mengadirkan sensasi menarik pada pengunjung di masing-masing destinasi.

Baju adat Gorontalo (https://adatindonesia.org)
Baju adat Gorontalo (https://adatindonesia.org)
 

Penggunaan Bahasa Gorontalo dan Aksara Bonda, misalnya, perlu dihidupkan kembali. Karakteristik bahasa Gorontalo dan aksara Bonda bisa menjadi Therapy Writing di tempat-tempat public. Di Padang, pasca bencana terdapat banyak tulisan motivasi berbahasa Padang yang di publikasikan di tempat umum. Dampak psikologisnya terlihat dengan meningkatnya motivasi masyarakat Padang untuk hidup lebih baik pasca bencana.

Therapy writing bisa dibuat dalam berbagai media seperti nama gang, jalan, hingga Gedung. Hal ini perlu dibarengi dengan keinginan belajar Bahasa Gorontalo. Keinginan ini ditumbuhkan sejak dini, disisipkan pada Pendidikan berkarakter dalam berbagai jenjang pendidikan. Sekolah-sekolah bisa menghidupkan Kembali program Hulonthalo's Day untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi pembiasaan berbahasa Gorontalo sejak dini.

Selanjutnya, perlu dipastikan bahwa semua upaya dan strategi ini menjadi public concerns. Masyarakat harus menyadari pentingnya keterlibatan mereka sejak awal, mulai dari level rumah tangga. Membiasakan praktek berbagai elemen kebudayaan local menjadi tonggak awal lahirnya kesadaran kolektif dan rasa memiliki terhadap produk budaya local, termasuk adat istiadat didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun